Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Sunday, 23 April 2017









SILSILAH SEJARAH BERDIRINYA MUSEUM TALAGA MANGGUNG

KARYA TULIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Tugas penelitian mata pelajaran sejarah peminatan Tahun 2016/2017









Disusun oleh:
Dewi
                                                                 Kelas: XI Sosial 1             





DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAJALENGKA
SMANEGERI 1 RAJAGALUH
Jl. Mutiara No. 60 Rajagaluh-Majalengka 45472 Telp. (0233) 510219
                                                              2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Terbentuknya Indonesia tidak dapat dilepas pisahkan dari sejarah masa lampau. Berdirinya museum sejak tahun 1991, dengan terbentuknya Museum Talaga Manggung pemerintah Kabupaten Majalengka kali ini telah mengutamakan potensi pariwisata daerah yang mungkin dapat menambah devisa untuk masyarakatnya. Untuk itu kita sebagai rakyat bangsa Indonesia haruslah menjaga setiap peninggalan sejarah yang ada. Karena menurut pendapat masyarakat barang-barang peninggalan sejarah yang ada di dalam museum tersebut sudah ada yang hilang.

Pendiri utama Museum Talaga Manggung adalah Raden Darma Suci dalam bentuk tahta kerajaan. Dalam proses pembangunan museum tersebut bertujuan untuk mengumpulkan peninggalan sejarah agar tetap terjaga. Rentetan opini dari berbagai kalangan masyarakatlah yang menyebarkan kerajaan Talaga di Kabupaten Majalengka.

Keramaian yang diciptakan disekitar peninggalan sejarah, menjadi salah satu penguat gotong royong kebersamaan mereka. Misalnya diadakan upacara pencucian senjata pusaka yang diadakan pada bulan sapar hingga red cout nyucruk galur mapay laratan sajarah talaga manggung diselenggarakan hari sabtu pada tanggal 21 Mei 2016. Sebab itulah menjadi penarik minat pengunjung dari berbagai daerah. Selain itu pula, museum menjadi sarana pendidikan untuk mengenang apa itu arti sejarah. Pembangunan museumpun sangatlah diperlukan baik secara terus-menerus, terarah dan terpadu, maupun bertahap dan berencana.

1.2  Rumusan Masalah
Dalam karya tulis ini penulis akan menguraikan beberapa masalahnya yaitu:
a.       Bagaimanakah sejarah singkat dari Kerajaan Talaga Manggung?
b.      Apa kaitan dari Talaga Manggung, Walangsuji dengan Situs Situ Sangiyang?
c.       Bagaimana keadaan Meseum Talaga Manggung dari waktu ke waktu?

1.3  Pembatasan Masalah
Dalam membahas silsilah awal berdirinya Museum Talaga Manggung tentunya pembahasan ruang lingkup sangatlah luas, oleh karena itu penulis membatasinya sesuai kemampuan penulis miliki. Penulis hanya akan menguraikan masalah dari beberapa aspek diantaranya sejarah berdirinya museum dan tujuan pembentukannya.

1.4  Tujuan Penelitian
Berikut adalah tujuan dari penelitian:
a. Untuk memenuhi tugas yang telah di berikan oleh sekolah terkait pengganti karya wisata kelas XI ke Bali.
b. Memberi informasi khususnya penulis serta pembaca agar memberi pengetahuan dan wawasan
c. Agar lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
d. Mengetahui destinasi wisata yang ada di Majalengka
e. Mengetahui lebih luas silsilah sejarah Museum Talaga Manggung

1.5  Metode Penelitian
Untuk mewujudkan karya tulis yang baik dalam penyusunan data yang diperlukan penulis menggunakan berbagai metode yang dilakukan antara lain:
1.5.1                       Metode Observasi/pengamatan
Yaitu metode mengadakan penelitian secara langsung mengamati objek.
1.5.2                       Metode Kepustakaan/literatur
Yaitu mengumpulkan data dengan cara mengambil data dan informasi dari buku yang bersangkutan
1.5.3                       Metode Wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab dengan orang yang bersangkutan/orang yang mengetahui penyusunan objek.



