Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Monday 9 July 2018

Contoh Hasil Wawancara Pengusaha Cincin



PENGUSAHA MAKANAN (KUE CINCIN)

Pengusaha kue cincin ini berada di dekat rumahku, karena kawanku yang ingin menyelesaikan tugas kuliahnya melalui  observasi hasil wawancara ini untuk memberikan informasi kepada khalayak umum.
A.    Biodata Narasumber
Nama: Eli Kaeliyah
TTL  : Majalengka, 10 Oktober 1977
Alamat: Desa Parapatan, Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Cirebon.
B.     Tujuan Wawancara
1.      Untuk memperluas ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan
2.      Untuk mengetahui alasan narasumber dalam membuat kue cincin.
3.      Memperoleh informasi tentang pengusaha
C.    Topik Wawancara
Pengusaha makanan “kue cincin”.
D.    Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan wawancara ini dilaksanakan pada:
a.       Hari/Tanggal: Selasa, 13 Maret 2018
b.      Pukul            : 13.00 WIB s/d selesai.
c.       Tempat         : Rumah ibu Eli Kaeliyah di Ds. Prapatan Kec. Sumberjaya Kab. Majalengka.
E.     Laporan Hasil Wawancara
Narasumber   : Eli Kaeliyah
Pewawancara : Sofi Mulyani
ISI LAPORAN

