Pengertian Belajar dan Pengertian Belajar Bahasa
a. Pengertian
belajar
Kegiatan
yang memberi perubahan ke arah yang lebih maju dan menghasilkan perubahan
pengetahuan. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi
bisa dan dari yang tidak bisa melakukan menjadi bisa melakukan.
Menurut
Gagne (1984), belajar dapat di defiinisikan sebagai suatu proses di mana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
1.
Perubahan perilaku
Hal
ini berarti bahwa belajar membutuhkan waktu. Peserta didik adalah makhluk yang
berada dalam perkembangan
dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, di mana mereka memerlukan
pengarahan yang konsisten menuju titik optimal kemampuan fitrahnya. Untuk
mengukur belajar, contohnya
kita membandingkan cara organisme itu berperilaku pada waktu 1 dengan cara
organisme itu berperilaku pada waktu 2
dalam
suasana yang serupa. Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda waktu itu,
kita dapat simpulkan bahwa telah terjadi belajar.
2. Perilaku Terbuka
Perilaku
terbuka ditandai dengan perilaku verbal manusia sebab dari tindakan-tindakan
menulis dan berbicara manusia, dapat kita tentukan apakah perubahan-perubahan
dalam perilaku yang telah terjadi. Perubahan dari “ba-ba” menjadi “bapak”,
dari menulis se ko lah menjadi
menulis sekolah. Dan dari menulis H2O Menjadi menulis H2O, memungkinkan kita untuk
menyimpulkan bahwa belajar terlah terjadi. Contohnya perilaku berbicara,
menulis, dan bergerak. Memberi kesempatan pada kita untuk memnyimpulkan bahwa
belajar telah terjadi. Mempelajari perilaku-perilaku berpikir, merasa,
mengingat, memecahkan masalah, berbuat kretif
dan
lain-lainnya.
2. Belajar dan Pengalaman
Ada satu pepatah
mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik yang artinya hidup ini
butuh bekal pengalaman agar dapat dijalani dengan baik, sehingga kesalahan
tidak dapat terulang kedua kalinya. Istilah pengalaman membatasi macam-macam perubahan perilaku yang
dapat dianggap mewakili belajar.
3. Belajar dan kematangan
Yakni proses lain yang
menghasilkan perubahan perilaku, pada tingkat kematangan tertentu merupakan
prasyarat belajar berbicara, walaupun pengalaman dengan orang dewasa yang
berbicara dibutuhkan untuk membantu kesiapan yang dibawa oleh kematangan. Belajar
dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan yang di dalamnya terjadi hubungan
antara stimulus dan respons.
b. Pengertian Belajar
Bahasa
Bahasa
mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab ia merupakan alat
pemersatu antara satu dengan yang lainnya, mulai dari tingkat skala kehidupan
yang paling kecil yakni keluarga, masyarakat hingga skala yang paling besar
kehidupan bernegara.
Belajar
bahasa merupakan suatu kewajiban bagi semua orang yang ingin “menaklukkan
dunia.” Bahasa saat ini sudah menjadi suatu budaya yang patut dilestarikan
keberadaannya. Dengan belajar bahasa berarti juga belajar membudayakan diri
sendiri, mengembangkan diri, dan membentuk diri menjadi manusia yang luhur.
Sebelum mempelajari bahasa, maka perlu mengetahui terlebih dahulu arti itu
sendiri sebab keduanya mempunyai
pengertian yang sangat luas. Untuk mendapatkan pengertian yang lebih
jelas, berikut kutipan yang bersumber dari wikipedia:
Adalah
perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat
berupa respon.
Stimulus
adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa
reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru
tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat
diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh
guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati
dan diukur.
Bahasa
erat kaitannya dengan kognitif pada manusia, dinyatakan bahwa bahasa adalah fungsi
kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan. Ilmu yang mengkaji
bahasa ini disebut sebagai linguistik atau pakar bahasa.
c. Jenis-jenis Belajar
1. Belajar Pemecahan
Masalah (Kognitif)
Jenis
belajar ini memerlukan penyelesaian dengan berpikir tujuannya untuk memperoleh
kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah (kognitif). Contohnya:
Bermacam-macam masalah yang sukar dipahami memerlukan pemecahan masalah atau
penyesuaian secara rasional dan masuk akal. Pemecahan masalah ini dimaksudkan
memperoleh penguasaan konsep, penggeneralisasian, prinsip-prinsip dan pemahaman
(insight).
2. Belajar
Fakta
Informasi dan
pengetahuan, jenis pembelajaran ini digunakan untuk mengenal dan melihat fakta,
informasi atau pengetahuan. Bentuk
pembelajaran ini mementingkan latihan, hafalan, pengertian dan teknik-teknik
tertentu. Contoh: seperti pada pembelajaran bidang studi sosial, termasuk
bahasa, pengertian, hafalan, pemahaman dan teknik-teknik tertentu.
3. Belajar
Sikap
Jenis pembelajaran ini
dilaksanakan dengan berbagai cara untuk mengetahui sesuatu dan merealisasi
sikap. Pembelajaran sikap termasuk pembelajaran norma dan nilai dengan cara
identifikasi, interaksi kelompok, interaksi antar pribadi dan komunikasi.
