Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Sunday 25 February 2018

Linguistik Umum

Assalamu'alaikum
Salam hangat temen-temen udah lama nih engga ngeblog lagi, kali ini aku akan membahas mengenai awal seluk beluk linguistik umum dan berikut ialah ranggkumannya.
1. Studi Bahasa
A. Pengertian Bahasa
Linguistik umum artinya pengetahuan yang mempelajari bahasa pada umumnya. Setiap bahasa memiliki ciri khas dan pola tertentu yang membedakan dengan bahasa lainnya. Kata bahasa memiliki lebih dari satu makna atau pengertian, sehingga seringkali membingungkan. Namun demikian, dari sekian perbedaan itu, tetap saja akan ditemukan adanya persamaan yang bersifat universal.
B. Hakikat Bahasa
Berikut merupakan beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa yaitu sebagai berikut:
1) Bahasa sebagai sistem
Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus sistematis dan sistemis. Dengan sistematis artinya bahasa tersusun menurut pola, sedangkan sistemis artinya bahasa itu bukan sistem tunggal, tetapi juga terdiri dari subsistematis.
2) Bahasa sebagai lambang
Bersifat tidak langsung dan alamiah. Lambang biasanya dipilih oleh suatu kelompok masyarakat karena memiliki makna tersendiri. Misalnya, bendera berwarna kuning yang dipakai masyarakat untuk melambangkan kematian, ternyata jika didalam ruang lingkup pemerintahan bendera kuning dipakai sebagai lambang kepresidenan.
3) Bahasa adalah bunyi
Bunyi pada bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang memiliki maksud tertentu. Sehingga ketika bertatapan dengan lawan jenis, bunyi tersebut saling memahami oleh keduanya.
4) Bahasa itu bermakna
Morfem, kata, frase, klausa, kalimat dan wacana merupakan satuan bahasa yang bermakna. Karena satuan-satuan bahasa tersebut berada pada tingkatan linguistik berdeda. Kita mengetahui bahasa didalam bangsa Indonesia itu memiliki banyak arti, walaupun bahasa Indonesia memiliki berbagai macam ciri khas dan daerah.

5) Bahasa itu arbitrer
Yakni tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Contohnya, kita menamakan perabot rumah tangga yang digunakan untuk duduk dengan sebutan kursi. Mengapa tidak disebut atap? Maka Arbitrer dapat dikatakan sebagai penamaan sesuatu hal dengan sesukanya.
6) Bahasa itu konvensional
Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu memenuhi konvensi bahwa lambang tertentu dipergunakan untuk mewakilinya. Setelah Arbitrer, penamaan sebutan tersebut digunakan sepanjang masa. Kemudian selanjutnya menjadi kebiasaan dan pada akhirnya menjadi peraturan, itulah yang dinamakan bahasa itu konvensional.
7) Bahasa itu produktif
Arti produktif ialah banyak hasilnya, atau lebih tepatnya terus-menerus menghasilkan. Keproduktifan bahasa memang ada batasnya, dalam hal ini dapat dibedakan antara keterbatasan parole yang artinya ketidaklaziman bentuk yang dihasilkan sedangkan keterbatasan langue itu dibatasi karena kaidah atau sistem yang berlaku.
8) Bahasa itu unik
Yakni mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Keunikan yang menjadi salah satu ciri bahasa ini terjadi pada setiap bahasa, seperti bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Inggris, atau bahasa Cina. Jikalau keunikan terjadi pada sekelompok bahasa yang berada dalam satu rumpun, lebih baik jangan menyebutnya keunikan, melainkan ciri dari rumpun atau golongan bahasa itu.
9) Bahasa universal
Ciri kesamaan dari bahasa pada umumnya yang terdiri dari vokal dan konsonan. Misalnya bahasa Indonesia memiliki 6 buah vokal dan 22 buah konsonan, sedangkan bahasa Arab mempunyai 3 buah vokal pendek dan 3 buah vokal panjang serta 28 buah konsonan.

2. Linguistik Sebagai Ilmu
Hatta (1980) menulis “Pegetahuan yang didapat daripada pengalaman disebut pengetahuan pengalaman.” Atau ringkasnya pengetahuan. Pengetahuan disebut yang didapat dengan jalan keterangan disebut ilmu.
Kesimpulan dari linguistik umum bahwa ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek forma bahasa lisan dan tulisan yang mempunyai ciri-ciri pemerlian, syarat-syarat: sistematik, rasional, umum, sebagai pemerian dan kenyataan struktur, pembagian, bagian-bagian dan aturan-aturan bahasa.
Adapun ciri-ciri keilmuan linguistik ialah:
a. Eksplisit
Yang berarti tidak ngawur, tidak ada makna ganda, disusun dan dirumuskan secara penuh dan menyeluruh dan tidak ada tabrakan antara satu peraturan dengan peraturan lainnya. Jadi definisi kata haruslah dimasukkan sesuai jenisnya. Supaya tata bahasa ekplisit dengan aturan atau penarikan kesimpulan.
Kedudukan linguistik sebagai satu ilmu sosial karena yang menjadi obyek studinya ialah bagian tingkah laku manusia dalam berorganisasi dengan anggota kelompok bahasa, termasuk berbahasa pada diri sendiri, ekspresi spontan karena bahagia, sedih, jengkel dan berbicara pada binatang sekalipun.
b. Sistematik
Linguistik sebagai ilmu harus sistematik sebab bahasa itu sendiri adalah sistem. Seperangkat aturan akan sistematik apabila ada pengelompokan ini pun haruslah konsisten atau ajeg. Wujud keajegan dalam penyelidikan bahasa adalah sangat penting sekali.
c. Obyektif
Memiliki makna memberikan sesuatu apa adanya, bebas dari perasaan dan pertimbangan pribadi, yakni wujud sebenarnya yang hakiki. Obyektif dalam linguistik juga berarti keterbukaan dalam menganalisis bersifat kritis dan tidak apriori terhadap hipotesa sampai terbukti kebenarannya.

