SILSILAH SEJARAH BERDIRINYA MUSEUM
TALAGA MANGGUNG
KARYA
TULIS
Diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat
Tugas
penelitian mata pelajaran sejarah peminatan Tahun 2016/2017
Disusun oleh:
Dewi
Kelas:
XI Sosial 1
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN MAJALENGKA
SMANEGERI 1
RAJAGALUH
Jl.
Mutiara No. 60 Rajagaluh-Majalengka 45472 Telp. (0233) 510219
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Terbentuknya
Indonesia tidak dapat dilepas pisahkan dari sejarah masa lampau. Berdirinya
museum sejak tahun 1991, dengan terbentuknya Museum Talaga Manggung pemerintah
Kabupaten Majalengka kali ini telah mengutamakan potensi pariwisata daerah yang
mungkin dapat menambah devisa untuk masyarakatnya. Untuk itu kita sebagai
rakyat bangsa Indonesia haruslah menjaga setiap peninggalan sejarah yang ada.
Karena menurut pendapat masyarakat barang-barang peninggalan sejarah yang ada
di dalam museum tersebut sudah ada yang hilang.
Pendiri
utama Museum Talaga Manggung adalah Raden Darma Suci dalam bentuk tahta
kerajaan. Dalam proses pembangunan museum tersebut bertujuan untuk mengumpulkan
peninggalan sejarah agar tetap terjaga. Rentetan opini dari berbagai kalangan
masyarakatlah yang menyebarkan kerajaan Talaga di Kabupaten Majalengka.
Keramaian
yang diciptakan disekitar peninggalan sejarah, menjadi salah satu penguat
gotong royong kebersamaan mereka. Misalnya diadakan upacara pencucian senjata
pusaka yang diadakan pada bulan sapar hingga red cout nyucruk galur mapay
laratan sajarah talaga manggung diselenggarakan hari sabtu pada tanggal 21
Mei 2016. Sebab itulah menjadi penarik minat pengunjung dari berbagai daerah.
Selain itu pula, museum menjadi sarana pendidikan untuk mengenang apa itu arti
sejarah. Pembangunan museumpun sangatlah diperlukan baik secara terus-menerus,
terarah dan terpadu, maupun bertahap dan berencana.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam karya tulis ini penulis
akan menguraikan beberapa masalahnya yaitu:
a.
Bagaimanakah sejarah singkat dari Kerajaan
Talaga Manggung?
b.
Apa kaitan dari Talaga Manggung, Walangsuji
dengan Situs Situ Sangiyang?
c.
Bagaimana keadaan Meseum Talaga Manggung dari
waktu ke waktu?
1.3 Pembatasan
Masalah
Dalam membahas silsilah awal
berdirinya Museum Talaga Manggung tentunya pembahasan ruang lingkup sangatlah
luas, oleh karena itu penulis membatasinya sesuai kemampuan penulis miliki.
Penulis hanya akan menguraikan masalah dari beberapa aspek diantaranya sejarah
berdirinya museum dan tujuan pembentukannya.
1.4 Tujuan
Penelitian
Berikut adalah tujuan dari
penelitian:
a. Untuk memenuhi tugas
yang telah di berikan oleh sekolah terkait pengganti karya wisata kelas XI ke
Bali.
b. Memberi informasi
khususnya penulis serta pembaca agar memberi pengetahuan dan wawasan
c. Agar lebih disiplin
dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
d. Mengetahui destinasi
wisata yang ada di Majalengka
e. Mengetahui lebih
luas silsilah sejarah Museum Talaga Manggung
1.5 Metode Penelitian
Untuk mewujudkan karya tulis
yang baik dalam penyusunan data yang diperlukan penulis menggunakan berbagai
metode yang dilakukan antara lain:
1.5.1
Metode Observasi/pengamatan
Yaitu
metode mengadakan penelitian secara langsung mengamati objek.
