PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR DALAM INDUSTRI TEKSTIL
MAKALAH
Oleh:
Nurul Hayati
PROGRAM STUDI
KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
ABSTRAK
PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR DALAM INDUSTRI TEKSTIL
Masalah
utama dalam penulisan makalah ini adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya limbah cair dalam industri tekstil
yang jika dibuang tanpa pengolahan, akan menyebabkan
pencemaran lingkungan yang serius. Dalam pengolahan limbah cair industri tekstil perlu
mengetahui bagaimana karakteristik
limbah tersebut, sehingga pengolahan limbah ini dapat dilakukan degan
metode yang tepat. Penulisan makalah ini dilaksanakan
untuk mencapai beberapa tujuan. Tujuan penulisan makah ini adalah untuk
mengetahui, menjelaskan, dan memaparkan (1) limbah cair dalam industri tekstil;
(2) karakteristik limbah cair
dalam industri tekstil; (3) pengolahan limbah cair dalam industri tekstil.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah karakteristik limbah cair biasanya dinyatakan dalam beberapa
parameter seperti suhu, BOD, COD, TTS, senyawa fenol, dan substansi lain sesuai
sumber limbah; masalah pencemaran air menimbulkan berbagai akibat, baik yang
bersifat biologik, fisik, maupun kimia; dan proses pengolahan limbah cair dalam
industri tekstil mencakup tiga tahap, yaitu pretreatment,
pengolahan utama, dan post treatment.
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah swt., karena atas izin dan rida-Nya, akhirnya
penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul
“Pengolahan Limbah Cair dalam Industri Tekstil”. Selawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Makalah sederhana ini penulis susun dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Literatur Kimia. Pada penyusunan makalah
ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami. Namun berkat
dukungan, dorongan serta motivasi orang terdekat, sehingga penulis mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tien
Setyaningtyas, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing,
2.
Uyi Sulaeman, S.Si., M.Si., Ph.D.,
selaku dosen pengampu, dan
3. pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah yang sederhana ini
bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri umumnya bagi siapapun yang
membacanya.
Purwokerto, April
2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
i
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan
Penulisan................................................................................... 1
D. Manfaat
Penulisan................................................................................. 2
BAB II ISI
A. Karakteristik Limbah Cair dalam Industri Tekstil…............................ 3
B. Bahaya Limbah cair dalam Industri Tekstil terhadap
Pencemaran
Lingkungan...................................................................... 5
C.
Pengolahan
Limbah Cair dalam Industri Tekstil.................................. 5
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia dalam beberapa tahun ini merupakan salah satu
negara penghasil utama tekstil dan bahan sejenisnya. Banyaknya industri tekstil
di Indonesia ini tentunya dapat membawa peningkatan devisa bagi kas negara,
namun di sisi lain limbah industri ini menimbulkan masalah peningkatan
pencemaran lingkungan yang cukup besar. Limbah cair yang dihasilkan oleh
industri tekstil selain mengandung bahan pencemar organik, juga mengandung bahan
pewarna organik yang cenderung sulit untuk diuraikan dalam proses biologis
biasa pada lingkungan. Air limbah yang dihasilkan mengandung polutan bahan
organik zat warna rantai panjang sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk
memecah rantai panjang zat warna ini sebelum diumpan ke dalam proses biologis.
Berdasarkan
pemaparan di atas, penulis berencana untuk menyusun sebuah makalah yang
berjudul “Pengolahan Limbah
Cair dalam Industri Tekstil”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah
ini dapat dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
karakteristik limbah cair dalam industri tekstil?
2. Bahaya apa yang ditimbulkan oleh limbah cair dalam
industri tekstil terhadap pencemaran lingkungan?
3. Bagaimakah proses pengolahan limbah cair dalam industri
tekstil?
C.
Tujuan
Penulisan
Penulisan makalah ini dilaksanakan untuk
mencapai beberapa tujuan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui,
menjelaskan, dan memaparkan:
1.
karakteristik
limbah cair dalam industri tekstil;
2.
bahaya
limbah cair dalam industri tekstil terhadap pencemaran lingkungan;
dan
3.
pengolahan
limbah cair dalam industri tekstil.
D.
Manfaat
Penulisan
Penulisan makalah ini penting karena akan
sangat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut.
1.
Bagi penulis, menambah pengetahuan
tentang pengolahan limbah
cair dalam industri tekstil.
