Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Sunday, 13 October 2019

RPP Resensi Kelas X Bahasa Indonesia


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP

Sekolah                        : SMAN 1 Rajagaluh
Mata Pelajaran             : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            : X/1
Materi Pokok               : Menilai Karya Melalui Resensi
Alokasi Waktu             : 4 x 45 Menit
A.  Kompetensi Inti
KI 3                        Memahami, menerapkan, menganalisis pemngetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4            Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari disekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

B.  Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.16 Membandingkan isi berbagai resensi untuk menemukan sistematika sebuah resensi
3.16.1 Mengemukakan informasi tentang resensi
3.16.2 Membandingkan persamaan dan perbedaan isi resensi
3.16.3 Menjelaskan sistematika beberapa resensi
4.16 Menyusun sebuah resensi dengan memerhatikan hasil perbandingan beberapa teks resensi
4.16.1 Menganalisis sebuah resensi buku
4.16.2 Mendiskusikan unsur-unsur dan sistematika resensi buku
4.16.3 Mempresentasikan, menanggapi dan merevisi hasil kerja dalam kelas

C.  Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan sainstifik dengan model pembelajaran problem based learning, peserta didik dapat Membandingkan isi berbagai resensi untuk menemukan sistematika sebuah resensi dan menyusun sebuah resensi dengan memerhatikan hasil perbandingan beberapa teks resensi dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.

D.  Materi Pembelajaran
·      Pengertian resensi
·      Isi dan kebahasaan dalam resensi
·      Membuat resensi
·      Unsur-unsur resensi
·      Sistematika resensi
·      Contoh resensi yang berjudul “Valentino Rossi Juara” dan “Teknik Bermain Gitar”

E.  Metode Pembelajaran
1.      Pendekatan : Sainstifik
2.      Model : Problem based learning
3.      Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

F.   Media atau Alat dan Bahan Pembelajaran
1.      Laptop
2.      Papan tulis
3.      Spidol
4.      Projektor


G. Sumber Belajar
1.      Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
2.      Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

H.  Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-
Langkah-Langkah Pembelajaran
Karakter
Waktu

Kegiatan awal
·      Peserta didik mengondisikan kelas dalam persiapan belajar mengajar
·      Peserta didik melalukan apersepsi
·      Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang kompetensi dan tujuan pembejaran yang hendak disampaikan,







Rajin belajar, teliti, aktif, berani dan kritis.



10’



Kegiatan inti
·      Peserta didik mendengarkan pengertian resensi
·      Peserta didik dapat membandingkan persamaan dan perbedaan isi resensi dan sistematika beberapa resensi
·      Guru membagikan dua kelompok dengan judul buku “Valentino Rossi jadi Juara” dan “Teknik Bermain Gitar” untuk dianalisis berdasarkan unsur-unsur dan sistematika resensi buku
·      Peserta didik mempresentasikan hasil kerja dalam kelas


25’
Kegiatan penutup
·      Peserta didik bersama guru menyimpulkan resensi
·      Peserta didik menyimak informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya mengenai analisis kebahasaan resensi
·      Peserta didik bersama guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam




10’

I.     Penilaian
1. Teknik                            : Penugas
2. Bentuk instrumen           :  Uraian
3. Soal/Instrumen               :
No
Soal
Butir Soal
Rentang Skor
1.
Peserta didik mampu menentukan persamaan dan perbedaan isi resensi
Mendengarkan penjelasan yang disajikan oleh guru
2
2.
Peserta didik mampu membuat resensi dengan memperhatikan kelengkapan unsur-unsurnya
Tulislah unsur-unsur resensi yang terdapat dalam sebuah buku
4
3.
Peserta didik mampu menyampaikan sistematika resensi
Mampu mempresentasikan resensi
4

Jumlah skor

10




Nama kelompok dan anggota kelompok
Unsur Penilaian
Kategori
Kelengkapan
Ketepatan
Kejelasan
Kelompok 1






Kelompok 2





Nilai Akhir = Skor yang diperoleh siswa x 100
                        Skor maksimal (10)
Majalenka, Juni 2019
Mengetahui,
Guru Bidang Studi



Guru Praktikan



Rianto, S.Pd., M.Si., M.Pd.






