Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Sunday, 26 March 2017


Pengalaman paling Menakjubkan
Rohis Leadership Camp
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bimbingan Konseling
Oleh: Dewi
Kelas: XI Sosial 1
SMAN 1 Rajagaluh
Bagi kami kelas sepuluh dan sebelas, liburan karena ujian merupakan hari yang dimana menjadi hari istirahat kami. Penatnya mata pelajaran yang setiap guru berikan, membuat liburan kali ini merefresh kembali otak ini. Namun aku sadar, ini bukanlah sekedar libur biasa. Karena kami dituntut untuk belajar dirumah. Mengingat itu kembali, disini aku akan menceritakan pengalaman pertama weekend pada hari sabtu dan minggu atau tanggal 5-6 Maret 2016. Rohis singkatan dari Rohani Islam, dengan ekstrakulikuler Remaja Pecinta Masjid aku berkesempatan untuk mewakilinya. Dengan 6 orang termasuk aku berangkat menuju Desa Jatipamor bertempat di SMIPT Tazkia Insani, disana seluruh Rohis Majalengka dikumpulkan.
Jumlah yang hadir disana kurang lebih 145 orang. Satu-persatu ku beranikan diri untuk berkenalan, ada yang berasal dari SMK Penerbagan, Kalijati, MAN Rajagaluh, SMA Maja, SMA Leuwimunding, PUI Majalengka, SMA Majalengka, Cikijing dan masih banyak lagi. Hari pertama setelah melaksanakan sholat asar berjamaah, sekitar pukul 16.00 WIB kami disuguhkan sebuah training yang membuat semangat api kami membara. Tentang apa tujuan dikumpulkannya  Rohis dan peraturan berlaku ketika kami mengikuti Camp ini yang dibawakan oleh Master of Ceremoni Pak Dodi. Beliau memerintahkan kami untuk berkumpul sebanyak 10 orang dengan pakaian yang berbeda-beda, alhasil itulah ketetapan kelompok hingga akhir acara. Aku terpisah oleh pasukan satu sekolah, namun aku beradaptasi kembali.
Dan setelah itu kami berkumpul pada ruangan kelas yang telah disediakan untuk Forum Group Discussion, dari situlah kami saling mengenal dengan pembimbing bernama Ibu Rika seorang guru Bahasa Inggris yang memberi kami pertanyaan tentang dampak positif dan negatif bagi pengguna Sosial Media atau biasa disebut sosmed. Maka, seluruh pemikiran kami diutarakan dengan menggunakan media kertas.
Setelah makan malam, tak terasa terdengar kumandang adzan maghrib. Kami semua menuju mushola dan mengaji sedari menunggu sholat isya. Kemudian kami diberi training Pemimpin Masa Depan oleh Pak Taufik Rhahmat, ia selalu berkata “Siapa yang nengacungkan tangan duluan pasti akan kesampean mimpinya.” Itulah yang membuat kami tidak mengantuk dengan segala materi yang beliau sampaikan. “Ke-Pemimpi-An itu berasal dari kata mimpi yang  artinya tujuan atau asa, harapan. Ada tiga pondasi kuat dari pemimpin yaitu vision, action dan collaboration.” Ungkapnya dengan semangat.
Tidak sampai situ saja, kami dituntut untuk mempresentasikan hasil diskusi ketika sore hari. Tibalah kelompok kami yang bingung untuk memilih siapa yang akan maju. Namun, sebelum itu kami melihat kelompok lain dari akhwan maupun ikhwat. Perasaan interest itu muncul pada daku, merekalah para khalifah sesungguhnya. Suatu ucapan menusukku, “Antum, antum, antum pasti lebih tau daripada ana. Terkadang teknologi bernama mbah google lebih menyediakan cepat dibanding kita harus membaca buku, sebetulnya kita tau bahwa membaca dari buku dapat lebih faham maksudnya.” Dan ada lagi dari saudara seiman “Sosmed itu bagaikan pedang yang menusuk kelapa, apabila kita memanfaatkannya dapat kita rasakan sejuknya air kelapa. Namun, apabila kita salah menggunakannya bagaikan pedang yang menusuk kapan saja.” Dan setelah itu, akulah yang ditunjuk oleh teman satu kelompok untuk maju kedepan, ku hembuskan nafas dan berusaha yang terbaik
Waktu menunjukkan pukul 22.45 WIB. Rasa lelah mulai menyerang, terasa tubuh ini ingin segera merebah. Tapi, kau tahu teman? Rasa kantukku hilang setelah dikabarkan bahwa kami akan secara langsung video call menghubungi Pak Idik Jorlani Siddik sebagai alumni Rohis. Beliau kini mahasiswa  Turki yang berasal dari kota kita Majalengka. Masya Allah, sungguh menginspirasi kisahnya. Berawal dari Argapura yang menurut saudara seiman saya lebih indah dari pesona eksotis luar negeri. Tapi sayang, aku belum tahu tentang itu, karena belum merasakannya secara langsung.
Ku lirik jam yang menunjukkan pukul sebelas lebih. Sebelum kami tidur, panitia membuka mata kami kembali dengan renungan. Bukan sebuah teriakan yang menandakan marah, namun menyadarkan setiap diri ini harus bersyukur. Diputarkanlah video jagat raya mengenai antariksa yang mengingatkan segala perbuatannku di dunia, tubuh ini begitu kecil seperti debu. Aku menyadarinya dan tak terasa hati ini basah.
Kemudian, kami semua istirahat pukul dua belas lebih. Panitia membangunkan kami pukul 03.00 WIB, waktu itu mataku masih merah untuk melakukan aktivitas. Setelah mengantri begitu lama, aku beserta yang lain sholat qiamul lail dan dilanjutkan sholat subuh. Pengalaman menakjubkan itu muncul ketika imam tertegun menahan tangis ketika membacakan surat Al-Bayyinah. Seumur hidupku, baru kali pertama merasakan imam yang terharu karena ayat Allah dibacakan, mengingat Sayidina Abu Bakar As-Shiddiq pun mencucurkan air mata saat membaca Al-qur’an dalam sholatnya. Saya rasa, beliau adalah hafidz qur’an.
Pagi hari yang cerah, bersama saudara seimanku berfoto-foto untuk kenangan. Hari kedua ialah merasakan out bond, kami semua ceria dalam melaksanakan permainan sekaligus terdapat pembelajaran di dalamnya. Singkat cerita, pukul 11.00 WIB kami bermushafahah untuk kembali pulang.
Terimakasih telah setia membaca tulisan ini, semoga bermanfaat. ^_^

No comments:

Post a Comment