ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI DALAM
SPANDUK DI JALANAN SEKITAR MAJALENGKA
Dewi
NPM: 17.03.1.003
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Majalengka
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan segala bentuk kesalahan
berbahasa dalam spanduk di jalanan sekitar Majalengka yang masih belum
memperhatikan bentuk bahasa yang baku sesuai dengan Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Tujuan yang kedua yaitu mendeskripsikan pemilihan kata yang tepat
(diksi) untuk spanduk pada jalan sekitar Majalengka. Teknik analisis yang
digunakan ialah penelitian deskriptif dengan subjek pendekatan kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah spanduk yang berada di jalanan sekitar Majalengka.
Tahapan pengumpulan data pada kali ini penulis mengambil potret dan teknik simak,
maksudnya penulis awalnya memfoto spanduk yang sekiranya mempunyai kesalahan
dan tahap selanjutnya teknik simak membaca baik-baik kemudian dicatat kesalahan
berbahasa dalam bidang morfologi dan dicatat pula pembetulannya. Hasil analisis
dan pembahasan menenai analisis kesalahan berbahasa bidang morfologi pada
spanduk terdapat bentuk kesalahan bidang
morfologi berupa: (1) kesalahan prefiks (meN-, ter-, ber-, di-), (2) kesalahan
kata tidak baku, dan (3) kesalahan tanda hubung (-).
Kata Kunci :
Kesalahan berbahasa dalam bidang Morfologi, spanduk, penelitian deskriptif
kualitatif, mengambil potret dan teknik simak.
A.
PENDAHULUAN
Spanduk menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kain rentang yang
berisi slogan, propoganda atau berita yang diketahui umum. Analisis atas pesan spanduk dapat
dilakukan dengan menganalisis pesan, baik pesan-pesan tertulis maupun pesan
yang disampaikan melalui analisis wacana.
Spanduk atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
“banner” berasal dari bahasa latin “banderia” atau “ bandum”. Banner sendiri menurut Wikipedia adalah
bendera atau potongan kain
yang berisi simbol, logo, slogan atau pesan-pesan lainnya. Sejarah banner cukup panjang,
dimulai sebagai hasil seni kuno, sudah digunakan pada jaman Nabi Musa yang
digambarkan sebagai panji-panji (Keluaran, 2017:15). Dalam perkembangannya, banner/spanduk banyak
digunakan dalam peperangan, bahkan spanduk yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan ”sashimoto” sudah digunakan sejak
abad 15 –16, sedang di Amerika digunakan dalam Perang Sipil oleh para serdadu/angkatan
perang. Spanduk juga digunakan sebagai
bagian dalam prosesi keagamaan dan ditempatkan di tempat terhormat, sebagai media promosi, spanduk atau
banner dikategorikan sebagai media below the line, atau media lini bawah, yakni
aktivitas periklanan yang tidak melibatkan
pemasangan iklan di media
massa. Karenanya, spanduk merupakan media yang sifatnya memudahkan khalayak langsung melihat satu pesan atau
satu produk saja. (Hs, Isbandiyah, 2006:4)
Spanduk juga digunakan berbagai partai
politik untuk menggalang dukungan, mulai dari Bung Karno sebagai presiden,
termasuk pada masa kampanya pemilu, mulai dari tahun 1955 sampai sekarang
spanduk sebagai media komunikasi benar-benar menunjukkan dominasinya. Ketika
penulis berkeliling disepanjang jalan Raya Parapatan hingga Majalengka
mendapatkan berbagai macam jenis spanduk dari iklan makanan, minuman, tempat,
pemilu, toko hingga barang.
Hal tersebut membuat penulis tertarik
akan penelitian kebahasaan bidang Morfologi ini, ternyata hasil lapangan masih
saja banyak kesalahan dalam kata dalam spanduk tersebut. Untuk itu, dengan
penelitian ini berbahap pembuat spanduk akan menyadari akan pentingnya
berbahasa yang baik dan benar. Dan penulis merumuskan masalah: 1) Bagaimana
kesalahan dari segi kata dan bentuk kata dalam spanduk? 2) Bagaimana pembetulan
terhadap kesalahan berbahasa dari segi kata dan bentuk kata pada spanduk?
Adapun tujuan ditulisnya penelitian ini
ialah mendeskripsikan kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi supaya
masyarakat tidak akan keliru kembali atas apa yang mereka berikan informasi
melalui spanduk.
Penulis berharap penelitian ini
memberikan manfaat, pertama untuk Memberi masukan kepada para pemasang iklan
spanduk agar lebih memerhatikan bahasa yang baik dan benar. Kedua, Menjadi acuan
terhadap setiap individu agar teliti dalam setiap pemilihan kata yang akan
dituangkan dalam sebuah tulisan yang akan dipublikasikan.
B.
METODE
PENELITIAN
Jenis dan strategi penelitian ini
adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu jenis data yang dianalisis itu
bukan berupa angka-angka (data kuantitatif), tetapi berupa kata-kata. Dalam
penelitian kualitatif kegiatan penyediaan data merupakan kegiatan yang
berlangsung secara simultan dengan kegiatan analisis data. Analisis kualitatif
fokusnya pada penunjukkan makna, deskrip, penjernihan, dan penempatan data pada
konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata
daripada angka-angka. (Mahsun, 2005:233).
