PENGUSAHA MAKANAN (KUE CINCIN)
Pengusaha kue cincin ini berada di dekat rumahku, karena kawanku yang ingin menyelesaikan tugas kuliahnya melalui observasi hasil wawancara ini untuk memberikan informasi kepada khalayak umum.
A.
Biodata
Narasumber
Nama:
Eli Kaeliyah
TTL : Majalengka, 10 Oktober 1977
Alamat:
Desa Parapatan, Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Cirebon.
B.
Tujuan
Wawancara
1. Untuk
memperluas ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan
2. Untuk
mengetahui alasan narasumber dalam membuat kue cincin.
3. Memperoleh
informasi tentang pengusaha
C.
Topik
Wawancara
Pengusaha
makanan “kue cincin”.
D.
Waktu
dan Tempat Kegiatan
Kegiatan
wawancara ini dilaksanakan pada:
a. Hari/Tanggal:
Selasa, 13 Maret 2018
b.
Pukul
: 13.00 WIB s/d selesai.
c.
Tempat : Rumah ibu Eli Kaeliyah di Ds.
Prapatan Kec. Sumberjaya Kab. Majalengka.
E.
Laporan
Hasil Wawancara
Narasumber :
Eli Kaeliyah
Pewawancara : Sofi Mulyani
ISI
LAPORAN
1.
Transkip hasil wawancara
Dialong:
Pewawancara:
Assalamu’alaikum..
Narasumber : Wa’alaikumussalam, mangga silahkan masuk
neng
Pewawancara:
Iya terimakasih bu, sebelumnya saya meminta maaf jika kedatangan saya
mengganggu ibu, kedatangan saya kesini bertujuan untuk melakukan wawancara
dengan ibu.
Narasumber : Iya silahkan apa yang ingin ditanyakan
Pewawancara:
Sebelumnya saya akan bertanya tentang nama lengkap ibu, tempat tanggal lahir
dan alamat lengkap ibu?
Narasumber : Nama
: Eli Kaeliyah
TTL : Majalengka, 10 Oktober 1977
Alamat: Jln. Bapak Suwadi,
Ds. Prapatan Kec. Sumberjaya, Kab. Majalengka.
Pewawancara:
Bagaimana background pendidikan ibu?
Narasumber
: Saya hanya lulusan SD.
Pewawancara:
Apa alasan ibu memilih membuat kue cincin?
Narasumber : Alasannya karena banyak tetangga saya yang
menyukai kue cincin yang saya buat, jadi saya berfikir untuk membuka usaha kue
cincin.
Pewawancara:
Kapan Ibu memulai usaha ini?
Narasumber : Saya memulai usaha ini sejak tahun 2013.
Pewawancara:
Berapa modal awal yang harus ibu keluarkan untuk membuat usaha ini?
Narasumber : Modal awal saya adalah 500.000 rupiah.
Pewawancara:
Apa bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kue cincin?
Narasumber : Bahan yang saya gunakan dalam membuat kue
cincin adalah beras, gula merah dan gula putih, dan minyak.
Pewawancara: berapa harga produk yang ibu
buat?
Narasumber
: Harga per pak nya 2500 jika dijual di rumah, namun jika membeli 1 dus
biasanya saya memberikan harga per pak 2100 isinya 6 kue cincin, dalam 1 dus terdapat 50 pak kue
cincin.
Pewawancara: Berapa keuntungan yang ibu
peroleh setiap bulannya?
Narasumber
: Keuntungan bersih yang saya peroleh perbulan sekitar 5 juta-an.
Pewawancara: Apakah ibu memiliki pegawai
untuk membantu ibu?
Narasumber
: Ya, saya dibantu oleh beberapa pegawai.
Pewawancara: Berapa banyak pegawai yang membantu
ibu?
Narasumber
: Saya dibantu oleh 6 pegawai.
Pewawancara: Apa nama produk kue cincin yang
ibu buat?
Narasumber
: nama produknya adalah “Lela”.
Pewawancara:
Bagaimana strategi pemasaran yang ibu lakukan untuk mengembangkan usaha ibu?
Narasumber
: Saya memasarkan produk saya dengan cara mengisi toko-toko di beberapa pasar,
awalnya saya hanya mempunyai pelanggan di satu pasar, namun saya terus
mengembangkan usaha saya ke pasar-pasar lain yang berada di majalengka dan
Cirebon. Dan sampai saat ini saya sudah mengisi produk yang saya buat ke 6
pasar, yaitu pasar Prapatan, pasar leuwimunding, Jatiwangi, Rajagaluh,
Arjawinangun, dan pasar Plered.
Pewawancara:
Bagaimana perjalanan bisnis ibu?
Narasumber
: Saya yang awalnya adalah seorang ibu rumah tangga memulai usaha yang saya
bangun dari nol, awalnya saya membuat kue cincin untuk keluarga saya dan saya
membagikan kue cincin itu kepada tetangga-tetangga saya, setelah itu banyak
tetangga saya yang menyukai kue cincin buatan saya dan akhirnya banyak yang
memesan kue cincin buatan saya. Setelah itu saya berfikir untuk membangun usaha
kue cincin dan mengembangkannya, langkah pertama saya adalah dengan menawarkan
produk saya ke pasar terdekat yaitu pasar prapatan, saya melangkah dari
toko ke toko untuk menitipkan produk
saya, saat itu ada beberapa toko kue yang tidak mengizinkan saya menitipkan
produk saya, namun ada juga yang menerima produk saya, meskipun pada saat itu
banyak toko yang menolak saya, saya tidak menyerah dan saya terus berusaha
keras agar pemilik toko tersebut mau menerima produk saya, dan Alhamdulilah
respon dari konsumen cukup baik, banyak konsumen yang menyukai produk yang saya
buat dan pada tahun pertama usaha saya memang tidak banyak berkembang saya
hanya mengisi produk ke pasar prapatan dan membuat pesanan. Namun saya tidak
begitu saja menyerah saya terus berfikir untuk mengembangkan produk saya. Dan
pada akhirnya Alhamdulilah saat ini usaha saya mulai berkembang dari yang
dulunya saya hanya menjual produk saya ke pasar prapatan, sekarang saya sudah
menjual produk saya ke 6 pasar. Dan dulu saya hanya sendirian membuat kue
cincin namun sekarang saya dibantu oleh 6 pegawai.
