Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Tuesday 21 August 2018

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI DALAM SPANDUK DI JALANAN SEKITAR MAJALENGKA



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI DALAM SPANDUK DI JALANAN SEKITAR MAJALENGKA
Dewi
NPM: 17.03.1.003
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Majalengka

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan segala bentuk kesalahan berbahasa dalam spanduk di jalanan sekitar Majalengka yang masih belum memperhatikan bentuk bahasa yang baku sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tujuan yang kedua yaitu mendeskripsikan pemilihan kata yang tepat (diksi) untuk spanduk pada jalan sekitar Majalengka. Teknik analisis yang digunakan ialah penelitian deskriptif dengan subjek pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah spanduk yang berada di jalanan sekitar Majalengka. Tahapan pengumpulan data pada kali ini penulis mengambil potret dan teknik simak, maksudnya penulis awalnya memfoto spanduk yang sekiranya mempunyai kesalahan dan tahap selanjutnya teknik simak membaca baik-baik kemudian dicatat kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi dan dicatat pula pembetulannya. Hasil analisis dan pembahasan menenai analisis kesalahan berbahasa bidang morfologi pada spanduk  terdapat bentuk kesalahan bidang morfologi berupa: (1) kesalahan prefiks (meN-, ter-, ber-, di-), (2) kesalahan kata tidak baku, dan (3) kesalahan tanda hubung (-).

Kata Kunci : Kesalahan berbahasa dalam bidang Morfologi, spanduk, penelitian deskriptif kualitatif, mengambil potret dan teknik simak.

A.    PENDAHULUAN
Spanduk menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kain rentang yang berisi slogan, propoganda atau berita yang diketahui umum. Analisis atas pesan spanduk dapat dilakukan dengan menganalisis pesan, baik pesan-pesan tertulis maupun pesan yang disampaikan melalui analisis wacana.
Spanduk atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “banner” berasal dari bahasa latin “banderia” atau “ bandum”. Banner sendiri menurut Wikipedia adalah bendera atau potongan kain yang berisi simbol, logo, slogan atau pesan-pesan lainnya. Sejarah banner cukup panjang, dimulai sebagai hasil seni kuno, sudah digunakan pada jaman Nabi Musa yang digambarkan sebagai panji-panji (Keluaran, 2017:15). Dalam perkembangannya, banner/spanduk banyak digunakan dalam peperangan, bahkan spanduk yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan ”sashimoto” sudah digunakan sejak abad 15 –16, sedang di Amerika digunakan dalam Perang Sipil oleh para serdadu/angkatan perang. Spanduk juga digunakan sebagai bagian dalam prosesi keagamaan dan ditempatkan di tempat terhormat, sebagai media promosi, spanduk atau banner dikategorikan sebagai media below the line, atau media lini bawah, yakni aktivitas periklanan yang tidak melibatkan pemasangan iklan di media massa. Karenanya, spanduk merupakan media yang sifatnya memudahkan khalayak langsung melihat satu pesan atau satu produk saja. (Hs, Isbandiyah, 2006:4)
Spanduk juga digunakan berbagai partai politik untuk menggalang dukungan, mulai dari Bung Karno sebagai presiden, termasuk pada masa kampanya pemilu, mulai dari tahun 1955 sampai sekarang spanduk sebagai media komunikasi benar-benar menunjukkan dominasinya. Ketika penulis berkeliling disepanjang jalan Raya Parapatan hingga Majalengka mendapatkan berbagai macam jenis spanduk dari iklan makanan, minuman, tempat, pemilu, toko hingga barang.
Hal tersebut membuat penulis tertarik akan penelitian kebahasaan bidang Morfologi ini, ternyata hasil lapangan masih saja banyak kesalahan dalam kata dalam spanduk tersebut. Untuk itu, dengan penelitian ini berbahap pembuat spanduk akan menyadari akan pentingnya berbahasa yang baik dan benar. Dan penulis merumuskan masalah: 1) Bagaimana kesalahan dari segi kata dan bentuk kata dalam spanduk? 2) Bagaimana pembetulan terhadap kesalahan berbahasa dari segi kata dan bentuk kata pada spanduk?
Adapun tujuan ditulisnya penelitian ini ialah mendeskripsikan kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi supaya masyarakat tidak akan keliru kembali atas apa yang mereka berikan informasi melalui spanduk.
Penulis berharap penelitian ini memberikan manfaat, pertama untuk Memberi masukan kepada para pemasang iklan spanduk agar lebih memerhatikan bahasa yang baik dan benar. Kedua, Menjadi acuan terhadap setiap individu agar teliti dalam setiap pemilihan kata yang akan dituangkan dalam sebuah tulisan yang akan dipublikasikan.

