Tugas Filosofi Pendidikan
PPG Prajabatan
1.2 Pendidikan sebagai Identitas Negara
Oleh Dewi
Perjalanan pendidikan kolonial
Indonesia sangatlah kompleks, mulai pada tahun 1854 menginisiasi pendian
sekolah kabupaten hanya mendidik calon pegawai. Pada tahun 1854 sekolah
Bumiputera lahir hanya tiga kelas, rakyat hanya diajari membaca, menulis dan
menghitung seperlunya dalam mendukung usaha dagang mereka. Pemerintah Belada
memberikan kemudahan pengajaran, hingga lahirlah cita-cita baru untuk perubahan
radikal dalam pendidikan dan pengajaran.
HIngga pada akhirnya Taman Siswa yang
memiliki semboyan “Ing ngarso Sungtulodho, Ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani” yang artinya didepan memberi contoh, di tengah memberi semangat dan
dibelakang memberi dorongan. Prinsip inilah hingga akhirnya Ki Hadjar menjadi
Menteri pendidikan pertama di Indonesia.
Inti dari filsafat dari Ki Hadjar
Dewantara itu harus terus bergerak sesuai dengan zamannya. Sehingga pendidikan
sebagai identitas negara, karena dorongan dari situlah muncul dari filsafat
yang terus bergerak tidak boleh statis, akan tetapi harus dinamis. Sebagai
fitrahnya siswa memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri dan unik.
Manusia
merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir
maupun batin, tidak tergantung pada orang lain. Hal inilah yang dibangun dalam
pendidikan sebagai jati diri setiap manusia. Dibangun untuk mencapai hal yang
diinginkan, menciptakan pribadi yang mandiri dan terus berusaha meraih pada apa
yang dicita-citakannya. Untuk itulah, pribadi sebagai guru adalah abdi negara
yang keikhlasanya tiada tara untuk memberikan motivasi, dorongan pada setiap
onggok manusia menemukan jati dirinya.
Sebagaimana
yang dicetuskan oleh Menteri pendidikan pertama Indonesia, yakni Ki Hadjar
Dewantara mengatakan bahwa Pendidikan itu menuntun segala kekuata kodrat yang
ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai masyarakat. Untuk itulah
kita sebagai pendidika dapat memaknai dan menghayati pribadi kita sebagai
manusia yang merdeka untuk terus belajar.
Pembelajaran
yang amat cepat dan canggih saat ini mulai berkembang sesuai dengan zamannya
yang sudah pada indutri 5.0 sehingga peserta didik yang termasuk generasi Alpha
saat ini sangat tidak asing dengan dunia internet. Maka dari itulah guru harus
bisa menjadi pendidik yang relevan dengan konteks zamannya. Karena pendidik itu
menuntun tumbuh atau hidupnya kekuaran kodrat yang ada pada anak-anak, agar
dapat memperbaiki tingkah lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan
kodrat anak.
Modul
mendidik menyeluruh, mengenai tujuan pendidikan nasional. Pemahaman kata
pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup
anak-anak secara lahir maupun batin. Sedangkan, pendidikan tempat menaburkan
benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai intrumen
tumbuhnya unsur peradaban agar kebudayan yang kita wariskan kepada anak cucu
masa depan. Maka, pendidikan dapat menuntun pendidikan kepada kodratnya setiap
insan. Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tidak mungkin
pendidik mengubah padi menjadi jagung, atau sebaliknya. Sehingga pendidik
memberikan pengajaran juga mengembangan perasaan batin sebagai kunci
mencerdaskan bangsa.
Dalam
menumbuh kembangkan potensinya yang berkembang melalui pendidikan berupa
kerjasama, berkontribusi sosial yang terus menumbuhkan hingga hidup sebagai
pribadi yang mandiri, kuat, dan tangguh.

No comments:
Post a Comment