Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Thursday, 28 February 2019

Belajar Bahasa





Pengertian Belajar dan Pengertian Belajar Bahasa
a.    Pengertian belajar  
Kegiatan yang memberi perubahan ke arah yang lebih maju dan menghasilkan perubahan pengetahuan. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa dan dari yang tidak bisa melakukan menjadi bisa melakukan.
Menurut Gagne (1984), belajar dapat di defiinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
1. Perubahan perilaku
Hal ini berarti bahwa belajar membutuhkan waktu. Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, di mana mereka memerlukan pengarahan yang konsisten menuju titik optimal kemampuan fitrahnya. Untuk mengukur belajar, contohnya kita membandingkan cara organisme itu berperilaku pada waktu 1 dengan cara organisme itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda waktu itu, kita dapat simpulkan bahwa telah terjadi belajar.
2. Perilaku Terbuka
Perilaku terbuka ditandai dengan perilaku verbal manusia sebab dari tindakan-tindakan menulis dan berbicara manusia, dapat kita tentukan apakah perubahan-perubahan dalam perilaku yang telah terjadi. Perubahan dari “ba-ba” menjadi “bapak”, dari menulis se ko lah menjadi menulis sekolah. Dan  dari menulis H2O Menjadi menulis H2O, memungkinkan kita untuk menyimpulkan bahwa belajar terlah terjadi. Contohnya perilaku berbicara, menulis, dan bergerak. Memberi kesempatan pada kita untuk memnyimpulkan bahwa belajar telah terjadi. Mempelajari perilaku-perilaku berpikir, merasa, mengingat, memecahkan masalah, berbuat kretif  dan lain-lainnya.
2. Belajar dan Pengalaman
Ada satu pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik yang artinya hidup ini butuh bekal pengalaman agar dapat dijalani dengan baik, sehingga kesalahan tidak dapat terulang kedua kalinya. Istilah pengalaman membatasi macam-macam perubahan perilaku yang dapat dianggap mewakili belajar.

3. Belajar dan kematangan
Yakni proses lain yang menghasilkan perubahan perilaku, pada tingkat kematangan tertentu merupakan prasyarat belajar berbicara, walaupun pengalaman dengan orang dewasa yang berbicara dibutuhkan untuk membantu kesiapan yang dibawa oleh kematangan. Belajar dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan yang di dalamnya terjadi hubungan antara stimulus dan respons.
b. Pengertian Belajar Bahasa
Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab ia merupakan alat pemersatu antara satu dengan yang lainnya, mulai dari tingkat skala kehidupan yang paling kecil yakni keluarga, masyarakat hingga skala yang paling besar kehidupan bernegara.
Belajar bahasa merupakan suatu kewajiban bagi semua orang yang ingin “menaklukkan dunia.” Bahasa saat ini sudah menjadi suatu budaya yang patut dilestarikan keberadaannya. Dengan belajar bahasa berarti juga belajar membudayakan diri sendiri, mengembangkan diri, dan membentuk diri menjadi manusia yang luhur. Sebelum mempelajari bahasa, maka perlu mengetahui terlebih dahulu arti itu sendiri sebab keduanya mempunyai  pengertian yang sangat luas. Untuk mendapatkan pengertian yang lebih jelas, berikut kutipan yang bersumber dari wikipedia:
Adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.   
Bahasa erat kaitannya dengan kognitif pada manusia, dinyatakan bahwa bahasa adalah  fungsi  kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan. Ilmu yang mengkaji bahasa ini disebut sebagai linguistik atau pakar bahasa.