1.      Transkip hasil wawancara
Dialong:
Pewawancara: Assalamu’alaikum..
Narasumber   : Wa’alaikumussalam, mangga silahkan masuk neng
Pewawancara: Iya terimakasih bu, sebelumnya saya meminta maaf jika kedatangan saya mengganggu ibu, kedatangan saya kesini bertujuan untuk melakukan wawancara dengan ibu.
Narasumber  : Iya silahkan apa yang ingin ditanyakan
Pewawancara: Sebelumnya saya akan bertanya tentang nama lengkap ibu, tempat tanggal lahir dan alamat lengkap ibu?
Narasumber  : Nama   : Eli Kaeliyah
                        TTL     : Majalengka, 10 Oktober 1977
                    Alamat: Jln. Bapak Suwadi, Ds. Prapatan Kec. Sumberjaya, Kab. Majalengka.
Pewawancara: Bagaimana background pendidikan ibu?
Narasumber : Saya hanya lulusan SD.
Pewawancara: Apa alasan ibu memilih membuat kue cincin?
Narasumber  : Alasannya karena banyak tetangga saya yang menyukai kue cincin yang saya buat, jadi saya berfikir untuk membuka usaha kue cincin.
Pewawancara: Kapan Ibu memulai usaha ini?
Narasumber  : Saya memulai usaha ini sejak tahun 2013.
Pewawancara: Berapa modal awal yang harus ibu keluarkan untuk membuat usaha ini?
Narasumber  : Modal awal saya adalah 500.000 rupiah.
Pewawancara: Apa bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kue cincin?
Narasumber  : Bahan yang saya gunakan dalam membuat kue cincin adalah beras, gula merah dan gula putih, dan minyak.
Pewawancara: berapa harga produk yang ibu buat?
Narasumber   : Harga per pak nya 2500 jika dijual di rumah, namun jika membeli 1 dus biasanya saya memberikan harga per pak 2100 isinya 6  kue cincin, dalam 1 dus terdapat 50 pak kue cincin.
Pewawancara: Berapa keuntungan yang ibu peroleh setiap bulannya?
Narasumber  : Keuntungan bersih yang saya peroleh perbulan sekitar 5 juta-an.
Pewawancara: Apakah ibu memiliki pegawai untuk membantu ibu?
Narasumber  : Ya, saya dibantu oleh beberapa pegawai.
Pewawancara: Berapa banyak pegawai yang membantu ibu?
Narasumber  : Saya dibantu oleh 6 pegawai.
Pewawancara: Apa nama produk kue cincin yang ibu buat?
Narasumber  : nama produknya adalah “Lela”.
Pewawancara: Bagaimana strategi pemasaran yang ibu lakukan untuk mengembangkan usaha ibu?
Narasumber : Saya memasarkan produk saya dengan cara mengisi toko-toko di beberapa pasar, awalnya saya hanya mempunyai pelanggan di satu pasar, namun saya terus mengembangkan usaha saya ke pasar-pasar lain yang berada di majalengka dan Cirebon. Dan sampai saat ini saya sudah mengisi produk yang saya buat ke 6 pasar, yaitu pasar Prapatan, pasar leuwimunding, Jatiwangi, Rajagaluh, Arjawinangun, dan pasar  Plered.
Pewawancara: Bagaimana perjalanan bisnis ibu?
Narasumber : Saya yang awalnya adalah seorang ibu rumah tangga memulai usaha yang saya bangun dari nol, awalnya saya membuat kue cincin untuk keluarga saya dan saya membagikan kue cincin itu kepada tetangga-tetangga saya, setelah itu banyak tetangga saya yang menyukai kue cincin buatan saya dan akhirnya banyak yang memesan kue cincin buatan saya. Setelah itu saya berfikir untuk membangun usaha kue cincin dan mengembangkannya, langkah pertama saya adalah dengan menawarkan produk saya ke pasar terdekat yaitu pasar prapatan, saya melangkah dari toko  ke toko untuk menitipkan produk saya, saat itu ada beberapa toko kue yang tidak mengizinkan saya menitipkan produk saya, namun ada juga yang menerima produk saya, meskipun pada saat itu banyak toko yang menolak saya, saya tidak menyerah dan saya terus berusaha keras agar pemilik toko tersebut mau menerima produk saya, dan Alhamdulilah respon dari konsumen cukup baik, banyak konsumen yang menyukai produk yang saya buat dan pada tahun pertama usaha saya memang tidak banyak berkembang saya hanya mengisi produk ke pasar prapatan dan membuat pesanan. Namun saya tidak begitu saja menyerah saya terus berfikir untuk mengembangkan produk saya. Dan pada akhirnya Alhamdulilah saat ini usaha saya mulai berkembang dari yang dulunya saya hanya menjual produk saya ke pasar prapatan, sekarang saya sudah menjual produk saya ke 6 pasar. Dan dulu saya hanya sendirian membuat kue cincin namun sekarang saya dibantu oleh 6 pegawai.
Pewawancara: pertanyaan yang terakhir adalah apa pesan ibu bagi para pengusaha calon pengusaha?
Narasumber : Pesan saya untuk orang yang ingin memulai usaha adalah jangan takut untuk mencoba, dan jangan menyerah ketika hasil yang yang diperoleh belum menggembirakan, selalu berfikir positif dan selalu bekerja keras untuk memperoleh  hasil yang terbaik.
Pewawancara: Terimakasih atas waktu dan informasi yang telah ibu berikan, dan maaf jika kedatangan saya mengganggu ibu. Saya izin pamit Assalamu’alaikum Wr-Wb.
Narasumber  : Iya terimakasih juga atas kedatangannya de, semoga apa yang saya berikan bisa bermanfaat. Wa’alaikumsalam..   
Kesimpulan
      Produk yang dibuat oleh ibu Eli Kaeliyah adalah kue cincin, yang bahan bakunya adalah beras, gula merah dan putih, dan minyak. Ibu Eli membuat kue cincin dengan dibantu oleh 6 orang pegawainya. Produk yang ia buat telah di jual ke 6 pasar.
      Perjalanan usaha ibu Eli berawal dari nol, pada mulanya ibu Eli yang hanya seorang ibu rumah tangga awalnya ibu Eli membuat kue cincin untuk keluarganya  lalu ibu Eli membagikan kue cincin itu kepada tetangga-tetangganya, setelah itu banyak tetangganya yang menyukai kue cincin buatan ibu Eli dan akhirnya banyak yang memesan kue cincin buatan ibu Eli. Setelah itu ibu Eli berfikir untuk membangun usaha kue cincin dan mengembangkannya, langkah pertama yang dilakukannya adalah dengan menawarkan produknya ke pasar terdekat yaitu pasar prapatan, ibu Eli melangkah dari toko  ke toko untuk menitipkan produk, saat itu ada beberapa toko kue yang tidak mengizinkannya menitipkan produk yang dibuatnya , namun ada juga yang menerimanya, meskipun pada saat itu banyak toko yang menolak kue cincin buatan ibu Eli, namun beliau  tidak menyerah dan terus berusaha keras agar pemilik toko tersebut mau menerima produk yang dibuatnya, dan respon dari konsumennya cukup baik, banyak konsumen yang menyukai produk yang di  buat oleh ibu Eli dan pada tahun pertama usaha nya tidak banyak berkembang beliau hanya mengisi produk ke pasar prapatan dan membuat pesanan. Namun ibu Eli tidak begitu saja menyerah ibu Eli terus berfikir untuk mengembangkan produknya. Dan pada akhirnya usaha yang dijalani ibu Eli berkembang dan pendapatannya mulai bertambah. Dari modal pertamanya yang sebesar 500.000 sekarang mendapatkan keuntungan sebesar 5 jutaan perbulan.
      Background pendidikan ibu Eli hanya lulusan SD, walaupun begitu tekad ibu Eli untuk sukses sangat besar, dan ibu Eli ingin anak-anaknya memperoleh pendidikan yang baik dan melanjutkan pendidikan setinggi mungkin. Karena dahulu ibu Eli ingin melanjutkan sekolahnya namun tidak bisa karena kurangnya kesadaran orangtuanya akan pendidikan, lalu faktor keterbatasan  biaya juga merupakan kendala utama ibu Eli tidak melanjutkan pendidikannya.
      Strategi pemasaran yang dilakukan ibu Eli adalah dengan mengirim produk kue cincin buatannya ke toko-toko kue yang ada di beberapa pasar, seperti di pasar Prapatan, Leuwimunding, Rajagaluh, Jatiwangi, Plered dan pasar Arjawinangun. Selain itu ibu Eli juga menerima pesanan.
     Kekuatan dan kelebihan ibu Eli sehingga bisa sukses adalah karena ibu Eli tidak menyerah ketika pada tahun pertama produknya tidak berkembang namun beliau terus memikirkan cara untuk mengembangkan produknya dan ibu Eli selalu berfikir positif tentang usaha yang dijalaninya. Selain itu bahan-bahan dalam pembuatan kue cincin yang ibu Eli buat adalah bahan-bahan asli  dan tanpa campuran apapun dan ibu Eli mengutamakan cita rasa sebagai faktor utama dalam penjualan produknya. Karena banyak konsumen yang mengatakan jika kue cincin buatan ibu Eli lebih enak dan gurih daripada kue cincin buatan orang lain.
Saran/Pesan
     Jangan takut untuk mencoba  membuka sebuah usaha meskipun melalui proses yang cukup panjang untuk sukses. Jangan pernah menyerah dan selalu semangat dalam berusaha. Selain itu jangan berhenti untuk berdoa kepada Allah dan selalu berfikir positif.


Lampiran
Gambar 1 produk kue cincin yang dibuat ibu Eli


Gambar 2 proses pembuatan kue cincin
Gambar 3. Foto pewawancara (Sofi Mulyani) dengan pemilik usaha kue cincin sebelah kanan (Ibu Eli)
 



No comments:

Post a Comment