1.5.2
Metode Kepustakaan/literatur
Yaitu
mengumpulkan data dengan cara mengambil data dan informasi dari buku yang
bersangkutan
1.5.3
Metode Wawancara
Yaitu
mengadakan tanya jawab dengan orang yang bersangkutan/orang yang mengetahui
penyusunan objek.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1
Fakta Sejarah
Karena teori ini berdasarkan fakta sejarah
kebudayaan bangsa Indonesia. Fakta kebudayaan tersebut tidak hanya terdapat di
pulau jawa. Melainkan dari ujung barat sampai timur nusantara atau lebih
dikenal dengan sebutan dari Sabang sampai Merauke. Kebudayaan – kebudayaan
tersebut sangat memperkaya bangsa Indonesia menjadi negara yang beraneka ragam
budaya. Yang kemudian akhirnya membuat kaum Misionaris Eropa menjelajah dunia
dan akhirnya menginjakan kaki di bumi Indonesia. Guna mengetahui ilmu
pengetahuan zaman sekarang.
2.2
Landasan Ilmu Pengetahuan
Dalam landasan teori ini tidak hanya bergantung
pada fakta sejarah kebudayaan Indonesia. Namun, tunjangan ilmu pengetahuan
sangat membantu dalam penelitian perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Ilmu
pengetahuan itu antara lain:
1)
Ilmu sejarah, yaitu ilmu yang mempelajari
sejarah peradaban bangsa Indonesia.
2)
Antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari
manusia dan kebudayaannya.
3)
Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari
keanekaragaman dan fariasi manusia yang ada pada masa sekarang.
4)
Arkeologi, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah
perkembangan kebudayaan atau segala hasil cipta manusia.
5)
Antropologi Sosial, yaitu ilmu yang mempelajari
pola kehidupan manusia sebagai makhluk sosial secara keseluruhan termasuk
didalamnya system kekerabatan, mata pencaharian dan kepercayaan.
6)
Antropologi Budaya, yaitu ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang berkaitan dengan hasil cipta manusia.
BAB III
TINJAUAN
UMUM MUSEUM TALAGA MANGGUNG
3.1
Sejarah Singkat Berdirinya Museum Talaga Manggung
Pada Tahun 1300 M berdiri
istana Surawisesa yang dipegang oleh Raja Adjiguna Linggawisesa Tahun 1333-1340 m. Prabu Ajiguna Linggawisesa berkuasa di
Kerajaan Galuh. Sang Prabu mempunyai 3 orang anak, yaitu:
- Prabu Ragamulya luhur Prabawa (putra mahkota)
- Dewi Kiranasari (menikah dengan Arya Kulon dari
Kerajaan Sunda)
- Raden Suryadewata berputra Raden Sudhayasa
Prabu Ragamulya Luhur Prabawa
mempunyai anak bernama Liga Buana kemudian mempunyai anak bernama Diyah
Pitaloka wanita yang paling cantik dan digadrungi oleh Hayam Wuruk.
Anak Surawisesa yang kedua
Dewi Kirana Sari menikah dengan Arya Kulon yang mempunyai arti laki-laki dari kulon Kerajaan Padjadjaran.
Putra yang ketiga Surya
Dewata seharusnya menjadi raja, karena si bungsu berbeda pemikiran dengan
saudara-saudaranya. Apalagi Surya Dewata memiliki anak semata wayang bernama
Sudayasa meninggalkan kraton tersebut dan kemudian beliau berangkat ke Gunung
Bitu dan diberi pengajaran hindu dari resi-resi yang ada disana. Akan tetapi
Sudhayasa mendapatkan ilham tersendiri yaitu Sundabudha, campran dari ajaran
sunda dengan budha. Hal tersebut Sudayasa diberi gelar Batara Gunung Bitung,
setelah mendapat pelajaran beliau akhirnya turun gunung mencari sumber air. Dan
pada akhirnya beliau menemukan pusat padepokan dikeliling air situ/danau. Itulah sebabnya nama
padepokan itu bernama Talaga. Situ dalam bahasa Sansakerta adalah Talaga. Konon
katanya, tempat yang paling banyak sumber air berada di Sangiyang dan tinggal
disana sedari menyebarkan agama.
