Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Sunday, 26 March 2017

Makalah Geografi tentang Pengindraan Jauh untuk Tata Guna Lahan dan Transportasi


Tugas Geografi
PENGINDRAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRASPORTASI
Untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Geografi dan guru mata pelajaran
Drs. Moh. Ishak Asiandi





Disusun oleh :
 XII SOSIAL 1




UPTD DINAS PENDIDIKAN
SMAN 1 RAJAGALUH
TAHUN AJARAN 2015/2016



PENGINDRAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRASPORTASI

A. Penginderaan jauh menurut para ahli :

1. Lillesand dan Kiefer

Penginderaan Jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena dengan jalan analisis data yang diperoleh melalui alat perekam (sensor) yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media perantaranya tanpa menyentuh objek tersebut.

2. Lindgren 
Penginderaan Jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.

3. Curran 
Penginderaan Jauh (remote sensing) adalah penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat di interpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.

4. Everett dan Simonett 
Penginderaan Jauh merupakan suatu ilmu karena di dalamnya terdapat suatu sistematika tertentu untuk dapat menganalisis suatu informasi mengenai permukaan bumi. 

5. American Society of Fotogrametry
Penginderaan Jauh adalah pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan objek atau fenomena yang dikaji.

6. Aronof 
Penginderaan Jauh merupakan ilmu pengetahuan teknologi dan seni perolehan informasi objek dari suatu jarak jauh

          Sedangkan sistem Penginderaan Jauh  menurut Sutanto adalah serangkaian komponen yang digunakan untuk penginderaan jauh yang meliputi sumber energi, atmosfer, interaksi antara energi dan objek, sensor, perolehan data dan pengguna data

          Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh geografi adalah ilmu dan seni untuk mendapat informasi permukaan bumi dengan menganalisis gambaran permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek permukaan bumi tersebut.

  B. Komponen Penginderaan Jauh 





1.SUMBER TENAGA
          Sumber tenaga yang digunakan untuk penginderaan jauh diantaranya matahari, bulan, maupun cahaya buatan. Proses penginderaan Jauh dengan menggunakan sumber tenaga radiasi matahari pada siang hari disebut sistem pasif. sedangkan proses penginderaan jauh dengan menggunakan sumber tenaga buatan yang dilakukan pada malam hari disebut sistem aktif. Hal ini dikarenakan pada waktu penginderaan jauh pada malam hari diperlukan bantuan cahaya buatan yang diaktifkan oleh manusia. Proses perekaman objek melalui pancaran tenaga buatan yang disebut tenaga pulsar harus berkecepatan tinggi karena pada saat pesawat bergerak tenaga pulsar yang dipantulkan oleh objek direkam alat sensor. Pantulan Pulsar yang tegak lurus menghasilkan tenaga yang besar sehingga rona yang terbentuk berwarna gelap. Adapun jika tenaga pantulan pulsar kecil, rona yang terbentuk akan cerah.

2. ATMOSFER

          Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang sehingga hanya sebagaian kecil tenaga elektromagnetik dari radiasi sinar matahari yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut jendela atmosfer (atmospheric window). gelombang elektromagnetik mengalami hambatan oleh atmosfer bumi. Hambatan ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya seperti debu, gas karbondioksida, uap air, dan ozon. Hamburan atmosfer adalah penyebaran arah radiasi sinar matahari oleh partikel-partikel di atmosfer. Ada 3 macam hamburan yang terjadi pada spektrum diantara nya sebagai berikut :

          a. Hamburan Rayleight, terjadi apabila radiasi matahari berinteraksi dengan molekul dan partikel kecil atmosfer, yaitu 0,1 panjang gelombang. panjang gelombang sinar biru menyebabkan langit berwarna biru. jika tidak ada hamburan, langit akan berwarna hitam. Hamburan tersebut akan menyebabkan adanya kabut tipis yang mengganggu pemotretan dari tempat tinggi. Akan tetapi, kabut ini dapat dikurangi atau dihilangkan dengan memasang filter spektrum hamburan di depan lensa kamera jika pemotretan dilakukan pada ketinggian 15.000 kaki - 30.000 kaki.

          b. Hamburan Mie, terjadi apabila kandungan atmosfer sama dengan panjang gelombang atau memiliki diameter 0,1-25 panjang gelombang. Hambatan ini terjadi pada ketinggian 15.000 kaki. Penyebab utama terjadinya hambatan ini adalah uap air atau debu.

          c. Hambatan nonselektif, terjadi apabila gatis tengah partikel di atmosfer lebih panjang dari panjang gelombang yang diindera. misalnya air hujan dapat menyebabkan hamburan ini.

selain ada hamburan ada juga yang disebut dengan serapan oleh atmosfer, yaitu merupakan gangguan terhadap tenaga elektromagnetik. serapan merupakan kendala utama bagi spektrum inframerah. penyebabnya adalah uap air, karbondioksida, dan ozon.