Dewi








Kajian Semiotik dalam Naskah Drama



ESAI
KAJIAN SEMIOTIK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Kajian Drama Indonesia
Dosen Pengampu : Ima Siti Rahmawati, M.Pd.
Disusun oleh:
Elmi Indriyani   (17.03.1.0013)
Nia Aprilaini    (17.03.1.0023)
Wiwi Sri Wahyuni (17.03.1.0017)
Dewi      (17.03.1.0003)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MAJALENGKA
 2019
A.    Pengertian Semiotik
Kata “kajian” berasal dari kata “kaji” yang berarti pelajaran, penyelidikan (tentang sesuatu). Bermula dari pengertian kata dasar yang demikian, kata “kajian” menjadi proses, cara, perbuatan mengkaji, penyelidikan (pelajaran yang mendalam) atau penelaah. (Depdikbud,1999:431)
Menurut Cobley dan litza Janz 2002:4, Semiotika berasal dari kata seme, yang berarti penafsir tanda. Literatur yang lain menjelaskan bahwa semiotika berasal dari kata semeion yang berarti  tanda. Semiotik juga dipakai istilah semiologi ialah ilmu yang secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan. (Luxemburg,1984:44).
Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan dan dan konvensi-konvensi yang memugkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.  (Pradopo,2002:119).
Wiryaatmaja (1993:3) menyataka bahwa “semiotika adalah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda dalam maknanya yang luas di dalam masyarakat, baik yang lugas (literal) maupun yang kias (figuratif, baik yang menggunakan bahasa maupun non bahasa”. Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.
Semi (2009:109) mengatakan bahwa “semiotik merupakan ilmu yang mengkaji  hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan ekspresi” apabila kajian sastra sudah dikaitkan dengan masalah ekspresi dan manusianya, bahasa, isyarat, gaya, dan lain sebagainya, hal ini berarti bahwa  kajian semiotik menyangkut aspek ekstrinsik dan intrinsik sebuah karya sastra.
 Dari paparan pengertian para ahli atas kajian semiotik ialah ilmu yang memahami simbol-simbol drama. Banyak simbol yang dimainkan dalam drama untuk mendukung keberhasilan permainan. Simbol-simbol itu merupakan kesatuan nalar.

