Puisi bagiku adalah napas diantara kehidupan yang selalu tertahan dalam dekapan. Tak bisa dipungkiri, apabila memang pikiran sudah terlalu berat tak bisa tercurahkan. Maka, obat diantaranya ialah menulis. Dalam segi apapun, menulis bisa menjadikan terapi kosakata yang bisa diutarakan. Selain daripada itu, kali ini aku mencoba membagi tips menulis nih, coba baca sampai akhir ya.
1. Memperbanyak bahan bacaan; karena untuk menjadi seorang penulis memiliki senjata paling utama, yakni membaca. Sebab dengan membaca kita akan lebih mudah untuk menyusun kata-kata yang tepat dan lebih enak untuk dibacakan kembali.
2. Mendengarkan alunan musik; mulailah dengan mendengarkan lagu (musik) sesuai dengan tema yang akan digarap. Bagiku musik merupakan hal yang penting selain buku, karena liriknya yang dapat menggugahkan inspirasi.
3. Ciptakan suasana yang nyaman; hal ini memiliki beberapa perbedaan dari setiap penulis, terkadang ada yang memilih suasana yang hening ketika malam hari setelah bermunajat kepada Sang Ilahi, ada pula pada pagi dini hari yang begitu mengilhami atau ada yang menulis ketika suatu kejadian, contohnya pada saat turun hujan, senja dan lain sebagainya.
4. Tulislah apa yang ada dipikiranmu; jika kamu hanya memikirkan kesalahan dalam menulis, niscaya ide cerita yang ingin diungkapkan akan sirna. Maka dari itulah, apabila kamu seorang penulis pemula saranku agar tulis apa saja yang ada dalam hati dan pikiranmu. Dan ingatlah jangan paksakan jika dalam keadaan sedih namun harus dituntut menulis yang bahagia. Karena rasa dan penghayatannya pasti akan berbeda.
5. Proses mengedit; jangan lupa jika sudah menghasilkan suatu karya lebih baik untuk mengedit ulang apa yang kamu tuliskan. Supaya karyamu dapat nikmat oleh pembaca.
Berikut contoh puisi dengan tema harapan.
Bunga diatas Kertas
Karya: Dewi Rima
Titian langkah pada tiap angin
Tiap tuju gempita malam dalam kelam
Mundur atau melaju atas permintaan?
Namun aku disini dalam napas kerinduan
Harap tirani yang membisu
Dekap melerai pilu dalam hatiku
Memeluk mempi larut malam jelmaan diku
Pada masa alam yang lalu terbuai akan pelangi beku
Hingga saatnya tuk berdiri menatap langit
Jalan lurus terbentang terbang melejit
Akan cita cerita tegap mengigit
Itulah pusaka merahasia waktu yang pahit
Berubah jadi tiap doa
Runtutan tengadah tangan dikala berjuang
Sebab melirik detik jam tuk seberapa puan
Akan melihat berbagai hal
Dan akhirnya
Masih ada sepasang tatap mata
Menanti dalam diam
Terlihatlah bunga diatas kertas memadam
Majalengka 23 Oktober 2018
Terimakasih telah membaca tulisanku ini, semoga bermanfaat. Kiranya masih banyak kekurangan dan kesalahan, pembaca dapat meninggalkan di kolom komentar. :-)
Selamat mencoba menulis.
No comments:
Post a Comment