3. INTERAKSI TENAGA DENGAN OBJEK

        Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderaan jauh seperti atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer. Interaksi antara tenaga atau radiasi dengan objek yang terdapat di permukaan bumi dapat dikelompokkan menjadi 3 bentuk, yaitu sebagai berikut :

          a. Absorption (A), yaitu proses diserapnya tenaga oleh objek
          b. Transmission (T), yaitu proses diteruskannya tenaga oleh objek
          c. Reflection (R), yaitu proses dipantulkannya tenaga oleh objek

Interaksi antara tenaga atau energi dengan objek-objek di permukaan bumi akan menghasilkan pancaran sinyal dan pantulan yang bersifat sangat selektif. jika karakteristik objek di permukaan bumi bertekstur halus, permukaan objek akan bersifat seperti cermin sehingga hampir semua energi dipantulkan dengan arah yang sama atau disebut specular reflection. Adapun jika permukaan objek memiliki tekstur kasar, maka hampir semua tenaga dipantulkan ke berbagai arah atau disebut difuse reflection.

4. SENSOR DAN WAHANA

         a. Sensor
sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial. semakin kecil objekyang dapat direkam oleh sensor, semakin baik kualitas sensor itu.

Ada 2 macam sensor dalam sistem penginderaan jauh, yaitu :

         1. sensor aktif adalah sensor yang dilengkapi dengan alat pemancar dan alat penerima pantulan gelombang
         2. sensor pasif adalah sensor yang hanya dilengkapi dengan alat penerima pantulan gelombang
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :

         1. sensor fotografik
proses perekaman ini berlangsung secara kimiawi. tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang apabila diproses akan menghasilkan foto. apabila pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau balon udara, fotonya disebut foto udara. Apabila pemotretan dilakukan dari antariksa, fotonya disebut foto orbital atau foto satelit.

         2. sensor elektronik
sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik. alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya. sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik ini kemudian di proses menjadi data visual maupun data digital yang siap dikomputerkan. Pemrosesan agar menjadi citra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

                  a. dengan memotret data yang direkam menggunakan pita megnetik yang diwujugkan secara visual pada layar monitor.
                  b. dengan memotret data menggunakan film perekam khusus. hasilnya berupa foto dengan film sebagai alat perekamnya, tapi film disini hanya berfungsi sebagai alat perekam saja, sehingga hasilnya disebut citra penginderaan jauh


          b. Wahana
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran atau tempat pemantauannya, wahana di angkasa dapat dikasifikasikan menjadi 3 kelompok :

          1. Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft), dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan iala citra foto (Foto udara)

          2. Pesawat terbang tinggi (High altitude aircraft), dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. citra yang dihasilkan yaitu foto udara dan multispectral scanners data.

          3. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra satelit.

5. PEROLEHAN DATA

          Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan interpretasi secara visual. dapat pula dengan cara numerik atau cara digital, yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya di interpretasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat diinterpretasikan secara manual maupun digital atau numerik.

6. PENGGUNA DATA

           Pengguna data (perorangan, kelompok, badan, atau pemerintah) merupakan komponen paling penting dalam penginderaan jauh. Para penggunalah uang dapat menentukan diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh tersebut. Data penginderaan jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Data penginderaan jauh yang memiliki kerincian dan keandalan sangat dibutuhkan oleh pengguna data. Data yang dihasilkan antara lain mencakup wilayah dan sumber daya alam suatu negara yang merupakan data yang sangat penting untuk kepentingan orang banyak.

C. HASIL PENGINDERAAN JAUH

          Proses penginderaan jauh memeberikan keluaran atau hasil yang disebut citra, yaitu gambaran yang tampak suatu objek yang sedang diamati sebagai hasil liputan atau rekaman oleh suatu alat pemantau. Citra dalam bahasa inggris dikenal dengan image atau imagery. Menurut Hornby, citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau sensor lainnya. adapun menurut simonett, citra adalah gambar rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang didapat dengan cara optik, elektroopik, optik-mekanik atau elektomagnetik.
Dari Tabel diatas dijelaskan bahwa ada 2 jenis citra yaitu citra foto dan citra non foto. 

