ESAI
KAJIAN SEMIOTIK
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Kajian
Drama Indonesia
Dosen
Pengampu : Ima Siti Rahmawati, M.Pd.
Disusun
oleh:
Elmi Indriyani
(17.03.1.0013)
Nia
Aprilaini (17.03.1.0023)
Wiwi Sri Wahyuni (17.03.1.0017)
Dewi (17.03.1.0003)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS
MAJALENGKA
2019
A.
Pengertian
Semiotik
Kata
“kajian” berasal dari kata “kaji”
yang berarti pelajaran, penyelidikan (tentang sesuatu). Bermula dari pengertian
kata dasar yang demikian, kata “kajian” menjadi proses, cara, perbuatan
mengkaji, penyelidikan (pelajaran yang mendalam) atau penelaah. (Depdikbud,1999:431)
Menurut Cobley dan litza Janz 2002:4,
Semiotika berasal dari kata seme, yang
berarti penafsir tanda. Literatur yang lain menjelaskan bahwa semiotika
berasal dari kata semeion yang
berarti tanda. Semiotik juga dipakai
istilah semiologi ialah ilmu yang secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan
lambang-lambang, sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan.
(Luxemburg,1984:44).
Semiotik
adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem,
aturan-aturan dan dan konvensi-konvensi yang memugkinkan tanda-tanda tersebut
mempunyai arti. (Pradopo,2002:119).
Wiryaatmaja (1993:3) menyataka bahwa “semiotika adalah
ilmu yang mengkaji kehidupan tanda dalam maknanya yang luas di dalam
masyarakat, baik yang lugas (literal)
maupun yang kias (figuratif, baik yang
menggunakan bahasa maupun non bahasa”. Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari
sederetan luas obyek-obyek peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai
tanda.
Semi (2009:109) mengatakan bahwa “semiotik merupakan ilmu
yang mengkaji hal-hal yang berkaitan
dengan komunikasi dan ekspresi” apabila kajian sastra sudah dikaitkan dengan
masalah ekspresi dan manusianya, bahasa, isyarat, gaya, dan lain sebagainya,
hal ini berarti bahwa kajian semiotik
menyangkut aspek ekstrinsik dan intrinsik sebuah karya sastra.
Dari paparan
pengertian para ahli atas kajian semiotik ialah ilmu yang memahami
simbol-simbol drama. Banyak simbol yang dimainkan dalam drama untuk mendukung
keberhasilan permainan. Simbol-simbol itu merupakan kesatuan nalar.
1.
Ikon
Ikon adalah
tanda yang merujuk pada objek yang ditandakan berdasarkan karakter yang dia
miliki, artinya objek benar-benar ada atau tidak. Hubungan itu adalah hubungan
persamaan, misalnya gambar gunung sebagai penanda yang menandai gunung
(petanda). (Deledalle,1978:140)
2.
Indeks
Indeks adalah
tanda yang berdasarkan pada objek yang ditandakan karena objek yang satu
ditandakan oleh objek yang lain. Indeks merupakan hubungan yang timbul karena
kedekatan eksistensi tetapi bisa juga menunjukkan hubungan sebab akibat
antartanda. Misalnya, asap menandakan adanya api, mendung pertanda hujan.
(Deledalle,1978:140)
3.
Simbol
Simbol adalah
suatu tanda yang merujuk pada objek yang ditandakan berdasarkan kesepakatan,
biasanya suatu masyarakat mempunyai gagasan umum yang menentukan interpretasi
pada simbol berdasarkan acuan pada objek. (Deledella,1978:40)
B.
Langkah-Langkah
Semiotik
Beberapa ahli
pun mengatakan bahwasanya memahami karya sastra dengan pendekatan semiotik juga
dapat dilakukan dengan menempuh 4 langkah, seperti:
1. Mencari
signifier utama yang dapat mempresentasikan seluruh inti karya sastra. Dapat
pula mencari apa yang bisa dianggap sebagai penanda utama yang dapat
mempresentasikan ini seluruh karya sastra.
2. Membuat
analisis sintagmatig atau paradigmatik
untuk mencari detail pendukung signifier utama. Dalam melakukan analisa
paradigmatic dapat ditetapkan sebuah oposisi biner yang seirama dengan
signifier utama.
3. Untuk
mendukung lebih lanjut signifier utama dapat ditetapkan dalam langkah pertama
yang dilengkapi dengan analisa sekian banyak paradigmatic yang muncul dalam
karya sastra .
4. Melakukan
analisis sintagmatik. (Ambarini,2012:21)
C.