Objek dalam penelitian adalah suatu
yang menjadi perhatian lebih, penulis meneliti spanduk untuk menganalisis
kesalahan berbahasa dalam bidang Morfologi pada bulan Juni 2017 sekitar Jalanan
Majalengka dan sekitarnya. Data dalam penelitian ini menggunakan data
kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik potret dan teknik simak.
a. Teknik potret
Merupakan
teknik yang dilakukan untuk memperoleh data dengan memotret suatu objek data
untuk memperoleh spanduk yang ingin dianalisis kesalahannya.
b.
Teknik simak
Menurut Mahsun
menjelaskan teknik simak adalah suatu metode yang dilakukan untuk memperoleh
data dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik ini digunakan untuk menyimak
penggunaan bahasa tulis yang mengandung kesalahan berbahasa bidang Morfologi
pada spanduk.
C.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1.
Bentuk Kesalan Berbahasa Bidang
Morfologi pada Spanduk
Jenis kesalahan
dalam penelitian ini berupa kesalahan
prefiks (meN-, ter-, ber-, di-), kesalahan kata tidak baku, dan kesalahan tanda
hubung (-). Pada kesalahan morfologi didalamnya terdapat penghilangan afiks,
bunyi yang seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan.
2.
Wujud
Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada Spanduk
Berikut data kesalahan berbahasa bidang Morfologi yang
diambil dari spanduk iklan di jalan dan diklasifikasikan berdasarkan kesalahan
berbahasa dalam bidang Morfologi.
a.
Kesalahan
Prefiks (meN-, ter-, ber-, di-)
Berikut
contoh spanduk yang mengalami kesalahan Morfologi.
Foto diatas diambil dari spanduk iklan di
depan TNI-POLRI 321, Sukahaji. Terdapat kesalahan penulisan MENSUKSESKAN seharusnya menjadi MENYUKSESKAN.
Karena dalam
Morfologi kata MeN- bergabung dengan kata konsonan akan melebur menjadi MeNY-.
b.
Kesalahan Kata Tidak Baku
1)
Berikut foto spanduk yang mengalami
kesalahan Morfologi.
Foto diatas diambil dari iklan pada
Jalan belakang Universitas Majalengka. Terdapat kesalahan penulisan AIS yang seharusnya ES. Karena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menggunakan kata Es memiliki
arti air beku.
2)
Berikut foto spanduk yang mengalami
kesalahan Morfologi.
Foto diatas
diambil iklan dari Jalan Cigasong, terdapat kata tidak baku APOTIK seharusnya kata APOTEK artinya toko tempat meramu dan
menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis.
3)
Berikut foto spanduk yang mengalami
kesalahan Morfologi.
Foto diatas
diambil iklan dari Jalan Paningkiran, terdapat kata VERMAK seharsnya kata PERMAK
yang arti adalah mengubah dari bentuk atau keadaan asli menjadi bentuk baru.
4)
Berikut foto spanduk yang mengalami
kesalahan Morfologi.
Foto diatas
merupakan spanduk dari Gedung DPRD Kabupaten Majalengka. Memiliki kesalahan
pada kata RAMADHAN yang harusnya RAMADAN. Sesuai dengan KBBI V Ramadhan
artinya bulan ke-9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari), pada bulan ini orang Islam
yang sudah akil balig diwajibkan berpuasa.
5)
Berikut foto spanduk yang mengalami
kesalahan Morfologi.
Foto diatas
diambil dari Jalan Parapatan, dengan kesalahan kata AKSESORIS menjadi AKSESORI. Karena dalam KBBI Aksesori memiliki arti
barang tambahan yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis barang.
c.
Kesalahan pada Tanda Hubung
Berikut foto spanduk yang mengalami
kesalahan Morfologi.
Foto tersebut diambil dari Perempatan
Cigasong, dengan kesalahan tidak terdapat tanda hubung (-) pada kata BERBEDA BEDA BERSAMA SAMA seharusnya BERBEDA-BEDA BERSAMA-SAMA.
D.
SIMPULAN DAN
SARAN
1.
Simpulan
Dalam sebuah
spanduk yang menjadi informasi acuan untuk masyarakat umum. Karena iklan inilah
suatu barang, almamater, minuman, makanan hingga calon gubernur jadi sarana
media cetak yang efektif. Namun penggunaan Morfologi acap kali terabaikan oleh
pembuat spanduk.
2.
Saran
Untuk itulah,
sebuah iklan hendaklah menjadi panutan bagi para pembaca agar memperbaiki
bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1.
HP, Achmad. (2013). Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
2.
Keraf, Gorys. (1979). Komposisi. Jakarta: Penerbit Nusa Indah.
3.
Chaer, Abdul. (2015). Morfologi Bahasa
Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Penerbit PT RINEKA CIPTA.
4. Hariyani, Elyta
Eka. (2013). Analisis Kesalahan Berbahasa
Bidang Morfologi pada Surat Kabar Harian Jateng Pos Edisi Januari 2013. Jurnal
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Perhatian: Jika ingin copy paste, pastikan sumber link blogger ini dicantumkan ya, beserta Daftar Pustakanya. Terimakasih.