1. Citra Foto 
    Citra Foto adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat udara, dengan menggunakan kamera udara sebagai alat pemotret. hasilnya dikenal dengan istilah foto udara. Citra foto dapat dibedakan menjadi beberapa aspek diantaranya sebagai berikut. 

        a. Berdasarkan spektrum elektormagnetik yang digunakan 

            1. Foto ultraviolet.
                Foto ultraviolet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya tidak banyak informasi yang dapat disadap, tetapi untuk beberapa objek foto ini mudah pengenalannya karena tingkat kontrasnya yang besar. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi tumpahan minyak dilaut,membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, dan daerah batuan kapur. 

            2. Foto ortokromatik 
                Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga hijau (0,4 - 0,56) mikrometer. cirinya banyak objek yang tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap objek dibawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter. Foto ini juga sangat baik untuk survei vegetasi karena daun hijau tergambar dengan kontras

            3. Foto pankromatik 
                Foto pankromatik adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari merah hingga ungu. kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata manusia. ada umumnya, digunakan film sebagai negatif dan kertas sebagai positifnya. wujudnya seperti pada foto, tetapi bersifat tembus cahaya. Foto pankromatik dibedakan menjadi 2 : 

                         1. Foto pankromatik hitam putih.
                             Ciri-cirinya : Rona pada objek serupa dengan warna pada objek aslinya, karena kepekaan film sama dengan kepekaan mata manusia, resolusi spasialnya halus, stabilitas dimensional tinggi, foto pankromatik hitam putih lebih lama dikembangkan sehingga orang telah terbiasa menggunakannya.

                          2. Foto pankromatik berwarna
                              Sifat-sifat foto ini hampir sama dengan foto pankromatik hitam putih. tetapi pengenalan objek pada foto ini lebih mudah karena warna serupa dengan warna asli objek yang direkam. Proses pembetukannya warna pada foto udara ini melalui proses aditif, yaitu warna biru, hijau, dan merah, seperti proses pembentukan warna pada televisi warna. Berbeda dengan aditif, Proses substraktif dilakukan dengan memadukan warna kuning, cyan, dan magenta. 

            4. Foto Inframerah asli (true infrared photo)
                Foto inframerah asli (true infrared photo) adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 - 1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus. Cirinya, dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona pada foto inframerah tidak ditentukan oleh warna daun tetapi sifat jaringannya. Foto ini baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit. 

             5. Foto Inframerah Modifikasi 
                 Foto inframerah modifikasi adalah foto yang dibuat dengan inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau. dalam foto ini, objek tidak segelap apabila kita menggunaka film inframerah sebenarnya, sehingga dapat dibedakan dengan air. 

Foto inframerah mempunyai beberapa keunggulan antara lain, 

a. Mempunyai sifat pantulan khusus bagi vegetasi
b. Daya tembusnya yang besar terhadap kabut tipis
c. Daya serap yang besar terhadap air

Kelemahan Foto inframerah antara lain, 

a. adanya efek bayangan gelap karena saluran inframerah dekat tidak peka terhadap sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan.
b. sifat tembusnya kecil terhadap air
c. kecepatan yang rendah dalam pemotretan

           b. berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi. 
Berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi citra foto dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 

              1. foto vertikal atau foto tegak (orto photograph) yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. 

2. Foto condong  atau miring (oblique photograph) yaitu foto dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar, tetapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1-4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong dibedakan menjadi dua, sebagai berikut :
a) foto agak condong (low oblique photograph) yaitu apabila pada foto tidak tampak cakrawalanya.
                       b) Foto sanga condong (high oblique photograph) yaitu apabila cakrawala tergambar pada foto

c. Berdasarkan jenis kamera yang digunakan

              1. foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. tiap daerah liputan foto hanya tergambar satu lembar foto
              2. foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama.

               Foto jamak dibedakan menjadi 2 macam lagi :
     
               a. foto multispektral yaitu beberapa foto untuk daerah yang sama dengan beberapa kamera atau satu kamera dengan beberapa lensa
               b. foto dengan kamera ganda yaitu pemotretan di suatu daerah dengan menggunakan beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda, misalnya pankromatik dan inframerah

d.  Berdasarkan warna yang digunakan

              1. foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. pada foto ini warna objek tidak sama dengan warna foto. misal, pada foto suatu vegetasi berwarna merah sedangkan warna aslinya adalah hijau.
              2. foto warna asli (true color) yaitu foto pankromatik berwarna. dalam foto berwarna lebih mudah penggunaanya karena foto yang tergambar mirip dengan objek aslinya.