c. Jenis-jenis Belajar
1. Belajar Pemecahan Masalah (Kognitif)
Jenis belajar ini memerlukan penyelesaian dengan berpikir tujuannya untuk memperoleh kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah (kognitif). Contohnya: Bermacam-macam masalah yang sukar dipahami memerlukan pemecahan masalah atau penyesuaian secara rasional dan masuk akal. Pemecahan masalah ini dimaksudkan memperoleh penguasaan konsep, penggeneralisasian, prinsip-prinsip dan pemahaman (insight).
2.      Belajar Fakta
Informasi dan pengetahuan, jenis pembelajaran ini digunakan untuk mengenal dan melihat fakta, informasi  atau pengetahuan. Bentuk pembelajaran ini mementingkan latihan, hafalan, pengertian dan teknik-teknik tertentu. Contoh: seperti pada pembelajaran bidang studi sosial, termasuk bahasa, pengertian, hafalan, pemahaman dan teknik-teknik tertentu.
3.      Belajar Sikap
Jenis pembelajaran ini dilaksanakan dengan berbagai cara untuk mengetahui sesuatu dan merealisasi sikap. Pembelajaran sikap termasuk pembelajaran norma dan nilai dengan cara identifikasi, interaksi kelompok, interaksi antar pribadi dan komunikasi. Contoh: pembelajaran disiplin, sopan santun, hidup bersih, sehat; pembelajaran ini merupakan dinamika untuk berbuat secara normatif, menghargai orang lain yang layak dihormati dan lain sebagainya.
4.      Belajar Cara atau Metode
Jenis pembelajaran ini mengutamakan atau metode teknik tertentu untuk keperluan yang berhubungan dengan keterampilan maupun pengetahuan tertentu. Contoh: cara penulis naskah ilmiah, makalah, menyusun tesis, disertasi, cara membuat media dan lain-lain teknik tertentu yang berhubungan dengan keterampilan.
5.      Belajar Transfer
Jenis pembelajaran ini digunakan bagi seseorang yang akan memindahkan suatu konsep, prinsip dari yang telah dipelajari kebidang lain.contoh: seseorang mempelajari bahasa Inggris untuk kepentingan bidang studi lain,  dengan maksud agar kita membaca literatur dalam bahasa Inggris atau dapat mengikuti pmbicaraan orang lain.
6.      Belajar Apresiasi
Jenis belajar ini untuk memperoleh atau mengembangkan apresiasi atau hasil karya tertentu.  Pembelajaran apresiasi membutuhkan penghayatan, perasaan yang mendalam. Contoh: bidang studi kesenian lebih sering memerlukan  demi peningkatan mutu  dan minatnya.
d.   Teori Belajar
Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Akan tetapi manusia sebagai makhluk berpikir, berbeda dengan binatang. Binatang adalah makhluk yang diberi pelajaran, tetapi tidak menggunakan pikiran dan akal budi. Ivan Petrovich Pavlov, ahli psikologi Rusia berpengalaman dalam melakukan serangkaian percobaan. Dalam percobaan itu ia melatih anjingnya untuk mengeluarkan air liur karena stimulus yang dikaitkan dengan makanan. Proses belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi (pembentukan hubungan antara gagasan, ingatan atau kegiatan panca indra) dengan makanan.
Proses belajar yang digambarkan seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon refleksif.
 Pada umumnya ahli psikologi mendukung proses mekanistik. Maksudnya kejadian lingkungan secara otomatis akan menghasilkan tanggapan. Proses pembelajaran itu bergerak dengan pandangan secara menyeluruh dari situasi menuju segmen (satuan bahasa yang diabstraksikan dari kesatuan wicara atau teks) bahasa tertentu. Materi yang disajikan mirip dengan metode dengar ucap. Metode kognitif melihat belajar sebagai salah satu proses pemerolehan pola-pola fonologis, gramatikal dan leksikal dari bahasa yang didirikan sasaran. Metode ini mampu menumbuhkan pemahaman intelektual pada pembelajar tentang bahasa yang dipelajari sebagai suatu sistem.   
Pengajaran bahasa komunikatif berdasarkan prinsip bahwa kegiatan yang melibatkan komunikasi yang sesungguhnya dan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas yang bermakna akan meningkatkan proses pembelajaran (Rogers 1986:7dua)

Teori Belajar Bahasa
1.    Teori Behaviorisme
Menurut teori ini dikemukakan oleh J. B Watson ,semua perilaku termasuk tindak balas (respon) ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketaui maka gerak balaspun dapat diamati dan diketahui maka gerak balaspun diprediksi. Menurut Skinner perilaku verbal adalah perilaku yang dikendalikan oleh akibatnya, bila akibatnya itu hadiah maka perilaku itu akan terus dipertahankan dan kekuatan serta frekuensinya akan terus dikembangkan. Bila akibatnya itu hukuman, maka perilaku itu akan diperlemah atau secara perlahan-lahan akan diperlemah.
2.    Teori Nasivisme
Istilah nativisme dihasilkan dari pernyataan mendasar bahwa pembelajaran bahasa ditentukan oleh bakat. Setiap manusia dilahirkan sudah memiliki bakat untuk memperoleh dan belajar bahasa. Chomsky dalam Hadley (199tiga:50) mengemukakan bahwa belajar bahasa merupakan kompetensi khusus bukan sekadar subset belajar secara umum, cara belajar bahasa jauh lebih rumit dari sekadar penetapan stimulus respon.
3.      Teori Kognitivisme
Menurut teori ini perkembangan bahasa harus berlandaskan pada atau diturunkan dari perkembangan dan perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi manusia. Menurut teori ini belajar disebabkan oleh kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan.
4.    Teori Fungsional Para peneliti bahasa mulai melihat bahwa bahasa merupakan manifestasi kemampuan kognitif dan efektif untuk menjelajahi dunia, untuk berhubungan dengan orang lain dan juga keperluan terhadap diri sendiri sebagai manusia lebih mengutamakan pada bentuk bahasa dan tidak pada tataran fungsional yang lebih dari makna yang dibentuk dari interaksi sosial.

Daftar Pustaka
Dahar, Ratna willis.dua006.Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit  Erlangga.
Hastuti, Sri. 1996. Strategi belajar mengajar bahasa indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

No comments:

Post a Comment