BAB II
LANDASAN TEORI

            2.1 Fakta Sejarah
Karena teori ini berdasarkan fakta sejarah kebudayaan bangsa Indonesia. Fakta kebudayaan tersebut tidak hanya terdapat di pulau jawa. Melainkan dari ujung barat sampai timur nusantara atau lebih dikenal dengan sebutan dari Sabang sampai Merauke. Kebudayaan – kebudayaan tersebut sangat memperkaya bangsa Indonesia menjadi negara yang beraneka ragam budaya. Yang kemudian akhirnya membuat kaum Misionaris Eropa menjelajah dunia dan akhirnya menginjakan kaki di bumi Indonesia. Guna mengetahui ilmu pengetahuan zaman sekarang.

            2.2 Landasan Ilmu Pengetahuan
Dalam landasan teori ini tidak hanya bergantung pada fakta sejarah kebudayaan Indonesia. Namun, tunjangan ilmu pengetahuan sangat membantu dalam penelitian perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Ilmu pengetahuan itu antara lain:
1)      Ilmu sejarah, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah peradaban bangsa Indonesia.
2)      Antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaannya.
3)      Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keanekaragaman dan fariasi manusia yang ada pada masa sekarang.
4)      Arkeologi, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah perkembangan kebudayaan atau segala hasil cipta manusia.
5)      Antropologi Sosial, yaitu ilmu yang mempelajari pola kehidupan manusia sebagai makhluk sosial secara keseluruhan termasuk didalamnya system kekerabatan, mata pencaharian dan kepercayaan.
6)      Antropologi Budaya, yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan hasil cipta manusia.

BAB III
TINJAUAN UMUM MUSEUM TALAGA MANGGUNG

            3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Museum Talaga Manggung
Pada Tahun 1300 M berdiri istana Surawisesa yang dipegang oleh Raja Adjiguna Linggawisesa Tahun 1333-1340 m. Prabu Ajiguna Linggawisesa berkuasa di Kerajaan Galuh. Sang Prabu mempunyai 3 orang anak, yaitu:
  1. Prabu Ragamulya luhur Prabawa (putra mahkota)
  2. Dewi Kiranasari (menikah dengan Arya Kulon dari Kerajaan Sunda)
  3. Raden Suryadewata berputra Raden Sudhayasa
Prabu Ragamulya Luhur Prabawa mempunyai anak bernama Liga Buana kemudian mempunyai anak bernama Diyah Pitaloka wanita yang paling cantik dan digadrungi oleh Hayam Wuruk.
Anak Surawisesa yang kedua Dewi Kirana Sari menikah dengan Arya Kulon yang mempunyai arti laki-laki dari kulon Kerajaan Padjadjaran.
Putra yang ketiga Surya Dewata seharusnya menjadi raja, karena si bungsu berbeda pemikiran dengan saudara-saudaranya. Apalagi Surya Dewata memiliki anak semata wayang bernama Sudayasa meninggalkan kraton tersebut dan kemudian beliau berangkat ke Gunung Bitu dan diberi pengajaran hindu dari resi-resi yang ada disana. Akan tetapi Sudhayasa mendapatkan ilham tersendiri yaitu Sundabudha, campran dari ajaran sunda dengan budha. Hal tersebut Sudayasa diberi gelar Batara Gunung Bitung, setelah mendapat pelajaran beliau akhirnya turun gunung mencari sumber air. Dan pada akhirnya beliau menemukan pusat padepokan dikeliling air situ/danau. Itulah sebabnya nama padepokan itu bernama Talaga. Situ dalam bahasa Sansakerta adalah Talaga. Konon katanya, tempat yang paling banyak sumber air berada di Sangiyang dan tinggal disana sedari menyebarkan agama.
Bermula dari sebuah sumber air berubah menjadi kerajaan oleh Batara Gunung Bitung yang nantinya diganti nama oleh Raden Darma Suci. Beliau mendirikan kerajaan Talaga dan Raden Darma Suci bergelar Talaga Manggung. Kemudian mempunyai anak dua. Yang bertama Purbayana Kancana Dewa tapi lebih dikenal sebagai Raden Panglurah dan adiknya bernama Simbar Kancana. Anak yang kedua ini dipikat oleh Palembang Gunung dan diangkat menjadi patih. Setelah menjadi patih, Palembang Gunung ingin menjadi raja. Akan tetapi, apabila ingin mejadi raja ia harus menyingkirkan saudaranya.
Singkat cerita, Palembang Gunung merayu pengawal kerajaan bernama Centang Barang dengan iming-iming naik pangkat menjadi senopati. Dan akhirnya Centang Barang bersedia, padahal Centang Baranglah yang paling tahu tentang kelemahan Raja Talaga Manggung menggunakan keris kerajaan.
Menurut cerita, raja Talaga Manggung hilang jasad bersama kerajaannya maka disebut Sanghiyang yang artinya menghilang. Akan tetapi, menurut sejarah sedikit menyimpang setelah raja dibunuh, keratopun dibumi hanguskan atau dibakar dan abunya dilempar ke Talaga.
Setelah Situ Sangiyang dihancurkan maka pusat kerajaan dipindahkan ke Walangsuji, bila sekarang dinamai Desa Kagok yang merupakan sebuah bukit, kemudian bukit tersebut dikelilingi oleh parit yang menjadi sungai bernama Cipageur sebagai tujuan benteng pertahanan.
Disana Palembang Gunungpun menjadi raja, akan tetapi selama pemerintahannya ia tidak melaksanakan sesuai dengan etika yang ada. Akhirnya Palembang Gunung dibunuh oleh Simbar Kacana menggunakan tusuk konde dan Centang Barang yang membunuh ayahnya menjadi gila, setelah itu Simbar Kancana menjadi ratu. Dilain pihak saudaran kandungnya Raden Panglurah keluar dari pengajaran di Gunung Bitung bertemulah dengan Simbar Kancana yang berniat menyerahkan tahta kerajaan.
Tetapi Raden Panglurah menolak. “Silahkan saja, kerajaan ini kau yang pegang.” Tuturnya kepada Simbar Kancana. Sebab saudaranya itu hanya ingin menjadi resi/kiyai dan etah kemana ia mengembara.
Simbar Kancana menikah dengan Raden Kusumalaya dan mempunyai anak bernama Sunan Parung yang menjadi keturunan Prabu Siliwangi dan hadirlah Sunan Gunung Jati, sejak itulah tahun 1930 Masehi Talaga menganut agama islam.
Setelah pemerintahan Raden Rangga Mantri diturunkan kepada Pangeran Apun Surawijaya, berkat beliaulah pusat kerajaan dipindahkan dari Walangsuji ke Talaga.

3.2  Fakta Museum Talaga Manggung
Makna dari Talaga Manggung berasal dari Talaga yang artinya air sedangkan Manggung artinya berkuasa atau gelar. Maka Talaga Manggung adalah orang yang berkuasa di Talaga.
Bumi ageung berasal dari bahasa Sunda yang artinya rumah besar ini pada zaman dahulu disebut kaputren yaitu tempat putri yang menjadi idaman prajurit, bila dibndingkan zaman sekarang bumi ageung bisa digunakan sebagai hotel persinggahan orang luar daerah.
Kini barang-barang yang dimiliki museum semakin sedikit disebabkan karena termakan usia. Menurut Yuyun menjaga museum “Sebelumnya peninggalan dari kerajaan Talagamanggung yang tersisa masih banyak namun dikarenakan yang sebagian besar terbuat dari bahan dasar kayu rusak karena termakan usia, sedangkan peninggalan lainya hilang entah kemana disebabkan sering berpindah tangannya kepengurusan karena belum ada wadah seperti saat ini, dengan didirikanya museum dan berdasarkan dari cerita sesepuhnya secara turun-temurun arca Talagamanggung dan sebagianya lagi hilang diambil saat pemerintahan Belanda dulu “ paparnya.
Pengunjung yang datang ke museum Talaga Manggung dalam sebulannya bisa mencapai 200 orang dengan kebanyakan pelajar dan mahasiswa yang sedang penelitian. Hingga kini pihaknya belum mengenakan tarif kepada para penunjung hal itu diakuinya disebabkan melihat keadaan museum yang belum memenuhi kelayakan standar museum semestinya.
Dengan banyaknya kekurangan yang dimiliki Museum Talaga Manggung hingga saat ini berdampak kepada kurangnya daya tarik sehingga untuk mensiasati pengenalan sejarah Talaga Manggung kepada masyarakat khususnya Majalengka.
            3.3 Letak Geografis dan Geologis (Lokasi Museum)
Pada zaman dahulu menggunakan sistem pacapat yang artinya maca opat, ditengah alun-alun sebelah kulon masjid, sebelah kidul pendopo yang sekarang menjadi pasar dan jadilah menjadi Majalengka. 
Museum Talaga Manggung tepatnya berada di Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga. Dimana jarak yang harus ditempuh untuk menuju ke museum ini yaitu kurang lebih 26 km dari pusat kota Majalengka. Akses menuju lokasi tersebut sudah baik, dimana tidak hanya bisa di tempuh oleh kendaraan pribadi melainkan dapat di tempuh oleh angkutan umum seperti Majalengka–Cikijing, Cikijing – Bandung baik jenis mikrolet maupun bus, dan sebagainya.
            3.4 Kebudayaan Daerah
            Berbicara tentang kebudayaan Indonesia pastinya tidak ada habisnya. Mengapa bisa dibilang begitu? Mengingat Indonesia kaya akan keragaman budayanya menjadikan setiap daerah berbeda-beda. Bila dilihat dari segi aspek geografis Indonesia diapit oleh dua benua dan samudra, sehingga menjadi jalur persinggahan para orang asing.
Salah satunya pada bulan safaar, adanya ritual mencuci barang-barang pusaka. Dalam ritual tersebut ada yang namanya seba di daerah Nunuk, Maja dan Cigaleuh. Seba adalah menyerahkan hasil tani kepada masyarakat. Kemudian hasil tani tersebut dikumpulkan di pusat kerajaan Talaga sebagai tanda bakti dan diserahkan kepada Sunan Gunung Jati. Karena masyarakat mengklaim mereka adalah murid dari Sunan Gunung Jati. Kedua ritual tersebut bertujuan untuk menghormati para kekuasaan yang singgah di tempat itu.
Museum adalah tempat berkumpulnya barang-barang peninggalan sejarah, sedangkan situs adalah bekas peninggalan sejarah. Disetiap museum biasanya tidak ada larangan apapun, sebaliknya bila situs ada sebuah larangan baik secara tulisan maupun lisan. Misalnya Situs Sanghiyang, para pengunjung dilarang meludah, memancing ikan di kolam dan sebagainya.

            3.5 Kaitan antara Museum Talaga Manggung, Walangsuji dengan Situ Sangiyang
            Pada awanya Raden Darma Suji tinggal di Sangiyang, setelah beliau dibunuh oleh mantunya, hancurlah kerajaan. Maka dari itu, naiklah tahta kepada anaknya yang bernama Simbar Kancana. Kemudian oleh ratu baru pusat kerajaan dipindahkan ke Walangsuji, Kagok. Setelah itu, kerajaan dipindahkan kembali oleh Pangeran Apun Surawijaya dari Walangsuji ke Talga. Terkait itu, Sangiyang merupakan pusat kerajaan yang pertama sedangkan Talaga Manggung menjadi pindahan barang-barang peninggalan sejarah setelah kerajaan berpindah.

            3.6 Terungkapnya Rumor Museum
            Ketika pengunjung sedang mendengarkan instruktur penjelasan sejarah dari petugas, ada suara aneh dari sebelah kebun berupa barang yang jatuh. Menurut orang-orang yang percaya bahwa leluhur Talaga Manggung sedang membicarakan. Tapi itu salah. Sebab dari cerita lain tujuh orang petugas sedang jaga pukul dua belas malam terdengar suara anak kecil yang menangis, mereka yang sedang berjagapun ketakutan. Akan tetapi dengan keberanian salah satu petugas tersebut mencari sumber suara itu dan ditemukanlah sepasang hewan Careuh laki-laki dengan perempuan akan kawin. Maka dari itulah, janganlah berpikir positif terlebih dahulu. Dan perkiraan suara aneh itu ada buah yang jatuh karena angin.

3.7 Mitos di Museum Talaga Manggung
Laskar Talaga Manggung merupakan sekumpulan orang yang terus meneruskan budaya leluhur, terbuktinya menggunakan pakaian hitam dan blankon. Masyarakat mempercayai bahwa mereka dapat meracik pellet kepercayaan zaman dahulu.
Kemudian, ada mitos selanjutnya dari pawang berupa menjengkalkan tangan di menhir untuk perempuan agar jodohnya dekat apabila sama ukuran dari ujung ke ujung. Sebaliknya bila pria bila dapat mengangkat menhir tersebut cepat menikah.




BAB III
PENUTUPAN
A.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Museum Talaga Manggung merupakan warisan sejarah di Majalengka, untuk itu kita harus bangga karenanya. Makna dari Talaga Manggung berasal dari Talaga yang artinya air sedangkan Manggung artinya berkuasa atau gelar. Maka Talaga Manggung adalah orang yang berkuasa di Talaga. Museum Talaga Manggung tepatnya berada di Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga.  Pada Tahun 1300 M berdiri istana Surawisesa yang dipegang oleh Raja Adjiguna Linggawisesa Tahun 1333-1340 m. Prabu Ajiguna Linggawisesa berkuasa di Kerajaan Galuh. Simbar Kancana menikah dengan Raden Kusumalaya dan mempunyai anak bernama Sunan Parung yang menjadi keturunan Prabu Siliwangi dan hadirlah Sunan Gunung Jati, sejak itulah tahun 1930 Masehi Talaga menganut agama islam. Setelah pemerintahan Raden Rangga Mantri diturunkan kepada Pangeran Apun Surawijaya, berkat beliaulah pusat kerajaan dipindahkan dari Walangsuji ke Talaga.
Susunan ini diharapkan dapat memudahkan bagi siswa bagaimana cara meruntukan penelitian secara sistematis.

B.     Saran
Setelah kesimpulan yang penulis peroleh dari karya tulis ini, maka penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Besar harapan penulis apabila karya tulis ini memahami apa yang telah diuraikan, sehingga para pembaca merasa tahu bahwa sejarah itu sangat berguna bagi semua lapisan masyarakat. Oleh Karena itu, manfaatkanlah dan jagalah kelestarian sejarah dan warisan kebudayaan yang telah nenek moyang turunkan kepada kita, supaya tidak terjadi kepunahan.
Penelitian ini masih dirasa banyak kekurangan karena tak ada gading yang tak retak untuk itu saya mohon maaf. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.









Rajagaluh, Mei 2016
Penulis,






DEWI
NIS. 141510063

Wali Kelas XI Sosial 1
SMA Negeri 1 Rajalaguh,



Dra. MAMAH HALIMAH
NIP. 19580131 198603 2 004













DAFTAR PUSTAKA

1.      Rosmayanti, Afrian, dkk. 2006. Sejarah singkat pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Rajagaluh: Penulis.
2.      Saepuloh, Aep, dkk. 2006. Mengenal keberadaan kraton ngayogyakarta. Rajagaluh: Penulis.
3.      Supriyadi, Andri, dkk. 2003. Study sejarah tentang keratin Yogyakarta Hadiningrat di wilayag yogyakarya. Rajagaluh: Penulis.



No comments:

Post a Comment