Contoh: pembelajaran disiplin, sopan santun, hidup bersih, sehat; pembelajaran
ini merupakan dinamika untuk berbuat secara normatif, menghargai orang lain
yang layak dihormati dan lain sebagainya.
4. Belajar
Cara atau Metode
Jenis pembelajaran ini mengutamakan atau
metode teknik tertentu untuk keperluan yang berhubungan dengan keterampilan
maupun pengetahuan tertentu. Contoh: cara penulis naskah ilmiah, makalah,
menyusun tesis, disertasi, cara membuat media dan lain-lain teknik tertentu
yang berhubungan dengan keterampilan.
5. Belajar
Transfer
Jenis pembelajaran ini
digunakan bagi seseorang yang akan memindahkan suatu konsep, prinsip dari yang
telah dipelajari kebidang lain.contoh: seseorang mempelajari bahasa Inggris
untuk kepentingan bidang studi lain,
dengan maksud agar kita membaca literatur dalam bahasa Inggris atau
dapat mengikuti pmbicaraan orang lain.
6. Belajar
Apresiasi
Jenis belajar ini untuk
memperoleh atau mengembangkan apresiasi atau hasil karya tertentu. Pembelajaran apresiasi membutuhkan
penghayatan, perasaan yang mendalam. Contoh: bidang studi kesenian lebih sering
memerlukan demi peningkatan mutu dan minatnya.
d. Teori
Belajar
Secara
luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun membicarakan
masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada
beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu ialah ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Akan tetapi manusia sebagai
makhluk berpikir, berbeda dengan binatang. Binatang adalah makhluk yang diberi
pelajaran, tetapi tidak menggunakan pikiran dan akal budi. Ivan Petrovich
Pavlov, ahli psikologi Rusia berpengalaman dalam melakukan serangkaian
percobaan. Dalam percobaan itu ia melatih anjingnya
untuk mengeluarkan air liur karena stimulus yang dikaitkan dengan makanan.
Proses belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi (pembentukan hubungan
antara gagasan, ingatan atau kegiatan panca indra) dengan makanan.
Proses
belajar yang digambarkan seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon refleksif.
Pada umumnya ahli psikologi mendukung proses mekanistik. Maksudnya kejadian
lingkungan secara otomatis akan menghasilkan tanggapan. Proses pembelajaran itu
bergerak dengan pandangan secara menyeluruh dari situasi menuju segmen (satuan bahasa yang
diabstraksikan dari kesatuan wicara atau teks) bahasa tertentu. Materi yang
disajikan mirip dengan metode dengar ucap. Metode kognitif melihat belajar
sebagai salah satu proses pemerolehan pola-pola fonologis, gramatikal dan
leksikal dari bahasa yang didirikan sasaran. Metode ini mampu menumbuhkan
pemahaman intelektual pada pembelajar tentang bahasa yang dipelajari sebagai
suatu sistem.
Pengajaran
bahasa komunikatif berdasarkan prinsip bahwa kegiatan yang melibatkan
komunikasi yang sesungguhnya dan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas yang
bermakna akan meningkatkan proses pembelajaran (Rogers 1986:7dua)
Teori Belajar Bahasa
1.
Teori Behaviorisme
Menurut
teori ini dikemukakan oleh J. B Watson ,semua perilaku termasuk tindak balas (respon)
ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati
dan diketaui maka gerak balaspun dapat diamati dan diketahui maka gerak balaspun
diprediksi. Menurut Skinner perilaku verbal adalah perilaku yang dikendalikan
oleh akibatnya, bila akibatnya itu hadiah maka perilaku itu akan terus
dipertahankan dan kekuatan serta frekuensinya akan terus dikembangkan. Bila
akibatnya itu hukuman, maka perilaku itu akan diperlemah atau secara
perlahan-lahan akan diperlemah.
2.
Teori Nasivisme
Istilah
nativisme dihasilkan dari pernyataan mendasar bahwa pembelajaran bahasa
ditentukan oleh bakat. Setiap manusia dilahirkan sudah
memiliki bakat untuk memperoleh dan belajar bahasa. Chomsky dalam Hadley
(199tiga:50) mengemukakan bahwa belajar bahasa merupakan kompetensi khusus
bukan sekadar subset belajar secara umum, cara belajar bahasa jauh lebih rumit
dari sekadar penetapan stimulus respon.
3. Teori
Kognitivisme
Menurut teori ini
perkembangan bahasa harus berlandaskan pada atau diturunkan dari perkembangan
dan perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi manusia.
Menurut teori ini belajar disebabkan oleh kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian
yang terjadi dalam lingkungan.
4. Teori
Fungsional Para peneliti bahasa mulai melihat bahwa bahasa merupakan
manifestasi kemampuan kognitif dan efektif untuk menjelajahi dunia, untuk
berhubungan dengan orang lain dan juga keperluan terhadap diri sendiri sebagai
manusia lebih mengutamakan pada bentuk bahasa dan tidak pada tataran fungsional
yang lebih dari makna yang dibentuk dari interaksi sosial.
Daftar
Pustaka
Dahar, Ratna
willis.dua006.Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Erlangga.
Hastuti, Sri.
1996. Strategi belajar mengajar bahasa indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.