3. Keilmuan Linguistik
Terdapat tiga tahap perkembangan keilmuan linguistik, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap spekulasi yakni mengenai cara mengambil kesimpulan yang dilakukan dengan sikap spekulatif. Artinya, kesimpulan tanpa didukung oleh bukti-bukti empiris tanpa menggunakan prosedur-prosedur tertentu. Empiris menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti berdasarkan pengalaman terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan.
Contohnya: Ketika di dalam kereta api, kemudian melihat ke luar jendela, maka akan tampak berjalan berlari-lari, padahal tidak. Yang berjalan adalah kereta api yang sedang kita tumpangi, pepohonan itu tetap diam.
b. Tahap observasi dan klasifikasi. Tahap ini peneliti mengumpulkan fakta bahasa dengan meneliti tanpa teori atau kesimpulan apapun.
c. Tahap adanya perumusan teori. Pada tahap ini disiplin ilmu berusaha memahami masalah-masalah dasar dan pertanyaan berdasarkan empiris.

4. Pembidangan Linguistik
Setiap disiplin ilmu biasanya dibagi atas bidang-bidang bawahan atau yang biasa kita sebut subdisiplin.
a. Berdasarkan objek kajiannya, linguistik umum dan linguistik khusus
Linguistik umum adalah usaha mengkaji kaidah bahasa secara umum, pernyataan teoretis yang dihasilkan akan menyangkut bahasa pada umumnya. Sedangkan linguistik khusus berusaha mengkaji kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa tertentu, seperti bahasa Inggris, bahasa Indonesia, atau bahasa Jawa.
b. Berdasarkan objek kajiannya, linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik mengkaji bahasa pada masa yang terbatas, misalnya mengkaji bahasa Indonesia pada tahun dua puluhan. Biasanya linguistik sinkronik disebut juga linguistik deskriptif, karena berupaya mendeskripsikan bahasa secara apa adanya pada masa tertentu. Sedangkan linguistik diakronik mengkaji bahasa pada masa tidak terbatas, bisa sejak awal kelahiran bahasa sampai punahnya zaman bahasa.
c. Berdasarkan objek kajiannya, linguistik mikro dan linguistik makro
Linguistik mikro mengarahkannya pada struktur internal suatu bahasa tertentu pada umumnya. Linguistik mikro terdapat subdisiplin linguistik fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan leksikologi. Sedangkan, linguistik makro merupakan penyelidikan bahasa dalam kaitannya dengan faktor-faktor diluar bahasa, maka subdisiplin linguistik makro itu pun menjadi sangat banyak.
d. Berdasarkan tujuannya, linguistik teoretis dan linguistik terapan
Linguistik teoretis berusaha menyelidiki terhadap bahasa atau terhadap hubungan bahasa dengan faktor-faktor yang berbeda diluar bahasa hanya untuk menemukan kaidah yang berlaku dalam objek kajian tersebut. Sedangkan linguistik terapan berhubungan dengan faktor diluar bahasa untuk kepentingan memecahkan masalah secara praktis yang terdapat di dalam masyarakat.
e. Berdasarkan aliran atau teori yang digunakan dalam penyelidikan bahasa dikenal adanya linguistik tradisional, linguistik struktural, linguistik transformasional, linguistik generatif semantik, linguistik relasional dan linguistik sistemik.

5. Manfaat Linguistik
Seorang yang ahli dalam bidang linguistik disebut linguis. Maaf bagi linguis sendiri ialah sangat membantu dalam menyelesaikan tugasnya.
• Bagi peneliti, kritikus dan peminat sastra linguistik akan membantunya dalam memahami karya-karya sastra lebih baik.
• Bagi guru bahasa untuk menerangkan kaidah-kaidah bahasa yang benar, mengenai hubungan bahasa dengan kemasyarakatan dan kebudayaan.
• Bagi penerjemah, pengetahuan linguistik mutlak diperlukan bukan hanya yang berkenan dengan morfologi, sintaksis dan sistematik.
• Bagi penyusun kamus (leksikografer) menguasai semua aspek linguistik mutlak diperlukan, sebab semua pengetahuan linguistik akan memberi manfaat dalam penyelesaian tugasnya.
• Bagi penyusun buku pelajaran atau buku teks. Pengetahuan linguistik akan memberi tuntutan bagi penyusun teks dalam menyusun kalimat yang tepat.
• Bagi para negarawan atau politikus.
- Memperjuangkan ideologi dan konsep-konsep kenegaraan atau pemerintahan secara lisan dia harus menguasai bahasa yang baik.
- Harus menguasai masalah linguistik dan sosiolinguistik yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
Dibagikan kepada publik

No comments:

Post a Comment