1.      Ikon
Ikon adalah tanda yang merujuk pada objek yang ditandakan berdasarkan karakter yang dia miliki, artinya objek benar-benar ada atau tidak. Hubungan itu adalah hubungan persamaan, misalnya gambar gunung sebagai penanda yang menandai gunung (petanda). (Deledalle,1978:140)
2.      Indeks
Indeks adalah tanda yang berdasarkan pada objek yang ditandakan karena objek yang satu ditandakan oleh objek yang lain. Indeks merupakan hubungan yang timbul karena kedekatan eksistensi tetapi bisa juga menunjukkan hubungan sebab akibat antartanda. Misalnya, asap menandakan adanya api, mendung pertanda hujan. (Deledalle,1978:140)
3.      Simbol
Simbol adalah suatu tanda yang merujuk pada objek yang ditandakan berdasarkan kesepakatan, biasanya suatu masyarakat mempunyai gagasan umum yang menentukan interpretasi pada simbol berdasarkan acuan pada objek. (Deledella,1978:40)
B.     Langkah-Langkah Semiotik
Beberapa ahli pun mengatakan bahwasanya memahami karya sastra dengan pendekatan semiotik juga dapat dilakukan dengan menempuh 4 langkah, seperti:
1.      Mencari signifier utama yang dapat mempresentasikan seluruh inti karya sastra. Dapat pula mencari apa yang bisa dianggap sebagai penanda utama yang dapat mempresentasikan ini seluruh karya sastra.
2.      Membuat analisis sintagmatig  atau paradigmatik untuk mencari detail pendukung signifier utama. Dalam melakukan analisa paradigmatic dapat ditetapkan sebuah oposisi biner yang seirama dengan signifier utama.
3.      Untuk mendukung lebih lanjut signifier utama dapat ditetapkan dalam langkah pertama yang dilengkapi dengan analisa sekian banyak paradigmatic yang muncul dalam karya sastra .
4.      Melakukan analisis sintagmatik. (Ambarini,2012:21)
C.    Prinsip-Prinsip Semiotik
Adapun prinsip-prinsip dalam semiotik adalah sebagai berikut:
1.      Prinsip struktural,dimana tanda dilihat sebagai sebuah kesatuan antara sesuatu yang material dan konseptual. Dan fokusnya yaitu pada relasi unsur-unsur tersebut sehingga menghasilkan makna.
2.      Prinsip kesatuan (unity). Sebuah tanda merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara bidang petanda yang berupa konsep,gagasan, makna dan bidang penanda yang bersifat material atau kongkrit yaitu berupa tulisan, gambar, suara, objek. Semua itu seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
3.      Prinsip konvensional, yaitu berupa kesepakatan sosial tentang bahasa (tanda dan makna) di antara komunitas bahasa.
4.      Prinsip sinkroni, yaitu sebuah kajian tanda sebagai sebuah sistem yang tetap dalam konteks waktu yang di anggap kontan, stabil dan tidak berubah.
5.      Prinsip representasi, yaitu dalam sebuah tanda merepresentasikan sesuatu realitas, yang akan menjadi rujukan atau referensinya. Sebuah tanda bunga, misalnya mewakili sesuatu di dalam dunia realita, sehingga hubungan tanda dan realitas lebih bersifat mewakili.
6.      Prinsip kontinunitas, yaitu hubungan antar sistem tanda dan penggunanya secara sosial dalam bahasa, bersifat berkelanjutan tidak pernah berubah, sehingga di dalamnya tidak ada kemungkinan adanya perubahan radikal pada tanda, kode dan makna, kecuali perubahan yang sangat kecil sekali. (Yasraf,2003:44-46)
D.    Kajian Semiotik pada Drama
Kalimantan yang dulu disebut juga Borneo, adalah salah satu pulau terbesar di nusantara dengan kekayaan alamnya yang menakjubkan serta hutan yang lebat dengan ratusan sungai yang berkelok-kelok telah memberi kehidupan bagi rakyat Kalimantan.
Alkisah nan jauh di desa terpencil di tengah pedalaman,hiduplah seorang janda tua dengan anaknya yang bernama Darmi. Sejak ayah Darmi meninggal, kehidupan mereka menjadi susah. Ayah Darmi tidak mewariskan harta sedikitpun. Sang ibu terpaksa bekerja di sawah orang sebagai buruh upahan. Sementara putrinya,Darmi adalah seorang gadis yang manja. Selain manja,ia juga adalah seorang gadis yang malas dan pesolek, kerjanya hanya bersolek dan mengagumi kecantikannya.
Hingga suatu hari….

