Pengalaman
paling Menakjubkan
Rohis
Leadership Camp
Untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Bimbingan Konseling
Oleh:
Dewi
Kelas:
XI Sosial 1
SMAN
1 Rajagaluh
Bagi
kami kelas sepuluh dan sebelas, liburan karena ujian merupakan hari yang dimana
menjadi hari istirahat kami. Penatnya mata pelajaran yang setiap guru berikan,
membuat liburan kali ini merefresh kembali otak ini. Namun aku sadar, ini
bukanlah sekedar libur biasa. Karena kami dituntut untuk belajar dirumah.
Mengingat itu kembali, disini aku akan menceritakan pengalaman pertama weekend
pada hari sabtu dan minggu atau tanggal 5-6 Maret 2016. Rohis singkatan dari
Rohani Islam, dengan ekstrakulikuler Remaja Pecinta Masjid aku berkesempatan
untuk mewakilinya. Dengan 6 orang termasuk aku berangkat menuju Desa Jatipamor
bertempat di SMIPT Tazkia Insani, disana seluruh Rohis Majalengka dikumpulkan.
Jumlah
yang hadir disana kurang lebih 145 orang. Satu-persatu ku beranikan diri untuk
berkenalan, ada yang berasal dari SMK Penerbagan, Kalijati, MAN Rajagaluh, SMA
Maja, SMA Leuwimunding, PUI Majalengka, SMA Majalengka, Cikijing dan masih
banyak lagi. Hari pertama setelah melaksanakan sholat asar berjamaah, sekitar
pukul 16.00 WIB kami disuguhkan sebuah training yang membuat semangat api kami
membara. Tentang apa tujuan dikumpulkannya
Rohis dan peraturan berlaku ketika kami mengikuti Camp ini yang
dibawakan oleh Master of Ceremoni Pak Dodi. Beliau memerintahkan kami untuk
berkumpul sebanyak 10 orang dengan pakaian yang berbeda-beda, alhasil itulah
ketetapan kelompok hingga akhir acara. Aku terpisah oleh pasukan satu sekolah,
namun aku beradaptasi kembali.
Dan
setelah itu kami berkumpul pada ruangan kelas yang telah disediakan untuk Forum
Group Discussion, dari situlah kami saling mengenal dengan pembimbing bernama Ibu
Rika seorang guru Bahasa Inggris yang memberi kami pertanyaan tentang dampak
positif dan negatif bagi pengguna Sosial Media atau biasa disebut sosmed. Maka,
seluruh pemikiran kami diutarakan dengan menggunakan media kertas.
Setelah
makan malam, tak terasa terdengar kumandang adzan maghrib. Kami semua menuju
mushola dan mengaji sedari menunggu sholat isya. Kemudian kami diberi training
Pemimpin Masa Depan oleh Pak Taufik Rhahmat, ia selalu berkata “Siapa yang nengacungkan
tangan duluan pasti akan kesampean mimpinya.” Itulah yang membuat kami tidak
mengantuk dengan segala materi yang beliau sampaikan. “Ke-Pemimpi-An itu
berasal dari kata mimpi yang artinya
tujuan atau asa, harapan. Ada tiga pondasi kuat dari pemimpin yaitu vision,
action dan collaboration.” Ungkapnya dengan semangat.
Tidak
sampai situ saja, kami dituntut untuk mempresentasikan hasil diskusi ketika
sore hari. Tibalah kelompok kami yang bingung untuk memilih siapa yang akan
maju. Namun, sebelum itu kami melihat kelompok lain dari akhwan maupun ikhwat.
Perasaan interest itu muncul pada daku, merekalah para khalifah sesungguhnya.
Suatu ucapan menusukku, “Antum, antum, antum pasti lebih tau daripada ana.
Terkadang teknologi bernama mbah google lebih menyediakan cepat dibanding kita
harus membaca buku, sebetulnya kita tau bahwa membaca dari buku dapat lebih
faham maksudnya.” Dan ada lagi dari saudara seiman “Sosmed itu bagaikan pedang
yang menusuk kelapa, apabila kita memanfaatkannya dapat kita rasakan sejuknya
air kelapa. Namun, apabila kita salah menggunakannya bagaikan pedang yang
menusuk kapan saja.” Dan setelah itu, akulah yang ditunjuk oleh teman satu
kelompok untuk maju kedepan, ku hembuskan nafas dan berusaha yang terbaik
Waktu
menunjukkan pukul 22.45 WIB. Rasa lelah mulai menyerang, terasa tubuh ini ingin
segera merebah. Tapi, kau tahu teman? Rasa kantukku hilang setelah dikabarkan
bahwa kami akan secara langsung video call menghubungi Pak Idik Jorlani Siddik
sebagai alumni Rohis. Beliau kini mahasiswa
Turki yang berasal dari kota kita Majalengka. Masya Allah, sungguh
menginspirasi kisahnya. Berawal dari Argapura yang menurut saudara seiman saya
lebih indah dari pesona eksotis luar negeri. Tapi sayang, aku belum tahu tentang
itu, karena belum merasakannya secara langsung.
Ku
lirik jam yang menunjukkan pukul sebelas lebih. Sebelum kami tidur, panitia
membuka mata kami kembali dengan renungan. Bukan sebuah teriakan yang
menandakan marah, namun menyadarkan setiap diri ini harus bersyukur.
Diputarkanlah video jagat raya mengenai antariksa yang mengingatkan segala
perbuatannku di dunia, tubuh ini begitu kecil seperti debu. Aku menyadarinya
dan tak terasa hati ini basah.
Kemudian,
kami semua istirahat pukul dua belas lebih. Panitia membangunkan kami pukul
03.00 WIB, waktu itu mataku masih merah untuk melakukan aktivitas. Setelah
mengantri begitu lama, aku beserta yang lain sholat qiamul lail dan dilanjutkan
sholat subuh. Pengalaman menakjubkan itu muncul ketika imam tertegun menahan
tangis ketika membacakan surat Al-Bayyinah. Seumur hidupku, baru kali pertama
merasakan imam yang terharu karena ayat Allah dibacakan, mengingat Sayidina Abu
Bakar As-Shiddiq pun mencucurkan air mata saat membaca Al-qur’an dalam
sholatnya. Saya rasa, beliau adalah hafidz qur’an.
Pagi
hari yang cerah, bersama saudara seimanku berfoto-foto untuk kenangan. Hari
kedua ialah merasakan out bond, kami semua ceria dalam melaksanakan permainan
sekaligus terdapat pembelajaran di dalamnya. Singkat cerita, pukul 11.00 WIB
kami bermushafahah untuk kembali pulang.
Terimakasih
telah setia membaca tulisan ini, semoga bermanfaat. ^_^
No comments:
Post a Comment