Prinsip-Prinsip
Semiotik
Adapun
prinsip-prinsip dalam semiotik adalah sebagai berikut:
1. Prinsip
struktural,dimana tanda dilihat sebagai sebuah kesatuan antara sesuatu yang
material dan konseptual. Dan fokusnya yaitu pada relasi unsur-unsur tersebut
sehingga menghasilkan makna.
2. Prinsip
kesatuan (unity). Sebuah tanda merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
antara bidang petanda yang berupa konsep,gagasan, makna dan bidang penanda yang
bersifat material atau kongkrit yaitu berupa tulisan, gambar, suara, objek.
Semua itu seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
3. Prinsip
konvensional, yaitu berupa kesepakatan sosial tentang bahasa (tanda dan makna)
di antara komunitas bahasa.
4. Prinsip
sinkroni, yaitu sebuah kajian tanda sebagai sebuah sistem yang tetap dalam
konteks waktu yang di anggap kontan, stabil dan tidak berubah.
5. Prinsip
representasi, yaitu dalam sebuah tanda merepresentasikan sesuatu realitas, yang
akan menjadi rujukan atau referensinya. Sebuah tanda bunga, misalnya mewakili
sesuatu di dalam dunia realita, sehingga hubungan tanda dan realitas lebih
bersifat mewakili.
6. Prinsip
kontinunitas, yaitu hubungan antar sistem tanda dan penggunanya secara sosial
dalam bahasa, bersifat berkelanjutan tidak pernah berubah, sehingga di dalamnya
tidak ada kemungkinan adanya perubahan radikal pada tanda, kode dan makna,
kecuali perubahan yang sangat kecil sekali. (Yasraf,2003:44-46)
D.
Kajian
Semiotik pada Drama
Kalimantan yang dulu disebut juga Borneo, adalah salah satu
pulau terbesar di nusantara dengan kekayaan alamnya yang menakjubkan serta
hutan yang lebat dengan ratusan sungai yang berkelok-kelok telah memberi kehidupan
bagi rakyat Kalimantan.
Alkisah nan jauh di desa terpencil di tengah
pedalaman,hiduplah seorang janda tua dengan anaknya yang bernama Darmi. Sejak
ayah Darmi meninggal, kehidupan mereka menjadi susah. Ayah Darmi tidak
mewariskan harta sedikitpun. Sang ibu terpaksa bekerja di sawah orang sebagai
buruh upahan. Sementara putrinya,Darmi adalah seorang gadis yang manja. Selain
manja,ia juga adalah seorang gadis yang malas dan pesolek, kerjanya hanya
bersolek dan mengagumi kecantikannya.
Hingga suatu hari….
Ibu
: “Darmi, Darmi,anakku,ayo bantu ibu bekerja di sawah”
Darmi
: “Hah? Bekerja di sawah? gak salah tuh?” (melihat
ke ibunya)
Ibu
: “Iya,nak. Sesekali bantulah ibu”
Darmi
: “Tidak,tidak bu, aku tidak mau bekerja di sawah. Nanti bisa-bisa kulitku
kotor, dan oh jari-jariku yang lentik ini bisa rusak,uh” (menunjukan jarinya)
Ibu
: “Apa kamu tidak kasihan pada ibu?”
Darmi
: “Kasihan pada ibu?? Buat apa juga kasihan, gak ada gunanya!, sudahlah ke
sawah sendiri saja!”
*Demikianlah berkali-kali Darmi tidak mempedulikan ibunya
yang dengan susah payah bekerja,demi mendapatkan upah yang tidak terlalu besar. Tapi setelah mendapat upah..*
Ibu
: “Wah…untunglah ,upah kali ini bisa untuk membeli beras” (memegang uang dengan wajah gembira) *Ketika itu Darmi mendengar
Darmi
: “Baru dapat bayaran ya? Coba berapa?” (Darmi
merebut uang ibunya)
*Lalu
dihitunglah uang ibunya
Darmi
: “Wah! Cukup nih untuk beli baju baru yang kuincar” (Wajah gembira)
Ibu
: “Tapi nak… uang itu akan ibu buat untuk membeli beras”
Darmi
:
“Ouw,begitu ya… nih aku kembalikan” (Sambil
melambaikan uang yang dipegangnya) *Ketika ibunya hendak mengambilnya,
Darmi menarik kembali uang itu
Darmi
: “Hahaha, enak aja. Uang ini akan kupakai untuk beli baju baru,biar penampilanku ga kumal seperti ibu” Jawab Darmi
sambil meledek ibunya
Ibu
: “Tapi kita akan makan apa nak?,jika uang itu kamu ambil?”