Ibu : “Darmi, Darmi,anakku,ayo bantu ibu bekerja di sawah”
Darmi : “Hah? Bekerja di sawah? gak salah tuh?” (melihat ke ibunya)
Ibu : “Iya,nak. Sesekali bantulah ibu”
Darmi : “Tidak,tidak bu, aku tidak mau bekerja di sawah. Nanti bisa-bisa kulitku kotor, dan oh jari-jariku yang lentik ini bisa rusak,uh” (menunjukan jarinya)
Ibu : “Apa kamu tidak kasihan pada ibu?”
Darmi : “Kasihan pada ibu?? Buat apa juga kasihan, gak ada gunanya!, sudahlah ke sawah sendiri saja!”
*Demikianlah berkali-kali Darmi tidak mempedulikan ibunya yang dengan susah payah bekerja,demi mendapatkan upah yang tidak terlalu besar. Tapi setelah mendapat upah..*
Ibu : “Wah…untunglah ,upah kali ini bisa untuk membeli beras” (memegang uang dengan wajah gembira) *Ketika itu Darmi mendengar
Darmi : “Baru dapat bayaran ya? Coba berapa?” (Darmi merebut uang ibunya)
*Lalu dihitunglah uang ibunya
Darmi : “Wah! Cukup nih untuk beli baju baru yang kuincar” (Wajah gembira)
Ibu : “Tapi nak… uang itu akan ibu buat untuk membeli beras”
Darmi
: “Ouw,begitu ya… nih aku kembalikan” (Sambil melambaikan uang yang dipegangnya) *Ketika ibunya hendak mengambilnya, Darmi menarik kembali uang itu
Darmi : “Hahaha, enak aja. Uang ini akan kupakai untuk beli baju baru,biar penampilanku ga kumal seperti ibu” Jawab Darmi sambil meledek ibunya
Ibu : “Tapi kita akan makan apa nak?,jika uang itu kamu ambil?”
Darmi : “Ah! Gak mau tau! Bodoh banget jadi orang”
*Darmi pun pergi meninggalkan ibunya
            Karena tidak dapat mencukupi kebutuhannya, ibu Darmi pun pergi ke rumah tetangganya yang kaya untuk meminjam uang
(Ketika di rumah Pak Seno & istrinya)
Bu Seno : “Ada urusan apa bu, kok sampai ke rumah saya?” (raut wajah kebingungan)
Ibu Darmi : “hmm…” (canggung)
Bu Seno : “Ada apa?”
Pak Seno : “Ada apa,bu? Udah gak usah malu-malu…katakan saja”
Ibu Darmi : “Pak Seno,bolehkah saya meminjam uang untuk membeli beras? Akhir-akhir ini,saya kesulitan ekonomi”
Pak Seno : “Lah? Bukankah hari ini ibu sudah mendapat upah dari sawah? Apakah tidak cukup?”
Bu Seno : “Haduhh suamiku,masa kamu gak tahu anaknya ,Darmi. Si Darmi itu pasti selalu minta apapun secara paksa. Benar-benar anak tak tahu diri!”
Pak Seno : “Darmi?? Rasanya aku pernah mendengar nama itu..” (mengingat-ingat)
Pak Seno : “Oh! Si Darmi yang katanya cantik jelita itu kan? Pemuda-pemuda desa sering membicarakannya…. Sayang sekali,wajahnya cantik,tapi perilakunya seperti itu”
Bu Seno : “Husst, jangan keras-keras, sampingmu itu ibunya”
Pak Seno : (diam sejenak untuk memikirkan apa yang hendak diperbuatnya)
Pak Seno : “Baiklah,bu… ini ada sedikit uang yang bisa kami berikan” (Pak Seno menyerahkan uang kepada Ibu Darmi)
Ibu Darmi : “Baiklah!, terima kasih banyak tuan atas pinjamannya. Saat gajian nanti, saya janji akan segera mengembalikannya”
Pak Seno : “Eitss, tidak usah dikembalikan, anggap saja ini sumbangan”
Bu Seno : “Iya, anggap saja ini sumbangan. Tapi jangan sampai uang ini direbut oleh anakmu, si Darmi!” (menatap dengan marah pada ibu Darmi)
Ibu Darmi : “Ba..Baiklah nyonya, akan saya gunakan sebaik-baiknya.. saya pamit pulang dulu, terima kasih atas bantuannya”
*Beberapa hari kemudian Ibu Darmi hendak ke pasar,lalu…
Ibu : “Nak,ibu mau ke pasar dulu,ya”
Darmi :”Eh,bentar bu. Darmi ikut dong, sekalian mau beli bedak. Bedakku udah habis nih..tanpa bedak,nanti wajahku yang mulus ini jadi jelek”
Ibu : "Ta.tapi nak, nanti beli bedak jangan mahal-mahal ya,mungkin saja uang ibu tidak cukup”
Darmi : “Iyaa iya.Yaa gini nih jadi orang miskin!" (Darmi mengibaskan rambutnya) Darmi : "Eitss...Aku mau ke pasar bersama ibu, asalkan ibu harus berjalan di belakangku” (Jari teluunjuk mengarah ke belakang)
Ibu : “Kenapa nak?, padahal aku ini ibumu”
Darmi : “Aku tuh malu punya ibu yg jelek,kotor,keriput lagi! Uh, menyebalkan! Ayo cepat!”
*Seketika hati Ibunya tersakiti oleh perkataan Darmi
*Sewaktu perjalanan menuju  Pasar….
Pemuda 1 : “Hai Cantik, mau kemana nih?”
Pemuda 2 : “iya,mau kemana kok cantik banget?”
Pemuda 1 : “Hey,jangan cuek sama kita dong”
Darmi :”Biasa, mau ke pasar”
Pemuda 2 : “Oh ya? Ke pasar sama siapa?”
Darmi : “kalian apa gak lihat belakang? Tuh” (Darmi menunjuk ibunya)
Pemuda 1 & 2 : “Oh sama ibunya” (Jawab serentak)
Darmi : “Hah?? Gila apa?! Orang kek gitu dibilang ibuku? “
Pemuda 1 : “Terus itu siapa,dong?’’ (Kebingungan)
Darmi : “Dia itu pembantuku, dia bodoh banget tau nggak,masa tiap makan,aku selalu dikasih nasi kecap,padahal aku kan mintanya daging bukan nasi kecap”
Pemuda 2 : “oo, ternyata perempuan tua itu pembantumu… hahaha,maaf ya soalnya kami salah sangka”
Pemuda 1 : “Ya udah, kami pergi dulu ya,dahh”
*Ibu Darmi yang mendengar itu pun mengelus dada dan ingin menangis, tetapi ia menahannya
*Di perjalanan itu , Darmi bertemu kembali dengan temannya sewaktu sekolah
Teman : “Lho Darmi, wahh lama tidak bertemu! Gimana kabarmu?” (terkejut)
Darmi : “tidak terlalu buruk,kok”
Teman : “Semakin dewasa, kamu makin cantik,deh… cocok kalau kamu tinggal di kota, kenapa kamu tidak tinggal di kota aja?”
Darmi : “hmm,sebenernya sih aku pingin tinggal di kota,tapi yaa gimana lagi… kasihan pembantuku yang ada di belakang…kalau gak ada aku,dia mau makan apa” (Darmi pura-pura baik)
Teman : “Tidak hanya cantik,kamu juga dermawan.hebat banget lho!. Aku baru sadar kalau kamu kesini sama pembantumu “
Darmi : “sebenarnya dia itu babu ,karena ia tak dapat melunasi hutangnya kepadaku. Tapi ya gimana lagi,aku kasihan…makanya sekarang ia kubayar dan kujadikan pembantu”
Teman : “Jarang lho ada orang sepertimu, hahaha….ya udah ya, aku masih ada urusan, udah dulu ya”
Darmi : “iya”
*Ketika teman Darmi pergi ,ibu Darmi hanya terdiam dan…
(Ibu Darmi duduk di tanah, lalu menangis)
Darmi :”Ibu! Ayo cepat!”
Ibu : “……”
Darmi : “Ada apa kok nangis sampai segitunya?”
Ibu nya dengan suara lantang pun megutuk Darmi
Ibu : “Ya Tuhan,tolonglah hamba-Mu ini, hamba-Mu sudah tidak kuat lagi menerima cobaan ini,kutuklah anakku Tuhan,kutuklah ia!!”
*Petir dan kegelapan pun bergemuruh
Darmi : “Apa yang terjadi?! Ibuuu maafkanlah akuu, Ibuuuu!”
*Darmi pun berubah menjadi batu, namun begitu ,sang ibu tetap memeluknya dengan kasih sayang
Ibu : “Ini merupakan perpisahan terakhir bagi kita,anakku…”




