Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Saturday, 22 December 2018

Gangguan Berbahasa




A.    Gangguan Berbahasa
a.       Pengertian Gangguan Berbahasa
Berbahasa berarti berkomunikasi dengan menggunakan suatu bahasa. Bagaimana kemampuan berbahasa dikuasai manusia, berkaitan erat dan sejalan dengan perkembangan manusia yang baru lahir itu. Dalam perkembangan, kata-kata akan menjadi perkataan yang merupakan abstraksi atau kata-kata yang mengandung makna.
Proses gangguan berbicara dan mengerti bahasa adalah proses serebral, yang berarti proses ekspresi verbal dan komprehensi auditorik itu dilaksanakan oleh sel-sel saraf di otak yang disebut neuron. Proses neuron di otak ini sangat rumit sekali untuk bisa dipahami.
Gangguan berbahasa ini secara garis besar dapat di bagi dua. Pertama, akibat gangguan faktor medis seperti kelainan fungsi otak maupun akibat kelainan alat-alat bicara. Yang kedua akibat faktor lingkungan sosial seperti lingkungan kehidupan yang tidak alamiah manusia, semisal tersisih atau terisolasi dari lingkungan kehidipan masyarakat manusia yang sewajarnya.
b.      Macam-macam Gangguan Berbahasa
1.      Afasia Motorik
Afasia motorik terdiri dari tiga macam, yaitu:
·         Afasia Motorik Kortikal yaitu hilangnya kemampuan untuk mengutarakan isi pikiran dengan menggunakan perkataan. Gangguan ini biasanya disebabkan oleh tumor otak atau gangguan pada otak seperti benturan dll.
·         Afasia Motorik Subkortikal yakni gangguan afasia yang penderitanya  tidak dapat mengeluarkan isi pikirannya dengan menggunakan perkataan; tetapi masih bisa mengeluarkan perkataan dengan cara membeo atau menirukan.
·         Afasia Motorik Transkortikal yaitu gangguan berbicara yang masih memungkinkan pelakunya untuk bisa berbicara tetapi tidak dimengerti orang lain. Afasia motorik transkortikal terjadi karena terganggunya hubungan antara daerah Broca dan Wernicke.
2.      Afasia Sensorik
Penyebab terjadinya afasia sensorik adalah akibat adanya kerusakan pada lesikortikal di daerah Wernicke pada hemisferium yang dominan. Daerah itu terletak di kawasan asosiatif anatara daerah visual, daerah sensonik, daerah motorik, dan daerah pendengaran. penderita afasia sensorik ini kehilangan pengertian bahasa lisan dan bahasa tulis. Namun, dia masih memiliki curah verbal meskipun hal itu tidak dipahami oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain.