Darmi
: “Ah! Gak mau tau! Bodoh banget jadi orang”
*Darmi
pun pergi meninggalkan ibunya
Karena tidak dapat mencukupi
kebutuhannya, ibu Darmi pun pergi ke rumah tetangganya yang kaya untuk meminjam
uang
(Ketika
di rumah Pak Seno & istrinya)
Bu
Seno : “Ada urusan apa bu, kok sampai ke rumah saya?” (raut wajah kebingungan)
Ibu
Darmi : “hmm…” (canggung)
Bu
Seno : “Ada apa?”
Pak
Seno : “Ada apa,bu? Udah gak usah malu-malu…katakan saja”
Ibu
Darmi : “Pak Seno,bolehkah saya meminjam uang untuk membeli beras? Akhir-akhir
ini,saya kesulitan ekonomi”
Pak
Seno : “Lah? Bukankah hari ini ibu sudah mendapat upah dari sawah? Apakah tidak
cukup?”
Bu
Seno : “Haduhh suamiku,masa kamu gak tahu anaknya ,Darmi. Si Darmi itu pasti
selalu minta apapun secara paksa. Benar-benar anak tak tahu diri!”
Pak
Seno : “Darmi?? Rasanya aku pernah mendengar nama itu..” (mengingat-ingat)
Pak
Seno : “Oh! Si Darmi yang katanya cantik jelita itu kan? Pemuda-pemuda desa
sering membicarakannya…. Sayang sekali,wajahnya cantik,tapi perilakunya seperti
itu”
Bu
Seno : “Husst, jangan keras-keras, sampingmu itu ibunya”
Pak
Seno : (diam sejenak untuk memikirkan apa
yang hendak diperbuatnya)
Pak
Seno : “Baiklah,bu… ini ada sedikit uang yang bisa kami berikan” (Pak Seno menyerahkan uang kepada Ibu Darmi)
Ibu
Darmi : “Baiklah!, terima kasih banyak tuan atas pinjamannya. Saat gajian
nanti, saya janji akan segera mengembalikannya”
Pak
Seno : “Eitss, tidak usah dikembalikan, anggap saja ini sumbangan”
Bu
Seno : “Iya, anggap saja ini sumbangan. Tapi jangan sampai uang ini direbut
oleh anakmu, si Darmi!” (menatap dengan
marah pada ibu Darmi)
Ibu
Darmi : “Ba..Baiklah nyonya, akan saya gunakan sebaik-baiknya.. saya pamit
pulang dulu, terima kasih atas bantuannya”
*Beberapa
hari kemudian Ibu Darmi hendak ke pasar,lalu…
Ibu
: “Nak,ibu mau ke pasar dulu,ya”
Darmi
:”Eh,bentar bu. Darmi ikut dong, sekalian mau beli bedak. Bedakku udah habis
nih..tanpa bedak,nanti wajahku yang
mulus ini jadi jelek”
Ibu
: "Ta.tapi nak, nanti beli bedak jangan mahal-mahal ya,mungkin saja uang
ibu tidak cukup”
Darmi
: “Iyaa iya.Yaa gini nih jadi orang miskin!" (Darmi mengibaskan
rambutnya) Darmi : "Eitss...Aku mau ke pasar bersama ibu, asalkan ibu
harus berjalan di belakangku” (Jari teluunjuk mengarah ke belakang)
Ibu
: “Kenapa nak?, padahal aku ini ibumu”
Darmi
: “Aku tuh malu punya ibu yg jelek,kotor,keriput lagi! Uh, menyebalkan! Ayo
cepat!”
*Seketika
hati Ibunya tersakiti oleh perkataan Darmi
*Sewaktu
perjalanan menuju Pasar….
Pemuda
1 : “Hai Cantik, mau kemana nih?”
Pemuda
2 : “iya,mau kemana kok cantik banget?”
Pemuda
1 : “Hey,jangan cuek sama kita dong”
Darmi
:”Biasa, mau ke pasar”
Pemuda
2 : “Oh ya? Ke pasar sama siapa?”