e. Berdasarkan wahana yang digunakan

              1. foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat atau balon udara
              2. foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit

f. Berdasarkan sudut liputan kamera

              1. sudut kecil (narrow angle), panjang fokus 304,8. sudut  liputan <60, jenis foto sudut kecil
              2. sudut normal (normal angle), panjang fokus 209,5. sudut liputan 60-70 derajat, jenis foto  sudut normal atau sudut standar
              3. sudut lebar (wide angle) panjang fokus 152,4. sudut liputan 75-100 derajat, jenis foto sudut lebar
              4. sudut sangat lebar (super wide angle) panjang fokus 88,8 sudut liputan >100 , jenis foto sudut sangat lebar

2. citra non foto
    citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor bukan kamera. citra non foto juga dapat dibedakan berdasarkan spektrum elektromagnetik, sumber sensor, dan wahana yang digunakan.

           a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik

                 1. citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal
                 2. citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro.
           b. Berdasarkan sensor yang digunakan
                 1. citra tunggal yaitu citra yang dapat dibuat dengan sensor tunggal

CITRA

Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Citra taman di halaman rumah yang berhasil dibuat merupakan citra taman tersebut. Proses pembuatan citra dengan cara memotret objek dapat dilakukan dengan arah horisontal maupun vertikal dari udara (tampak atas). 

Hasil citra secara horisontal tampak sangat berbeda jika dibandingkan dengan hasil pemotretan dari atas atau udara. Gambar yang dicitra dengan arah horisontal menghasilkan citra tampak samping, sedangkan dengan arah vertikal menghasilkan citra tampak atas baik tegak maupun miring (obliq).

Menurut Hornby, citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat sensor lain. Adapun menurut Simonet dkk, citra adalah gambar rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaran pada citra) yang diperoleh melalui cara optik, elektro-optik, optikmekanik, atau elektromekanik.

LANGKAH-LANGKAH INTERPRETASI CITRA
Untuk mendapatkan data geografi dari hasil pengindraan jauh harus dilakukan beberapa langkah terlebih dahulu.
1.      Deteksi : Deteksi adalah upaya mengetahui benda dan gejala di sekitar lingkungan kita, dengan menggunakan alat pengindera (sensor). Dengan adanya data dari pengindraan jauh, untuk mendeteksi benda dan gejala di sekitar kita, pengindraan tidak perlu secara langsung ke tempat sebenarnya, cukup melalui foto udara. Tahap ini diawali dengan melihat foto udara secara keseluruhan. Bagi wujud yang sama ditarik garis batas (delineasi). Misalnya pada foto udara terdapat tujuh wujud gambar, yaitu wujud 1, wujud 2, 3, 4, 5, 6, dan wujud 7 (seperti pada gambar). Dengan pengenalan ini, deteksi telah dilakukan.
2.      Identifikasi : Objek yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor. Terdapat tiga ciri-ciri utama yang dapat dikenali, yaitu spektral, spasial, dan temporal. Spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek yang dinyatakan dengan rona dan warna. Ciri spatial meliputi bentuk, ukuran, bayangan, pola, situs, dan asosiasi. Ciri temporal terkait dengan kondisi benda pada saat perekaman.
3.      Pengenalan : Pengenalan adalah proses klasifikasi terhadap objek secara langsung yang tampak didasarkan pengetahuan lokal atau pengetahuan tertentu.
4.      Analisis : Analisis bertujuan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai citra yang sama dengan identitas objek.
5.      Deduksi : Deduksi adalah pemrosesan berdasarkan pada bukti yang mengarah kearah yang lebih khusus. Bukti ini diperoleh dari objek yang tampak langsung.
6.      Klasifikasi : Klasifikasi meliputi deskripsi dari kenampakan yang dibatasi. Hal ini merupakan interpretasi citra karena pada tahap inilah kesimpulan dan hipotesis dapat diambil.
7.      Idealisasi : Idealisasi merupakan pekerjaan kartograf, yaitu menyajikan hasil interpretasi citra kedalam bentuk peta yang siap pakai.
tenaga yang digunakan adalah tenaga matahari, dan
2) sistem aktif, tenaga yang digunakan adalah tenaga buatan.

1. Manfaat Penginderaan Jauh dalam Bidang Geologi

Pakar geologi, khususnya yang berkaitan dengan penanggulangan bencana alam, memerlukan informasi dari teknologi ini untuk mengetahui/ memperkirakan potensi dan melokalisasi daerah rawan bencana.

