Seni Budaya
Dari Musuh Menjadi Sahabat
Di
suatu hari selasa yang bertempat di sekolah. Seperti biasa seluruh siswa sedang
belajar. Bel istirahat pun berbunyi, tersisa hanya 4 orang perempuan yang
sedang membicarakan suatu hal.
Ayu : “Hey, hey. Katanya sekarang materinya
olahraganya voli.”
Diah : “Asyik, euy. Voli.”
Dewi : “Wah, kalau voli jagonya Diah.”
Adrin : “Iya tuh benar.”
Kemudian
datanglah 3 orang boy band yang tengil dan sok kegantengan. Salah seorang
kaptennya menyenggol Diah.
Diah : “Hmm, kalian ini. Ngajak rebut ya?”
Asep : “Tuh, kata ibu suruh cepetan ganti. Terus
ke lapangan.”
Ayu : “Iya, tahu. Tapi biasa aja dong, jangan
nyolot.”
Dede : “Kita mah sudah biasa.”
Dan
terjadilah percekcokkan antara kedua belah pihak.
Dewi : “Sudah, sudah. Dari pada kalian saling
cela. Mending adu bakat saja. Bagaimana?”
Dede : “Adu bakat? Ayo! Siapa takut!”
Asep : “Ayo!”
Robi : “Sekarang kan voli. Aku tantang kalian adu
voli, tapi ada syaratnya.”
Diah,
Adri, Dewi dan Ayu: “Apa syaratnya?”
Asep : “Yang kalah gendong yang menang.”
Adrin : “Ngaco ya. Kalian itu badannya gede-gede.
Kecuali Dede sih, Sedangkan kami?. Gak kami engga setuju.”
Ayu : “Begini saja, biar adil. Yang kalah
traktir makan dan minum di kantin. Fair kan.”
Dede : “Itu baru yang namanya adil.”
Diah : “Baiklah, kalau begitu. Dil”
Robi : “Dil. Tirai 2!”
Diah,
Adrin, Dewi dan Ayu: “Emangnya supper deal?”
Robi
memasangkan dua jari ke mata Diah. Begitupun Diah melakukan hal yang sama.
Di
lapangan.
Robi,
Asep dan Dede: “Ayo, kalau berani. Maju.”
Diah,
Alin dan Ayu menghampiri 3 boy band yang beranggotakan Robi, Asep dan Dede.
Kali
ini kita akan menyaksikan pertarungan sengit antara Diah Rosdiana vs Ahmad Nurrobi. Cekkidot.
Peluit
terakhir pun telah dibunyikan, pertanda pertandingan selesai. Keduanya sagat
kuat, hingga point yang diperoleh tidak beda jauh. Yaitu: 23, 25. Pertandingan
pun di menangkan oleh group Diah Rosdiana. Selamat.
Robi : “Aku engga terima, pasti ini salah.”
Asep : “Mana mungkin, Robi kan sang juara!”
Ayu : “Hey. Jangan sombong dong kalian.”
Robi : “Pokoknya ini engga bener. Kau wasit!
Pasti kau membela group perempuan kan?”
Dewi : “Engga, engga. Aku sudah menghitungnya
dengan benar kok. Sesuai.”
Mereka
pun meninggalkan lapangan, tetapi sebelum itu, salah satu dari mereka mendorong
wasit. Sehingga menjatuhkan foto piagam voli ball.
Robi : “Hah? Ini piagam voli siapa?”
Adrin : “Kau tidak tahu ya? Ini piagam Diah,
kejuaraan tingkat kabupaten. Hebat kan?”
Robi
menganggukkan kepala.
Robi : “Bolehkah kita bekerja sama dan
mengajariku, Diah?”
Diah : “Tapi tipati dulu janjinya. Traktik kita
berempat.”
Kemudian
3 orang boy band keluar dan membawa 2 botol aqua.
Robi : “Ini, 1 botol untuk empat orang.”
Diah,
Adrin, Dewi dan Ayu: “Robbi…..”
Mereka
bertujuh pun menjadi sahabat yang tak terlupakan karena voli ball.
Sekian.
No comments:
Post a Comment