B.     Gangguan Bicara
a.       Pengertian Gangguan Bicara
Gangguan berbicara adalah kelainan atau hambatan yang dialami seseorang dalam proses berbicara dan berkomunikasi yang disebabkan oleh beberapa faktor tertentu. Gangguan berbicara ini dapat dikelompokkan kedalam dua kategori. Pertama, gangguan mekanisme berbicara dan yang kedua, gangguan berbicara psikogenik.
b.      Macam-macam Gangguan Bicara
1.      Gangguan Kefasihan
Penderita yang mengalami gangguan kefasihan berbicara (fluency disorder) biasanya mengalami kegagapan, pengulangan kata-kata, latah, atau memperpanjang bunyi, silaba, atau kata tertentu.
Gagap biasanya diderita oleh anak-anak dan biasanya hilang seiring pertambahan usianya. Namun demikian, tidak sedikit orang dewasa yang menderita gagap. Orang yang gagap sebenarnya tahu bahwa tuturan yang dihasilkannya tidak benar, namun mereka tidak mampu mengendalikannya ujarannya. Selain gagap, gangguan kefasihan juga dapat berupa gangguan psikogenik seperti berbicara manja, berbicara kemayu, dan latah.
2.      Gangguan Artikulasi
Orang yang mengalami gangguan artikulasi biasanya bermasalah dalam melafalkan bunyi atau melafalkan bunyi dengan keliru. Ganguan artikulasi dapat diakibatkan oleh kangker mulut dan tenggorokan, kecelakaan, bawaan lahir (seperti celah bibir), atau faktor lain yang mengakibatkan rusaknya organ bicara.
Gangguan artikulasi pada anak-anak masih dianggap normal, namun seiring perkembangannya, jika gangguan artikulasi masih terjadi, maka hal tersebut sudah dapat dianggap sebagai sebuah kelainan atau penyakit.
3.      Gangguan Suara
Ganguan suara meliputi gangguan nada, gangguan kualitas bunyi, dan gangguan kenyaringan. Gangguan suara biasanya dapat berupa kemonotanan nada, parau, serak, bunyi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, atau kualitas bunyi nasal seseorang. Gangguan suara dapat diakibatkan oleh, kecelakaan, kerusakan atau penyakit pada tenggorokan. Kerusakan atau penyakit pada tenggorokan dapat menyebabkan pita suara tidak bekerja dengan baik sehingga menyebabkan gangguan suara.
c.       Faktor Penyebab Gangguan Bicara
Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1.      Keturunan
Gangguan berbicara pada bayi bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Gangguan ini bisa dikarenakan, retardasai mental, ketulian, gangguan saraf, cacat pada alat bicara seperti pada lidah, gigi, bibir, langit-langit dan anak lidah.
2.      Gangguan bicara yang didapat
Gangguan yang didapat adalah gangguan bicara yang diakibatkan penyakit. Bisa juga karena infeksi pada otak pasca trauma kepala, kanker otak, gangguan aliran darah ke otak, serta kelumpuhan saraf yang menggerakkan otot bicara, seperti polio dan tumor otak.
3.      Faktor kejiwaan; seperti autisme
Untuk anak autisme, perlu latihan. Pada tahap awal, stimulasi dengan kontak dengan matanya. Karena pada anak autisme tidak mau melakukan kontak mata dengan lawan bicara.
4.      Lingkungan
Faktor lain yang bisa mempengaruhi kemampuan berbicara anak adalah orang tua atau lingkungan pada umumnya. Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua tanpa disadari memiliki peran yang penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa.
Anak yang tidak pernah diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri sejak dini (lebih banyak menjadi pendengar pasif) karena orang tua terlalu memaksakan dan “memasukkan” segala instruksi, juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara, menggunakan kalimat dan berbahasa.
5.      Keterbatasan kemampuan kognitif
Yaitu kemampuan merepresentasikan objek yang dilihat dalam bentuk image. Bila kemampuan kognitif terganggu, maka image tersebut tidak akan terbentuk. Kondisi ini biasanya bisa dideteksi sendiri oleh orang tua dengan melihat kemampuan motorik anak. Misalnya, anak yang mengalami gangguan bicara biasanya juga kurang mampu melakukan aktivitas lain yang sederhana sekalipun seperti memakai sepatu atau mengancingkan baju.
d.      Penanganan Gangguan Bicara
Setelah melakukan pemeriksaan dan identifikasi pasien gangguan bicara, barulah dokter dapat memberikan penanganan terhadap penderita gangguan bicara dengan cara terapi. Terdapat beberapa terapi penanganan gangguan bicara antara lain:
1.      Terapi bicara
2.      Terapi oral motorik
3.      Terapi berbasis komputer
4.      Terapi intonasi melodi
e.       Dampak Negatif Gangguan Bicara dan Berbahasa
Gangguan berbicara dan berbahasa dapat mempengaruhi anak dalam berkomunikasi dengan orang lain, dalam proses memahami atau menganalisa informasi. Ketrampilan berkomunikasi merupakan ketrampilan sangat penting yang dibutuhkan dalam perkembangan anak, khususnya mempengaruhi perkembangan belajar dan perkembangan kognisinya. Membaca, menulis, bahasa tubuh, mendengarkan dan berbicara, semuanya merupakan bentuk berbahasa, sebuah simbol / kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan pendapat dan pikiran.

C.    Gangguan Berpikir
a.       Pengertian Gangguan Berpikir
Merupakan pembicaraan yang tidak logis di mana kata- kata yang diucapkan tidak dapat dimengerti. Pikiran sangat cepat sehingga kata- kata yang diucapkan tidak mempunyai hubungan atau tanpa tata bahasa yang menyebabkan disorganisasi. Komunikasi terbatas, paling banyak di ucapkan sesekali sehingga memungkinkan melanjutkan komunikasi dan respon dalam komunikasi tidak bisa dipahami karena ketidak sesuaian antara kata dalam kalimat yang diucapkan dalam arus komunikasi.
b.      Macam-macam Gangguan Berpikir
1.      Pikun : penurunan fungsi memori atau daya ingat dan daya pikir lainnya yang semakin buruk dari waktu ke waktu
2.      Sisofrenik : gangguan berbahasa akibat gangguan berfikir yang mengakibatkan penderitanya terus menerus berbicara
3.      Asosiasi longgar : gangguan arus pikir dengan ide-ide yang berpindah dari satu subyek ke subyek lain yang tidak berhubungan sama sekali, dalam bentuk yang lebih parah disebut inkoherensia
4.      Ekolali : Dorongan kuat yg tidak terkendalikan dari penderita gangguan jiwa untuk meniru ucapan atau perbuatan yang dilakukan orang lain
5.      Konkritisasi : kemampuan berpikir abstrak yang sangat buruk
c.       Faktor Penyebab Gangguan Berpikir
1.      Faktor genetika : seseorang  yang  memiliki  anggota  keluarga  yang  mengalami  Gangguan syaraf memiliki kecenderungan lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak memiliki faktor herediter
2.      Traumatik : individu yang trauma berkepanjangan dan tidak segera ditangani
3.      Cacat Kongenital : cacat prenatal,cedera,dan lain sebagainya
4.      Neurobiological : kerusakan pada jaringan syaraf
5.      Neurobehavioral : kerusakan pada bagian-bagian otak  tertentu