B.     METODE PENELITIAN
Jenis dan strategi penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu jenis data yang dianalisis itu bukan berupa angka-angka (data kuantitatif), tetapi berupa kata-kata. Dalam penelitian kualitatif kegiatan penyediaan data merupakan kegiatan yang berlangsung secara simultan dengan kegiatan analisis data. Analisis kualitatif fokusnya pada penunjukkan makna, deskrip, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada angka-angka. (Mahsun, 2005:233).
Objek dalam penelitian adalah suatu yang menjadi perhatian lebih, penulis meneliti spanduk untuk menganalisis kesalahan berbahasa dalam bidang Morfologi pada bulan Juni 2017 sekitar Jalanan Majalengka dan sekitarnya. Data dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik potret dan teknik simak.
a.       Teknik potret
Merupakan teknik yang dilakukan untuk memperoleh data dengan memotret suatu objek data untuk memperoleh spanduk yang ingin dianalisis kesalahannya. 
b.      Teknik simak 
Menurut Mahsun menjelaskan teknik simak adalah suatu metode yang dilakukan untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik ini digunakan untuk menyimak penggunaan bahasa tulis yang mengandung kesalahan berbahasa bidang Morfologi pada spanduk.

C.    HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Bentuk Kesalan Berbahasa Bidang Morfologi pada Spanduk
Jenis kesalahan dalam penelitian ini berupa kesalahan prefiks (meN-, ter-, ber-, di-), kesalahan kata tidak baku, dan kesalahan tanda hubung (-). Pada kesalahan morfologi didalamnya terdapat penghilangan afiks, bunyi yang seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan.
2.      Wujud Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada Spanduk
Berikut data kesalahan berbahasa bidang Morfologi yang diambil dari spanduk iklan di jalan dan diklasifikasikan berdasarkan kesalahan berbahasa dalam bidang Morfologi.
a.       Kesalahan Prefiks (meN-, ter-, ber-, di-)
Berikut contoh spanduk yang mengalami kesalahan Morfologi.

      Foto diatas diambil dari spanduk iklan di depan TNI-POLRI 321, Sukahaji. Terdapat kesalahan penulisan MENSUKSESKAN seharusnya menjadi MENYUKSESKAN.
Karena dalam Morfologi kata MeN- bergabung dengan kata konsonan akan melebur menjadi MeNY-.
b.      Kesalahan Kata Tidak Baku
1)      Berikut foto spanduk yang mengalami kesalahan Morfologi.

Foto diatas diambil dari iklan pada Jalan belakang Universitas Majalengka. Terdapat kesalahan penulisan AIS yang seharusnya ES. Karena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menggunakan kata Es memiliki arti air beku.
2)      Berikut foto spanduk yang mengalami kesalahan Morfologi.

Foto diatas diambil iklan dari Jalan Cigasong, terdapat kata tidak baku APOTIK seharusnya kata APOTEK artinya toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis.
3)      Berikut foto spanduk yang mengalami kesalahan Morfologi.

Foto diatas diambil iklan dari Jalan Paningkiran, terdapat kata VERMAK seharsnya kata PERMAK yang arti adalah mengubah dari bentuk atau keadaan asli menjadi bentuk baru.
4)      Berikut foto spanduk yang mengalami kesalahan Morfologi.

Foto diatas merupakan spanduk dari Gedung DPRD Kabupaten Majalengka. Memiliki kesalahan pada kata RAMADHAN yang harusnya RAMADAN. Sesuai dengan KBBI V Ramadhan artinya bulan ke-9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari), pada bulan ini orang Islam yang sudah akil balig diwajibkan berpuasa.

5)      Berikut foto spanduk yang mengalami kesalahan Morfologi.

Foto diatas diambil dari Jalan Parapatan, dengan kesalahan kata AKSESORIS menjadi AKSESORI.  Karena dalam KBBI Aksesori memiliki arti barang tambahan yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis barang.
c.       Kesalahan pada Tanda Hubung
Berikut foto spanduk yang mengalami kesalahan Morfologi.

Foto tersebut diambil dari Perempatan Cigasong, dengan kesalahan tidak terdapat tanda hubung (-) pada kata BERBEDA BEDA BERSAMA SAMA seharusnya BERBEDA-BEDA BERSAMA-SAMA.

D.    SIMPULAN DAN SARAN
1.      Simpulan
Dalam sebuah spanduk yang menjadi informasi acuan untuk masyarakat umum. Karena iklan inilah suatu barang, almamater, minuman, makanan hingga calon gubernur jadi sarana media cetak yang efektif. Namun penggunaan Morfologi acap kali terabaikan oleh pembuat spanduk.
2.      Saran
Untuk itulah, sebuah iklan hendaklah menjadi panutan bagi para pembaca agar memperbaiki bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1.      HP, Achmad. (2013). Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Erlangga.
2.      Keraf, Gorys. (1979). Komposisi. Jakarta: Penerbit Nusa Indah.
3.      Chaer, Abdul. (2015). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Penerbit PT RINEKA CIPTA.
4.      Hariyani, Elyta Eka. (2013). Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada Surat Kabar Harian Jateng Pos Edisi Januari 2013. Jurnal Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Perhatian: Jika ingin copy paste, pastikan sumber link blogger ini dicantumkan ya, beserta Daftar Pustakanya. Terimakasih.

No comments:

Post a Comment