2.
Bagi pembaca, menumbuhkan kesadaran bahaya limbah cair dalam industri tekstil yang
dapat mencemari lingkungan.
BAB II
ISI
A.
Karakteristik Limbah Cair dalam Industri Tekstil
Menurut Effendi (2003), pencemaran air diakibatkan oleh
masuknya bahan pencemar berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat,
sedangkan menurut Simonovic (2006) sumber pencemar air di dunia yang paling
dominan adalah limbah manusia, limbah industri, limbah bahan kimia, dan limbah
pertanian (pestisida dan pupuk).
Limbah cair merupakan bahan-bahan buangan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik yang berwujud cair. Limbah cair
pada suatu industri tekstil umumnya akan diolah terlebih dahulu sebelum
dilepaskan ke alam atau perairan. Namun ada sebagian industri yang langsung
membuangnya tanpa proses pegolahan. Pembuangan limbah secara langsung akan
mencemari lingkungan karena dalam limbah cair industri tekstil terdapat polutan
bahan organik zat warna rantai panjang yang sulit untuk diuraikan dalam proses
biologis biasa pada lingkungan.
Pengetahuan mengenai karakteristik limbah cair dalam
industri tekstil sangat diperlukan dalam upaya pengolahan limbah cair dalam
industri tekstil untuk mengurangi bahayanya terhadap pencemaran lingkungan.
Limbah cair pada umumnya adalah cairan yang mengandung polutan. Polutan inilah
yang menjadi cairan tersebut dapat atau tidak dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. Guna mengurangi bahaya limbah cair bagi lingkungan maka perlu
dilakukan proses pengolahan.
Karakteristik limbah cair biasanya dinyatakan dalam
beberapa parameter seperti suhu, BOD, COD, TTS, senyawa fenol, dan substansi
lain sesuai sumber limbah (Hidayat, 2016).
1.
Suhu
Suhu berperan
pentinng dalam proses pengolahan limbah cair secara biologis. Suhu berpengaruh
pada aktivitas mikroorganisme berkaitan dengan suhu optimum pertumbuhannya.
Organisme akan bekerja secara optimal jika tumbuh pada suhu optimalnya. Suhu
juga mempengaruhi diversitas atau keragaman organisme yang ada. Semakin rendah
suhu maka diversitas organisme akan semakin kecil (Hidayat, 2016). Akibatnya
siklus makann menjadi terhambat dan mengakibatkan lambatnya pemurnian limbah
secara biologis.
2.
BOD (Biochemical
Oxygen Demand)
BOD (Biochemical
Oxygen Demand) adalah analisis
yang dilakukan di laboratorium untuk menguji kualitas limbah khususnya
aktivitas mikroorganisme yang berlangsung di dalam air. Nilai BOD
mengindikasikan jumlah bahan organik yang terdegradasi secara biologis dan
oksigen digunakan untuk mengoksidasi bahan anorganik seperti sulfide dan besi
(Hidayat, 2016).
3.
COD (Chemical
Oxygen Demand)
Menurut Hidayat (2016) COD merupakan penentuan kadar
oksigen yang dibutuhkan untuk oksidasi bahan kimia dalam suatu limbah.
Pengukuran COD membutuhkan waktu yang jauh lebih cepat dibandingkan BOD, yakni
dapat dilakukan selama tiga jam, sedangkan pengukuran BOD dpaling tidak
memerlukan waktu lima hari. Jika korelasi antara BOD dan COD sudah diketahui,
kondisi air limbah dapat diketahui (Siregar, 2005).
4.
TTS (Total Padatan Tersuspensi)
Pengukuran ini terkadang disebut residu yang tidak dapat
disaring, ditetapkan dengan cara menyaring sejumlah volume air limbah melalui
filter membran (atau tikar glass fiber)
dalam cawa Gouch (Jenie dan Rahayu, 1993).
5.
Senyawa Fenol
Fenol bersifat toksik sehingga batas kadar fenol pada air
limbah yang diizinkan hanyalah 1 mgL-1. Pada proses fisika kimia
umumnya fenol dipisahkan dari limbah dengan cara destilasi, ekstaksi, absorpsi,
ionisasi, reserve osmosis, oksidasi dana, dan sebagainya (Hidayat, 2016).