Simbol
Demikianlah berkali-kali Darmi tidak mempedulikan ibunya yang dengan susah payah bekerja,demi mendapatkan upah yang tidak terlalu besar. Tapi setelah mendapat upah..*

Indeks
Darmi : “Hahaha, enak aja. Uang ini akan kupakai untuk beli baju baru,biar penampilanku ga kumal seperti ibu” Jawab Darmi sambil meledek ibunya
Darmi :”Eh,bentar bu. Darmi ikut dong, sekalian mau beli bedak. Bedakku udah habis nih..tanpa bedak,nanti wajahku yang mulus ini jadi jelek”



DAFTAR PUSTAKA
Ambarini dan Unaya Nazia Maharani.2012.Semiotika Teori dan Aplikasi.Semarang:IKIP PGRI Semarang Press
Christomy,Tommy.2001. Pengantar Semiotika Pragmatik.Jakarta:Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Universtitas Indonesia.
Depdikbud.1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Deledalle,Gerard.1978.Charles S. Peirce Ecrits sur le Signe.Paris: Editions du Seuil.
Luxemburg,B.M.Westeinjn.1984.Pengantar Ilmu Sastra.Jakarta:PT Gramedia.
Muhammad,Thamimi.2016.Semiotik Dalam Drama Surat Kecil untuk Tuhan.Jurnal Pendidikan Bahasa,Vol 5,No 1.
Pradopo,Rachmat Djoko.2002.Kritik Sastra Modern.Yogyakarta:Gama Media.
Yasraf,Piliang Amir.2003.Hipersemiotika (Tafsir Cultural Studies atau Matinya Makna.Yogyakarta:Jalasutra.