Bermula dari sebuah sumber
air berubah menjadi kerajaan oleh Batara Gunung Bitung yang nantinya diganti
nama oleh Raden Darma Suci. Beliau mendirikan kerajaan Talaga dan Raden Darma
Suci bergelar Talaga Manggung. Kemudian mempunyai anak dua. Yang bertama
Purbayana Kancana Dewa tapi lebih dikenal sebagai Raden Panglurah dan adiknya
bernama Simbar Kancana. Anak yang kedua ini dipikat oleh Palembang Gunung dan
diangkat menjadi patih. Setelah menjadi patih, Palembang Gunung ingin menjadi
raja. Akan tetapi, apabila ingin mejadi raja ia harus menyingkirkan saudaranya.
Singkat cerita, Palembang
Gunung merayu pengawal kerajaan bernama Centang Barang dengan iming-iming naik
pangkat menjadi senopati. Dan akhirnya Centang Barang bersedia, padahal Centang
Baranglah yang paling tahu tentang kelemahan Raja Talaga Manggung menggunakan
keris kerajaan.
Menurut cerita, raja Talaga
Manggung hilang jasad bersama kerajaannya maka disebut Sanghiyang yang artinya
menghilang. Akan tetapi, menurut sejarah sedikit menyimpang setelah raja
dibunuh, keratopun dibumi hanguskan atau dibakar dan abunya dilempar ke Talaga.
Setelah Situ Sangiyang
dihancurkan maka pusat kerajaan dipindahkan ke Walangsuji, bila sekarang
dinamai Desa Kagok yang merupakan sebuah bukit, kemudian bukit tersebut
dikelilingi oleh parit yang menjadi sungai bernama Cipageur sebagai tujuan
benteng pertahanan.
Disana Palembang Gunungpun
menjadi raja, akan tetapi selama pemerintahannya ia tidak melaksanakan sesuai
dengan etika yang ada. Akhirnya Palembang Gunung dibunuh oleh Simbar Kacana
menggunakan tusuk konde dan Centang Barang yang membunuh ayahnya menjadi gila,
setelah itu Simbar Kancana menjadi ratu. Dilain pihak saudaran kandungnya Raden
Panglurah keluar dari pengajaran di Gunung Bitung bertemulah dengan Simbar
Kancana yang berniat menyerahkan tahta kerajaan.
Tetapi Raden Panglurah
menolak. “Silahkan saja, kerajaan ini kau yang pegang.” Tuturnya kepada Simbar
Kancana. Sebab saudaranya itu hanya ingin menjadi resi/kiyai dan etah kemana ia
mengembara.
Simbar Kancana menikah dengan
Raden Kusumalaya dan mempunyai anak bernama Sunan Parung yang menjadi keturunan
Prabu Siliwangi dan hadirlah Sunan Gunung Jati, sejak itulah tahun 1930 Masehi Talaga
menganut agama islam.
Setelah pemerintahan Raden
Rangga Mantri diturunkan kepada Pangeran Apun Surawijaya, berkat beliaulah
pusat kerajaan dipindahkan dari Walangsuji ke Talaga.
3.2 Fakta
Museum Talaga Manggung
Makna dari Talaga Manggung
berasal dari Talaga yang artinya air sedangkan Manggung artinya berkuasa atau
gelar. Maka Talaga Manggung adalah orang yang berkuasa di Talaga.
Bumi ageung berasal dari
bahasa Sunda yang artinya rumah besar ini pada zaman dahulu disebut kaputren
yaitu tempat putri yang menjadi idaman prajurit, bila dibndingkan zaman
sekarang bumi ageung bisa digunakan sebagai hotel persinggahan orang luar
daerah.
Kini
barang-barang yang dimiliki museum semakin sedikit disebabkan karena termakan
usia. Menurut Yuyun menjaga museum “Sebelumnya peninggalan dari kerajaan
Talagamanggung yang tersisa masih banyak namun dikarenakan yang sebagian besar
terbuat dari bahan dasar kayu rusak karena termakan usia, sedangkan peninggalan
lainya hilang entah kemana disebabkan sering berpindah tangannya kepengurusan
karena belum ada wadah seperti saat ini, dengan didirikanya museum dan
berdasarkan dari cerita sesepuhnya secara turun-temurun arca Talagamanggung dan
sebagianya lagi hilang diambil saat pemerintahan Belanda dulu “ paparnya.
