A. Gangguan Berbahasa
a.
Pengertian
Gangguan Berbahasa
Berbahasa
berarti berkomunikasi dengan menggunakan suatu bahasa. Bagaimana kemampuan
berbahasa dikuasai manusia, berkaitan erat dan sejalan dengan perkembangan
manusia yang baru lahir itu. Dalam perkembangan, kata-kata akan menjadi
perkataan yang merupakan abstraksi atau kata-kata yang mengandung makna.
Proses
gangguan berbicara dan mengerti bahasa adalah proses serebral, yang berarti
proses ekspresi verbal dan komprehensi auditorik itu dilaksanakan oleh sel-sel
saraf di otak yang disebut neuron. Proses neuron di otak ini sangat rumit
sekali untuk bisa dipahami.
Gangguan
berbahasa ini secara garis besar dapat di bagi dua. Pertama, akibat gangguan
faktor medis seperti kelainan fungsi otak maupun akibat kelainan alat-alat
bicara. Yang kedua akibat faktor lingkungan sosial seperti lingkungan kehidupan
yang tidak alamiah manusia, semisal tersisih atau terisolasi dari lingkungan
kehidipan masyarakat manusia yang sewajarnya.
b.
Macam-macam
Gangguan Berbahasa
1.
Afasia
Motorik
Afasia
motorik terdiri dari tiga macam, yaitu:
·
Afasia
Motorik Kortikal yaitu hilangnya kemampuan untuk mengutarakan isi pikiran
dengan menggunakan perkataan. Gangguan ini biasanya disebabkan oleh tumor otak
atau gangguan pada otak seperti benturan dll.
·
Afasia Motorik
Subkortikal yakni gangguan afasia yang penderitanya tidak dapat mengeluarkan isi pikirannya
dengan menggunakan perkataan; tetapi masih bisa mengeluarkan perkataan dengan
cara membeo atau menirukan.
·
Afasia
Motorik Transkortikal yaitu gangguan berbicara yang masih memungkinkan
pelakunya untuk bisa berbicara tetapi tidak dimengerti orang lain. Afasia
motorik transkortikal terjadi karena terganggunya hubungan antara daerah Broca
dan Wernicke.
2.
Afasia
Sensorik
Penyebab
terjadinya afasia sensorik adalah akibat adanya kerusakan pada lesikortikal di
daerah Wernicke pada hemisferium yang dominan. Daerah itu terletak di kawasan
asosiatif anatara daerah visual, daerah sensonik, daerah motorik, dan daerah
pendengaran. penderita afasia sensorik ini kehilangan pengertian bahasa lisan
dan bahasa tulis. Namun, dia masih memiliki curah verbal meskipun hal itu tidak
dipahami oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain.
B.
Gangguan
Bicara
a.
Pengertian
Gangguan Bicara
Gangguan
berbicara adalah kelainan atau hambatan yang dialami seseorang dalam proses
berbicara dan berkomunikasi yang disebabkan oleh beberapa faktor tertentu.
Gangguan berbicara ini dapat dikelompokkan kedalam dua kategori. Pertama,
gangguan mekanisme berbicara dan yang kedua, gangguan berbicara psikogenik.
b.
Macam-macam
Gangguan Bicara
1.
Gangguan
Kefasihan
Penderita
yang mengalami gangguan kefasihan berbicara (fluency disorder) biasanya mengalami kegagapan, pengulangan
kata-kata, latah, atau memperpanjang bunyi, silaba, atau kata tertentu.
Gagap
biasanya diderita oleh anak-anak dan biasanya hilang seiring pertambahan
usianya. Namun demikian, tidak sedikit orang dewasa yang menderita gagap. Orang
yang gagap sebenarnya tahu bahwa tuturan yang dihasilkannya tidak benar, namun
mereka tidak mampu mengendalikannya ujarannya. Selain gagap, gangguan kefasihan
juga dapat berupa gangguan psikogenik seperti berbicara manja, berbicara
kemayu, dan latah.
2.
Gangguan
Artikulasi
Orang yang
mengalami gangguan artikulasi biasanya bermasalah dalam melafalkan bunyi atau
melafalkan bunyi dengan keliru. Ganguan artikulasi dapat diakibatkan oleh
kangker mulut dan tenggorokan, kecelakaan, bawaan lahir (seperti celah bibir),
atau faktor lain yang mengakibatkan rusaknya organ bicara.
Gangguan
artikulasi pada anak-anak masih dianggap normal, namun seiring perkembangannya,
jika gangguan artikulasi masih terjadi, maka hal tersebut sudah dapat dianggap
sebagai sebuah kelainan atau penyakit.
3.
Gangguan
Suara
Ganguan
suara meliputi gangguan nada, gangguan kualitas bunyi, dan gangguan
kenyaringan. Gangguan suara biasanya dapat berupa kemonotanan nada, parau,
serak, bunyi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, atau kualitas bunyi nasal
seseorang. Gangguan suara dapat diakibatkan oleh, kecelakaan, kerusakan atau
penyakit pada tenggorokan. Kerusakan atau penyakit pada tenggorokan dapat
menyebabkan pita suara tidak bekerja dengan baik sehingga menyebabkan gangguan
suara.
c.
Faktor
Penyebab Gangguan Bicara
Gangguan
bicara pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1.
Keturunan
Gangguan
berbicara pada bayi bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Gangguan ini bisa
dikarenakan, retardasai mental, ketulian, gangguan saraf, cacat pada alat
bicara seperti pada lidah, gigi, bibir, langit-langit dan anak lidah.
2.
Gangguan
bicara yang didapat
Gangguan
yang didapat adalah gangguan bicara yang diakibatkan penyakit. Bisa juga karena
infeksi pada otak pasca trauma kepala, kanker otak, gangguan aliran darah ke
otak, serta kelumpuhan saraf yang menggerakkan otot bicara, seperti polio dan
tumor otak.
3.
Faktor
kejiwaan; seperti autisme
Untuk anak
autisme, perlu latihan. Pada tahap awal, stimulasi dengan kontak dengan
matanya. Karena pada anak autisme tidak mau melakukan kontak mata dengan lawan
bicara.
4.
Lingkungan
Faktor lain
yang bisa mempengaruhi kemampuan berbicara anak adalah orang tua atau
lingkungan pada umumnya. Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua
tanpa disadari memiliki peran yang penting dalam membuat anak mempunyai
kemampuan berbicara dan berbahasa.
Anak yang
tidak pernah diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri sejak dini (lebih
banyak menjadi pendengar pasif) karena orang tua terlalu memaksakan dan
“memasukkan” segala instruksi, juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan
bicara, menggunakan kalimat dan berbahasa.
5.
Keterbatasan
kemampuan kognitif
Yaitu
kemampuan merepresentasikan objek yang dilihat dalam bentuk image. Bila kemampuan kognitif
terganggu, maka image tersebut tidak akan terbentuk. Kondisi ini biasanya bisa
dideteksi sendiri oleh orang tua dengan melihat kemampuan motorik anak.
Misalnya, anak yang mengalami gangguan bicara biasanya juga kurang mampu
melakukan aktivitas lain yang sederhana sekalipun seperti memakai sepatu atau
mengancingkan baju.
d.
Penanganan
Gangguan Bicara
Setelah
melakukan pemeriksaan dan identifikasi pasien gangguan bicara, barulah dokter
dapat memberikan penanganan terhadap penderita gangguan bicara dengan cara
terapi. Terdapat beberapa terapi penanganan gangguan bicara antara lain:
1.
Terapi
bicara
2.
Terapi oral
motorik
3.
Terapi
berbasis komputer
4.
Terapi
intonasi melodi
e.
Dampak
Negatif Gangguan Bicara dan Berbahasa
Gangguan
berbicara dan berbahasa dapat mempengaruhi anak dalam berkomunikasi dengan
orang lain, dalam proses memahami atau menganalisa informasi. Ketrampilan
berkomunikasi merupakan ketrampilan sangat penting yang dibutuhkan dalam
perkembangan anak, khususnya mempengaruhi perkembangan belajar dan perkembangan
kognisinya. Membaca, menulis, bahasa tubuh, mendengarkan dan berbicara,
semuanya merupakan bentuk berbahasa, sebuah simbol / kode yang digunakan untuk
mengkomunikasikan pendapat dan pikiran.
C.
Gangguan
Berpikir
a.
Pengertian
Gangguan Berpikir
Merupakan
pembicaraan yang tidak logis di mana kata- kata yang diucapkan tidak dapat
dimengerti. Pikiran sangat cepat sehingga kata- kata yang diucapkan tidak
mempunyai hubungan atau tanpa tata bahasa yang menyebabkan disorganisasi.
Komunikasi terbatas, paling banyak di ucapkan sesekali sehingga memungkinkan
melanjutkan komunikasi dan respon dalam komunikasi tidak bisa dipahami karena
ketidak sesuaian antara kata dalam kalimat yang diucapkan dalam arus
komunikasi.
b.
Macam-macam
Gangguan Berpikir
1.
Pikun :
penurunan fungsi memori atau daya ingat dan daya pikir lainnya yang semakin
buruk dari waktu ke waktu
2.
Sisofrenik :
gangguan berbahasa akibat gangguan berfikir yang mengakibatkan penderitanya
terus menerus berbicara
3.
Asosiasi
longgar : gangguan arus pikir dengan ide-ide yang berpindah dari satu subyek ke
subyek lain yang tidak berhubungan sama sekali, dalam bentuk yang lebih parah
disebut inkoherensia
4.
Ekolali :
Dorongan kuat yg tidak terkendalikan dari penderita gangguan jiwa untuk meniru
ucapan atau perbuatan yang dilakukan orang lain
5.
Konkritisasi
: kemampuan berpikir abstrak yang sangat buruk
c.
Faktor
Penyebab Gangguan Berpikir
1.
Faktor
genetika : seseorang yang memiliki
anggota keluarga yang
mengalami Gangguan syaraf
memiliki kecenderungan lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak memiliki
faktor herediter
2.
Traumatik :
individu yang trauma berkepanjangan dan tidak segera ditangani
3.
Cacat
Kongenital : cacat prenatal,cedera,dan lain sebagainya
4.
Neurobiological
: kerusakan pada jaringan syaraf
5.
Neurobehavioral
: kerusakan pada bagian-bagian otak
tertentu