B. Bahaya
Limbah Cair dalam Industri Tekstil terhadap Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan akibat industri tekstil adalah
berupa pencemaran debu dan limbah cair yang berasal dari tumpahan dan air
cucian tempat pencelupan larutan kanji dan proses pewarnaan (Pratiwi, 2010).
Penggunaan bahan-bahan kimia dalam proses industri akan mempengaruhi sifat
kimia air limbah yang dihasilkan (Connell dan Miller, 1995). Beberapa kelompok
organisme yang dapat dijadikan sebagai bioindikator pencemaran air adalah
algae, bakteri, protozoa, makroavertebrata, dan ikan (Sjoo dan Mork, 2009).
Organisme aquatik terutama ikan adalah bioindikator pencemaran yang paling baik
(Alkassasbeh et al., 2009).
Gabungan air limbah pabrik tekstil di Indonesia rata-rata
mengandunng 750 mg/L padatan tersuspensi dan 500 mg/L BOD perbandingan COD :
BOD adalah dalam kisaran 1,5 : 1 sampai 3 : 1 (Risnandar dan Kurniawan, 1998).
Kehidupan normal ikan-ikan yang hidup di sungai akan terganggu jika terjadinya
pencemaran pada badan-badan air termasuk sungai. Pencemaran air mengakibatkan
turunnya kualitas perairan, sehingga daya dukung perairan tersebut terhadap
organisme akuatik yang hidup di dalamnya akan turun. Masalah pencemaran air menimbulkan berbagai
akibat, baik yang bersifat biologik, fisik, maupun kimia. Akibat biologik yang
terlihat jelas di perairan-perairan antara lain berupa kematian ikan atau
sekurang-kurangnya berupa kelainan struktural maupun fungsional ke arah abnormal
(alkassasbeh et al., 2009).
C.
Pengolahan Limbah Cair dalam Industri Tekstil
Menurut Siregar
(2005) proses pengolahan limbah cair dalam industri tekstil mencakup tiga
tahap, yaitu pretreatment, pengolahan
utama, dan post treatment.
1.
Pretreatment
Dalam proses pengolahan air limbah tekstil, pretreatment yang diperlukan meliputi
proses-proses equalisasi, netralisasi, dan cooling.
a.
Equalisasi
Setiap pabrik tekstil yang menggunakan proses finishing
harus dengan unit equalisasi untuk menyamakan volume dan konsentrasinya.
Daerah-daerah pengoperasian dengan konsentrasi tinggi dapat dilengkapi dengan
tangki-tangki penampung untuk menjamin aliran yang merata ke dalam IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah).
b.
Netralisasi
Air limbah dalam bak equalisasi kemungkinan membutuhkan
netralisasi. Netralisasi yang dilakukan terhadap seluruh air limbah lebih murah
dibandingkan dengan netralisasi parsial. Hal ini disebabkan oleh sudah adanya
netralisasi antara beberapa sumber air limbah. Pada umumnya, air limbah
bersifat basa sehingga diperlukan penambahan asam. Bila memungkinkan,
netralisasi dapat dilakukan dengan menggunakan CO2, asam karbonat
murni, atau stack gas.
c.
Cooling
Banyak pabrik tekstil mengeluarkan air limbah dengan
temperatur tinggi sehingga harus didinginkan sebelum dibuang ke badan air
penerima. Kapasitas panas dapat dikembalikan dengan alat-alat penukar panas (heat exchanger) ataupun menggunakan cooling tower sebagai alternatif.
2.
Pengolahan Utama
Dalam pengolahan air limbah tekstil, proses utama
meliputi pengolahan biologis dan pengendapan secara kimia dan flokulasi.
a.
Pengolahan
Biologis
Dalam pegolahan air limbah dari pabrik tekstil, activated sludge merupakan cara
pegolahan biologis yang paling dapat diterima. Perencanaan harus
memperhitungkan waktu yang cukup karena kandungan zat-zat yang sulit diolah
oleh bakteri lebih besar daripada yang terdapat dalam air limbah domestik.
Pengolahan biologis satu tahap (1 stage)
dengan tricklig filter terbukti
kurang efektif. Selain itu, dalam pengolahan biologis perbandingan jumlah
nutrien juga harus diperhatikan.
b.