Pewawancara:
pertanyaan yang terakhir adalah apa pesan ibu bagi para pengusaha calon
pengusaha?
Narasumber
: Pesan saya untuk orang yang ingin memulai usaha adalah jangan takut untuk
mencoba, dan jangan menyerah ketika hasil yang yang diperoleh belum
menggembirakan, selalu berfikir positif dan selalu bekerja keras untuk memperoleh hasil yang terbaik.
Pewawancara:
Terimakasih atas waktu dan informasi yang telah ibu berikan, dan maaf jika
kedatangan saya mengganggu ibu. Saya izin pamit Assalamu’alaikum Wr-Wb.
Narasumber : Iya terimakasih juga atas kedatangannya de,
semoga apa yang saya berikan bisa bermanfaat. Wa’alaikumsalam..
Kesimpulan
Produk yang dibuat oleh ibu Eli Kaeliyah
adalah kue cincin, yang bahan bakunya adalah beras, gula merah dan putih, dan
minyak. Ibu Eli membuat kue cincin dengan dibantu oleh 6 orang pegawainya. Produk
yang ia buat telah di jual ke 6 pasar.
Perjalanan usaha ibu Eli berawal dari nol,
pada mulanya ibu Eli yang hanya seorang ibu rumah tangga awalnya ibu Eli
membuat kue cincin untuk keluarganya
lalu ibu Eli membagikan kue cincin itu kepada tetangga-tetangganya,
setelah itu banyak tetangganya yang menyukai kue cincin buatan ibu Eli dan
akhirnya banyak yang memesan kue cincin buatan ibu Eli. Setelah itu ibu Eli
berfikir untuk membangun usaha kue cincin dan mengembangkannya, langkah pertama
yang dilakukannya adalah dengan menawarkan produknya ke pasar terdekat yaitu
pasar prapatan, ibu Eli melangkah dari toko
ke toko untuk menitipkan produk, saat itu ada beberapa toko kue yang
tidak mengizinkannya menitipkan produk yang dibuatnya , namun ada juga yang
menerimanya, meskipun pada saat itu banyak toko yang menolak kue cincin buatan
ibu Eli, namun beliau tidak menyerah dan
terus berusaha keras agar pemilik toko tersebut mau menerima produk yang
dibuatnya, dan respon dari konsumennya cukup baik, banyak konsumen yang
menyukai produk yang di buat oleh ibu
Eli dan pada tahun pertama usaha nya tidak banyak berkembang beliau hanya
mengisi produk ke pasar prapatan dan membuat pesanan. Namun ibu Eli tidak
begitu saja menyerah ibu Eli terus berfikir untuk mengembangkan produknya. Dan
pada akhirnya usaha yang dijalani ibu Eli berkembang dan pendapatannya mulai
bertambah. Dari modal pertamanya yang sebesar 500.000 sekarang mendapatkan
keuntungan sebesar 5 jutaan perbulan.
Background pendidikan ibu Eli hanya lulusan
SD, walaupun begitu tekad ibu Eli untuk sukses sangat besar, dan ibu Eli ingin
anak-anaknya memperoleh pendidikan yang baik dan melanjutkan pendidikan
setinggi mungkin. Karena dahulu ibu Eli ingin melanjutkan sekolahnya namun
tidak bisa karena kurangnya kesadaran orangtuanya akan pendidikan, lalu faktor
keterbatasan biaya juga merupakan
kendala utama ibu Eli tidak melanjutkan pendidikannya.
Strategi pemasaran yang dilakukan ibu Eli
adalah dengan mengirim produk kue cincin buatannya ke toko-toko kue yang ada di
beberapa pasar, seperti di pasar Prapatan, Leuwimunding, Rajagaluh, Jatiwangi,
Plered dan pasar Arjawinangun. Selain itu ibu Eli juga menerima pesanan.
Kekuatan dan kelebihan ibu Eli sehingga
bisa sukses adalah karena ibu Eli tidak menyerah ketika pada tahun pertama
produknya tidak berkembang namun beliau terus memikirkan cara untuk
mengembangkan produknya dan ibu Eli selalu berfikir positif tentang usaha yang
dijalaninya. Selain itu bahan-bahan dalam pembuatan kue cincin yang ibu Eli
buat adalah bahan-bahan asli dan tanpa
campuran apapun dan ibu Eli mengutamakan cita rasa sebagai faktor utama dalam
penjualan produknya. Karena banyak konsumen yang mengatakan jika kue cincin
buatan ibu Eli lebih enak dan gurih daripada kue cincin buatan orang lain.
Saran/Pesan
Jangan takut untuk mencoba membuka sebuah usaha meskipun melalui proses
yang cukup panjang untuk sukses. Jangan pernah menyerah dan selalu semangat
dalam berusaha. Selain itu jangan berhenti untuk berdoa kepada Allah dan selalu
berfikir positif.
Lampiran
Gambar 1 produk kue cincin yang dibuat
ibu Eli
Gambar 2 proses
pembuatan kue cincin
Gambar 3. Foto pewawancara (Sofi Mulyani) dengan pemilik usaha kue
cincin sebelah kanan (Ibu Eli)
No comments:
Post a Comment