Pengunjung
yang datang ke museum Talaga Manggung dalam sebulannya bisa mencapai 200 orang
dengan kebanyakan pelajar dan mahasiswa yang sedang penelitian. Hingga kini
pihaknya belum mengenakan tarif kepada para penunjung hal itu diakuinya
disebabkan melihat keadaan museum yang belum memenuhi kelayakan standar museum
semestinya.
Dengan
banyaknya kekurangan yang dimiliki Museum Talaga Manggung hingga saat ini
berdampak kepada kurangnya daya tarik sehingga untuk mensiasati pengenalan
sejarah Talaga Manggung kepada masyarakat khususnya Majalengka.
3.3
Letak Geografis dan Geologis (Lokasi Museum)
Pada zaman dahulu menggunakan
sistem pacapat yang artinya maca opat, ditengah alun-alun sebelah kulon masjid,
sebelah kidul pendopo yang sekarang menjadi pasar dan jadilah menjadi
Majalengka.
Museum Talaga
Manggung tepatnya berada di Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga. Dimana jarak
yang harus ditempuh untuk menuju ke museum ini yaitu kurang lebih 26 km dari
pusat kota Majalengka. Akses menuju lokasi tersebut sudah baik, dimana tidak
hanya bisa di tempuh oleh kendaraan pribadi melainkan dapat di tempuh oleh
angkutan umum seperti Majalengka–Cikijing, Cikijing – Bandung baik jenis
mikrolet maupun bus, dan sebagainya.
3.4
Kebudayaan Daerah
Berbicara
tentang kebudayaan Indonesia pastinya tidak ada habisnya. Mengapa bisa dibilang
begitu? Mengingat Indonesia kaya akan keragaman budayanya menjadikan setiap
daerah berbeda-beda. Bila dilihat dari segi aspek geografis Indonesia diapit
oleh dua benua dan samudra, sehingga menjadi jalur persinggahan para orang
asing.
Salah satunya pada bulan
safaar, adanya ritual mencuci barang-barang pusaka. Dalam ritual tersebut ada
yang namanya seba di daerah Nunuk,
Maja dan Cigaleuh. Seba adalah
menyerahkan hasil tani kepada masyarakat. Kemudian hasil tani tersebut
dikumpulkan di pusat kerajaan Talaga sebagai tanda bakti dan diserahkan kepada
Sunan Gunung Jati. Karena masyarakat mengklaim mereka adalah murid dari Sunan
Gunung Jati. Kedua ritual tersebut bertujuan untuk menghormati para kekuasaan
yang singgah di tempat itu.
Museum adalah tempat
berkumpulnya barang-barang peninggalan sejarah, sedangkan situs adalah bekas
peninggalan sejarah. Disetiap museum biasanya tidak ada larangan apapun,
sebaliknya bila situs ada sebuah larangan baik secara tulisan maupun lisan.
Misalnya Situs Sanghiyang, para pengunjung dilarang meludah, memancing ikan di
kolam dan sebagainya.
3.5
Kaitan antara Museum Talaga Manggung, Walangsuji dengan Situ Sangiyang
Pada
awanya Raden Darma Suji tinggal di Sangiyang, setelah beliau dibunuh oleh mantunya, hancurlah kerajaan. Maka dari itu, naiklah tahta kepada anaknya yang bernama
Simbar Kancana. Kemudian oleh ratu baru pusat kerajaan dipindahkan ke
Walangsuji, Kagok. Setelah itu, kerajaan dipindahkan kembali oleh Pangeran Apun
Surawijaya dari Walangsuji ke Talga. Terkait itu, Sangiyang merupakan pusat
kerajaan yang pertama sedangkan Talaga Manggung menjadi pindahan barang-barang
peninggalan sejarah setelah kerajaan berpindah.
3.6
Terungkapnya Rumor Museum
Ketika
pengunjung sedang mendengarkan instruktur penjelasan sejarah dari petugas, ada
suara aneh dari sebelah kebun berupa barang yang jatuh. Menurut orang-orang
yang percaya bahwa leluhur Talaga Manggung sedang membicarakan. Tapi itu salah.
Sebab dari cerita lain tujuh orang petugas sedang jaga pukul dua belas malam
terdengar suara anak kecil yang menangis, mereka yang sedang berjagapun
ketakutan. Akan tetapi dengan keberanian salah satu petugas tersebut mencari
sumber suara itu dan ditemukanlah sepasang hewan Careuh laki-laki dengan
perempuan akan kawin. Maka dari itulah, janganlah berpikir positif terlebih
dahulu. Dan perkiraan suara aneh itu ada buah yang jatuh karena angin.
3.7 Mitos di Museum
Talaga Manggung
Laskar Talaga Manggung
merupakan sekumpulan orang yang terus meneruskan budaya leluhur, terbuktinya
menggunakan pakaian hitam dan blankon. Masyarakat mempercayai bahwa mereka
dapat meracik pellet kepercayaan zaman dahulu.
Kemudian, ada mitos
selanjutnya dari pawang berupa menjengkalkan tangan di menhir untuk perempuan
agar jodohnya dekat apabila sama ukuran dari ujung ke ujung. Sebaliknya bila
pria bila dapat mengangkat menhir tersebut cepat menikah.
BAB
III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Museum Talaga Manggung
merupakan warisan sejarah di Majalengka, untuk itu kita harus bangga karenanya.
Makna
dari Talaga Manggung berasal dari Talaga yang artinya air sedangkan Manggung
artinya berkuasa atau gelar. Maka Talaga Manggung adalah orang yang berkuasa di
Talaga. Museum Talaga Manggung tepatnya berada di Desa Talaga Wetan, Kecamatan
Talaga. Pada Tahun 1300 M berdiri
istana Surawisesa yang dipegang oleh Raja Adjiguna Linggawisesa Tahun 1333-1340 m. Prabu Ajiguna Linggawisesa berkuasa di
Kerajaan Galuh. Simbar Kancana menikah dengan
Raden Kusumalaya dan mempunyai anak bernama Sunan Parung yang menjadi keturunan
Prabu Siliwangi dan hadirlah Sunan Gunung Jati, sejak itulah tahun 1930 Masehi
Talaga menganut agama islam. Setelah pemerintahan Raden Rangga Mantri
diturunkan kepada Pangeran Apun Surawijaya, berkat beliaulah pusat kerajaan
dipindahkan dari Walangsuji ke Talaga.
Susunan ini diharapkan dapat memudahkan bagi siswa
bagaimana cara meruntukan penelitian secara sistematis.
B.
Saran
Setelah kesimpulan yang penulis peroleh dari karya
tulis ini, maka penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Besar harapan penulis apabila karya tulis ini
memahami apa yang telah diuraikan, sehingga para pembaca merasa tahu bahwa
sejarah itu sangat berguna bagi semua lapisan masyarakat. Oleh Karena itu,
manfaatkanlah dan jagalah kelestarian sejarah dan warisan kebudayaan yang telah
nenek moyang turunkan kepada kita, supaya tidak terjadi kepunahan.
Penelitian ini masih dirasa banyak kekurangan karena
tak ada gading yang tak retak untuk
itu saya mohon maaf. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Rajagaluh, Mei 2016
|
|||
Penulis,
DEWI
NIS. 141510063
|
Wali
Kelas XI Sosial 1
SMA
Negeri 1 Rajalaguh,
Dra. MAMAH
HALIMAH
NIP.
19580131 198603 2 004
|
||
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Rosmayanti, Afrian, dkk. 2006. Sejarah
singkat pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Rajagaluh: Penulis.
2.
Saepuloh, Aep, dkk. 2006. Mengenal
keberadaan kraton ngayogyakarta. Rajagaluh: Penulis.
3.
Supriyadi, Andri, dkk. 2003. Study
sejarah tentang keratin Yogyakarta Hadiningrat di wilayag yogyakarya.
Rajagaluh: Penulis.
No comments:
Post a Comment