Kegiatan alam tersebut dapat diamati melalui foto citra indera jauh, yang datanya kemudian dianalisis dan dipakai sebagai data dasar peta dampak lingkungan. Jadi, penginderaan jauh memiliki peranan yang sangat penting dalam mengidentifikasi daerah rawan bencana alam. Informasi potensi rawan yang dihasilkan oleh penafsiran penginderaan jauh dapat berupa:

a. jenis dan sebaran batuan;
b. hubungan antarbatuan;
c. struktur/ geologis, seperti sesar dan pelipatan;
d. morfologi tanah;
e. sebaran, bahaya informasi-informasi itu, maka kita akan sangat terbantu dalam mengevaluasi kerawanan bencana dan risiko bahayanya.

2. Manfaat Penginderaan Jauh dalam Industri Migas

Pada era sekarang, industri minyak dan gas bumi (migas) merupakan salah satu sektor yang banyak memanfaatkan teknolgi penginderaan jauh, yaitu mulai tahap eksplorasi, produksi, sampai pada tahap distribusi. Laboratorium pengolahan citra yang dikelola oleh industri migas telah memanfaatkan teknologi ini dalam berbagai aktivitasnya, baik dalam kegiatan intern, penelitian bersama, maupun dalam rangka pelayanan jasa konsultasi teknologi kepada pihak luar.

3. Manfaat Penginderaan Jauh dalam Perencanaan Kota

Untuk perencanaan kota diperlukan data tepercaya, terinci, dan mutakhir. Dengan demikian, penginderaan jauh sebagai satu-satunya pilihan. Dengan teknologi ini, kota dapat direkam secara cepat. Data yang diperolehnya menggambarkan wujud dan letak yang mendekati wujud dan letak bumi yang sebenarnya. Data yang direkam relatif lebih lengkap dibandingkan dengan cara-cara yang biasa digunakan. Benda atau fenomena yang relatif tidak terlalu kecil dan tidak terhalang oleh benda lain dapat direkam dan dikenali.

4. Manfaat Penginderaan Jauh dalam Pengelolaan Hutan

Hampir semua ahli kehutanan mengakui bahwa penginderaan jauh merupakan sumber data yang efektif di bidang kehutanan. Para ahli kehutanan telah banyak menggunakannya dalam mempersiapkan peta mengenai tipe-tipe hutan. Rencana pembangunan jalan-jalan hutan, pembuatan tata batas, inventarisasi contoh-contoh tetumbuhan, dan kegiatan-kegiatan kehutanan lainnya.

Kegiatan pemerolehan data kehutanan yang semula dilakukan dengan cara manusia, dengan hadirnya teknologi penginderaan jauh, tugas-tugas ahli kehutanan menjadi lebih mudah. Tetapi, tidak semua tugasnya terbantu oleh kehadiran teknologi ini. Pengukuran-pengukuran yang lebih teliti, misalnya mengenai diameter pohon, kelas, bentuk, serta cacat buatan hanya mungkin dilakukan di lapangan. Dengan demikian, penginderaan jauh digunakan untuk melengkapi, memperbaiki, atau mengurangi pekerjaan lapangan dan bukan sepenuhnya untuk mengganti pekerjaan lapangan tersebut.

Berdasarkan ketinggiannya, wahana terbagi 3 kelompok:

a. Pesawat terbang rendah dan medium, yaitu ketinggian 1.000 – 9.000 meter, citra yang dihasilkan adalah foto udara.
b. Pesawat terbang tinggi dengan ketinggian 18.000 meter, citra yang dihasilkan adalah multispectral scanners data.
c. Satelit dengan ketinggian 400 km, citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

5. Manfaat Penginderaan Jauh dalam Survei Arkeologi
Ketidakjelasan lokasi dan data letak benda-benda peninggalan sejarah mendorong para arkeolog untuk memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Dengan teknologi ini, kegiatan survei arkeologi akan lebih cermat dan lebih mudah. Beberapa temuan yang diperoleh dengan bantuan pengindreaan jauh, yaitu:

a. teridentifikasinya lokasi Banten Girang sebagai pusat pemukiman masa lampau;
b. teridentifikasinya parit-parit yang melingkari Kraton Surowangsan; serta
c. teridentifikasinya lingkungan situs Tirtayasa yang diperkirakan sebagai bagian dari Kraton Banten Tirtayasa.

6. Manfaat Penginderaan Jauh dalam Kegiatan Militer

Kedigdayaan suatu negara dalam bidang militer, saat ini tidak lagi ditentukan oleh lengkap tidaknya persenjataan tempur, melainkan juga ditentukan oleh ada tidaknya data citra satelit militer.

Hal ini sudah dibuktikan:
a. perang Irak dengan sekutu Kuwait,
b. tertembaknya tokoh pejuang Republik Chechnya,

1 comment: