Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Saturday 30 June 2018

Sinopsis Novel Katak Hendak jadi Lembu


Sinopsis Novel Katak Hendak jadi Lembu 

  Sinopsis
Katak hendak jadi lembu mengisahkan tentang seorang pemuda yang bernama Suria, anak Haji Zakaria yang kaya raya. Haji Hasbullah yakni ayah dari Zubaidah (Edah) mendapat lamaran dari sahabat karibnya yaitu Haji Zakaria yang mempunyai anak tunggal bernama Suria. Sebenarnya, Haji Hasbullah ingin menikahkan anaknya itu kepada Raden Prawira, anak jaksa kepala. Tetapi tiba-tiba Haji Zakaria memohon untuk menikahkan anaknya dengan anak Haji Hasbullah. Karena Haji Zakaria adalah kerabat karibnya, ia tak ingin membuat sahabatnya putus harapan, lalu ia kabulkan permintaan Haji Zakaria, meskipun dia tahu bahwa Suria adalah anak yang manja dan sombong. Zubaidah adalah gadis yang berparas cantik dan berbudi baik yang selalu menurut perkataan ayahnya, sehingga apa yang diinginkan ayahnya dia turuti, termasuk menyetujui untuk dinikahkan dengan Suria.
Pernikahan tanpa ada rasa cinta dan kasih sayang dari kedua belah pihak membuat rumah tangga tidak harmonis. Dengan dasar itu membuat petaka bagi Edah. Dulu Suria menikah dengan Zubaidah adalah teman dari ayahnya yang sama kaya. Sepeninggal ayahnya, Suria memanfaatkan harta warisan itu untuk berfoya-foya selama tiga tahun sembari meninggalkan Zubaidah yang telah melahirkan anak pertama yang bernama Abdulhalim. Ketika harta ayahnya habis Suria kembali kepada Zubaidah dan meminta maaf atas perbuatan dan mengaku salah dan tidak akan mengulanginya lagi.
Suria bekerja sebagai mantri di Kabupaten Sumedang, tapi gayanya selangit. Ia sering memerintah para pesuruh dengan seenaknya, ingin selalu dilayani. Padahal gajinya tak seberapa untuk menopang gaya hidup. Ia harus menanggung beban suaminya, hutang di warung semakin menumpuk, dan kelakuan Suria justru tak semakin surut. Zubaidah sering mengirim surat kepada ayahnya untuk diminta mengirimkan uang untuk biaya sekolah anak-anaknya dan menggantikan hutang yang seringkali para penagih mendatangi rumahnya. Tetapi, Suria tidak memikirkan hal itu dan acuh kepada hutang yang dia buat.
            Hartanya sudah semakin menipis karena ia menghabiskan uangnya untuk membeli barang-barang yang ia inginkan, pikirnya ia akan naik pangkat jadi juru tulis yang menjanjikan gaji besar. Di sini Suria mendapat saingan berat dari pada seorang anak muda berbakat, namanya Kosim. Meskipun Suria telah menjelekan Kosim kepada atasannya, dia percaya diri bahwa ialah yang paling tahu seluk beluk dari kantor dan ia yakin bahwa ia akan naik pangkat. Singkatnya Kosimlah yang mendapat jabatan itu bahkan Kosim berhasil menikah dengan anak Haji Junaedi yang bernama Fatimah. Awalnya Suria pun ingin menikahi Fatimah dengan tujuan ingin mengambil hartanya.
            Abdulhalim anak dari Zubaidah dipindahkan ke rumah kakeknya dan di sekolahkan di Belanda, Lalu dilanjutkan di Bandung. Tak lama kemudian lahirlah anak kedua dan ketiga yang bernama Saleh dan Aminah yang di sekolahkan di Holandsch Irlandsche School. Semua dilakukan Suria agar terlihat terpandang dan dihormati masyarakat tanpa memadang penghasilan yang tidak cukup.
            Suria tidak berhasil naik pangkat dan hutangnya semakin menumpuk. Itu yang menyebabkan ia gelap mata dengan mengambil uang kas dari kantornya. Perbuatanny diketahui oleh atasannya dan ia dipecat dari kantornya. Sebenarnya semua itu telah direncanakan oleh Suria untuk menutupi hutang-hutangnya. Setelah itu, ia akan pindah bersama keluarganya ke Bandung di rumah Abdulhalim yang telah bekerja dengan penghasilan yang menjanjikan.
            Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya sudah sepantasnya mengurus orang tua yang sudah tidak mampu mencari nafkah, dengan senang hati Abdulhalim menerima kedatangan keluarga orang tuanya. Suria tidak tahu diri dengan bersikap seenaknya bahkan berkuasa kepada keluarga Abdulhalim. Padahal semua kebutuhan dibiayai oleh Abdulhalim. Mula-mula Abdulhalim tidak keberatan dengan kedatangan ayah dan ibu serta adik-adiknya. Tetapi lama-kelamaan Abdulhalim menjadi kesal marah-marah tak karuan. Zubaidah sangat mengerti perasaan Abdulhalim yang merasa terusik atas keberadaannya, Zubaidah semakin hari semakin buruk kondisinya dengan muka pucat dan badan kurus karena semakin tertekan hidupnya yang disebabkan Suria mengekang hidupnya serta anaknya yang baru memulai hidup berumah tangga. Ia pun mengetahui berita dari Sumedang tentang kelakuan dan perbuatan suaminya yang hendak menikahi gadis serta kejadian tentang mencuri uang kas ‘dana kantor’. Tak kuat menanggung beban dan derita, pada Kamis petang malam Jumat, sesudah sembahyang Isya, Zubaidah meninggal dunia karena penyakit jantung.
            Suria baru menyadari kesalah yang ia buat selama ini setelah istrinya meninggal. Tapi semua itu sufah terlambat, jalan hidup Suria menjadi semakin kelam tak karuan serta rasa malu yang menghantuinya. Bagai orang yang sedang menggapai sesuatu yang berada jauh dari jangkauan tangannya, bagai katak hendak menjadi lembu. Sekarang ia tidak tahu akan pergi kemana meninggalkan keluarganya dan tak tahu akan pergi kemana, hidup tanpa arah.         

No comments:

Post a Comment