Pengendapan
secara kimiawi dan flokulasi
Pengendapan secara kimiawi sering diguakan sebagai
pengolahan sekunder. Kebanyakan dari bahan-bahan yang tidak dapat terurai dapat
dihilangkan melalui pengendapan secara kimiawi. Primary precipitation tidak disarankan untuk dilakukan karena
bahan-bahan yang mengendap, yaitu koloid dan materi-materi yang tersuspensi,
dapat disaring oleh activated sludge.
3.
Post
Treatment
Proses-proses terakhir dalam pengolahan air limbah
tekstil adalah filtrasi, adsorpsi, dan oksidasi.
a.
Filtrasi
Proses ini menggunakan multistage filter yayng berupa pasir dan karbon aktif. Dalam
pengolahan ini, kondisi media yang aerobik harus dipertahankan. Oleh karena
itu, diperlukan aerasi sebelum memasuki filter.
b.
Adsorpsi
Bahan untuk adsorpsi yang sering digunakan adalah karbon
aktif. Namun, karbon aktif tidak dapat menghilangkan sisa-sisa bahan pewarna
dan bahan-bahan yang tidak dapat terurai secara biologis. Beberapa bahan kimia
dalam air limbah tekstil dapat diendapkan, diuraikan secara biologis, ataupun
diserap, misalnya PVA (polivinil alkohol).
c.
Oksidasi
Tahapan oksidasi kimia antara lain dilakukan dengan
menggunakan ozon. Ozon memiliki kemampuan untuk menguraikan beberapa zat
organik agar dapat diuraikan oleh bakteri. Dengan demikian, ozonisasi harus
diikuti dengan pengolahan secara biologis. Oksidasi juga diperluakan jika air
limbah mengandung sejumlah besar zat anorganik.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas maka kesimpulan dapat dipaparkan dalam beberapa hal, yaitu :
1.
Karakteristik
limbah cair biasanya dinyatakan dalam beberapa parameter seperti suhu, BOD,
COD, TTS, senyawa fenol, dan substansi lain sesuai sumber limbah
2.
Masalah
pencemaran air menimbulkan berbagai akibat, baik yang bersifat biologik, fisik,
maupun kimia.
3.
Proses
pengolahan limbah cair dalam industri tekstil mencakup tiga tahap, yaitu pretreatment, pengolahan utama, dan post treatment.
B.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut.
1.
Pembaca
diharapkan memiliki wawasan mengenai pengolahan limbah cair dalam industri
tekstil.
2.
Seseorang yang peduli
lingkungan hendaknya berusaha melakukan yang terbaik bagi lingkungannya,
menjaga kestabilan alam, dan mengurangi pencemaran lingkungan yang akan
berdampak pada masa depan bumi kita.
DAFTAR PUSTAKA
Alkassasbeh,
J. Y. M., L. Y. Heng, dan S. Surif, 2009. Toxicity
Testing and The Effect of Landfill Leachate in Malaysia on Behavior of Common
Carp (Cyprinus carpio L., Pisces, Cyprinidae. American Journal of Environmental
Sciences. Volume 5, Issue: 3, pp.: 209-217.
Connell, W. D.
dan J. G. Miller, 1995. Kimia dan
Ekotoksikologi Pencemaran, Penerjemah Yanti Koestoer. Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Effendi,
Hefni, 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Hidayat, Nur,
2016. Bioproses Limbah Cair. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Jenie, Betty
Sri Laksmi dan Winiati Pudji Rahayu, 1993. Limbah
Industri Pangan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Pratiwi, Yuli,
2010. Penentuan Tingkat Pencemaran Limbah Industri Tekstil Berdasarkan
Nurtition Value Coeficient Bioindikator. Jurnal
Teknologi. Volume 3 Nomor 2, pp.: 130.
Risnandar, H.
Dan K. Kurniawan, 1998. Penyerapan Zat
Warna Tekstil dengan Menggunakan Jerami Padi. Laporan Penelitian, FT Undip,
Semarang.
Simonovic,
Slobodan P., 2006. Managing Water Resources
Methods and Tools for a Systems Approach. USA : UNESCO Publishing.
Siregar, Sakti
A., 2005. Instalasi Pengolahan Air
Limbah. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
joo, G. L. Dan Mork E., 2009. Tissue Nutrient Content in Ulva spp. (Chlorophyceae)
as Bioindicator for Nutrient Loading
Along the Coast of East Africa. The Open Environmental
& Biological Monitoring Journal, Volume 2, pp.: 11-17.
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment,STP dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
ReplyDeleteHp:081310849918
Thanks
ReplyDelete