Darmi
: “kalian apa gak lihat belakang? Tuh” (Darmi
menunjuk ibunya)
Pemuda
1 & 2 : “Oh sama ibunya” (Jawab
serentak)
Darmi
: “Hah?? Gila apa?! Orang kek gitu dibilang ibuku? “
Pemuda
1 : “Terus itu siapa,dong?’’ (Kebingungan)
Darmi
: “Dia itu pembantuku, dia bodoh banget tau nggak,masa tiap makan,aku selalu
dikasih nasi kecap,padahal aku kan mintanya daging bukan nasi kecap”
Pemuda
2 : “oo, ternyata perempuan tua itu pembantumu… hahaha,maaf ya soalnya kami
salah sangka”
Pemuda
1 : “Ya udah, kami pergi dulu ya,dahh”
*Ibu
Darmi yang mendengar itu pun mengelus dada dan ingin menangis, tetapi ia
menahannya
*Di
perjalanan itu , Darmi bertemu kembali dengan temannya sewaktu sekolah
Teman
: “Lho Darmi, wahh lama tidak bertemu! Gimana kabarmu?” (terkejut)
Darmi
: “tidak terlalu buruk,kok”
Teman
: “Semakin dewasa, kamu makin cantik,deh… cocok kalau kamu tinggal di kota,
kenapa kamu tidak tinggal di kota aja?”
Darmi
: “hmm,sebenernya sih aku pingin tinggal di kota,tapi yaa gimana lagi… kasihan
pembantuku yang ada di belakang…kalau gak ada aku,dia mau makan apa” (Darmi pura-pura baik)
Teman
: “Tidak hanya cantik,kamu juga dermawan.hebat banget lho!. Aku baru sadar
kalau kamu kesini sama pembantumu “
Darmi
: “sebenarnya dia itu babu ,karena ia tak dapat melunasi hutangnya kepadaku.
Tapi ya gimana lagi,aku kasihan…makanya sekarang ia kubayar dan kujadikan
pembantu”
Teman
: “Jarang lho ada orang sepertimu, hahaha….ya udah ya, aku masih ada urusan,
udah dulu ya”
Darmi
: “iya”
*Ketika
teman Darmi pergi ,ibu Darmi hanya terdiam dan…
(Ibu Darmi duduk di tanah, lalu menangis)
Darmi
:”Ibu! Ayo cepat!”
Ibu
: “……”
Darmi
: “Ada apa kok nangis sampai segitunya?”
Ibu
nya dengan suara lantang pun megutuk Darmi
Ibu
: “Ya Tuhan,tolonglah hamba-Mu ini, hamba-Mu sudah tidak kuat lagi menerima
cobaan ini,kutuklah anakku Tuhan,kutuklah ia!!”
*Petir
dan kegelapan pun bergemuruh
Darmi
: “Apa yang terjadi?! Ibuuu maafkanlah akuu, Ibuuuu!”
*Darmi
pun berubah menjadi batu, namun begitu ,sang ibu tetap memeluknya dengan kasih
sayang
Ibu
: “Ini merupakan perpisahan terakhir bagi kita,anakku…”
Simbol
Demikianlah berkali-kali Darmi tidak
mempedulikan ibunya yang dengan susah payah bekerja,demi mendapatkan upah yang tidak terlalu besar. Tapi
setelah mendapat upah..*
Indeks
Darmi
: “Hahaha, enak aja. Uang ini akan kupakai untuk beli baju baru,biar penampilanku ga kumal seperti ibu” Jawab Darmi
sambil meledek ibunya
Darmi
:”Eh,bentar bu. Darmi ikut dong, sekalian mau beli bedak. Bedakku udah habis
nih..tanpa bedak,nanti wajahku yang
mulus ini jadi jelek”
DAFTAR PUSTAKA
Ambarini dan Unaya
Nazia Maharani.2012.Semiotika Teori dan
Aplikasi.Semarang:IKIP PGRI Semarang Press
Christomy,Tommy.2001.
Pengantar Semiotika Pragmatik.Jakarta:Pusat
Penelitian Kemasyarakatan dan Universtitas Indonesia.
Depdikbud.1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Deledalle,Gerard.1978.Charles S. Peirce Ecrits sur le Signe.Paris:
Editions du Seuil.
Luxemburg,B.M.Westeinjn.1984.Pengantar Ilmu Sastra.Jakarta:PT
Gramedia.
Muhammad,Thamimi.2016.Semiotik Dalam Drama Surat Kecil untuk
Tuhan.Jurnal Pendidikan Bahasa,Vol 5,No 1.
Pradopo,Rachmat
Djoko.2002.Kritik Sastra Modern.Yogyakarta:Gama
Media.
Yasraf,Piliang
Amir.2003.Hipersemiotika (Tafsir Cultural
Studies atau Matinya Makna.Yogyakarta:Jalasutra.