Membaca Permulaan
A. Pengertian
Membaca Permulaan
Membaca permulaan merupakan tahapan
proses belajar pembaca bagi siswa sekolah dasar awal.
Pada
tingkat membaca pormulaan pembaca belum memiliki keterampilan Kemampuan membaca yang sesungguhnya. Tetapi
masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan atau kemampuan membaca.
B. Tujuan
memaca permulaan
Yaitu agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan
tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut.
Menurut
Depdikbud 1994: 4 tujuan membaca yaitu “ agar siswa dapat membaca kata-kata dan
kalimat sederhana dengan lancar dan tepat.”
Pelaksanaan
membaca juga dilakukan dengan dua tahap yaitu membaca perode tanpa buku dan
membaca tanpa buku.
C. Metode
yang digunakan dalm pembelajaran membaca permulaan
1. Metode eja
Didalam metode ini memulai pengajarannya dengan mengenalkan
huruf-huruf alpabetis setelah itu siswa diajak berkenalan dengan suku kata.
Misalnya: b,a – ba (dibaca
be.a – ba)
D,u – du
(dibaca de.u – du)
2. Metode bunyi dan
abjad
Proses
pembelajaran metode ini hampir sama dengan metode eja hanya saja perbedaannya
terletak kepda sistem pelafalan abjad atau huruf.
Misalnya: Huruf b
dilafalkan /beh/
Huruf c
dilafalkan /ceh/
Huruf d
dilafalkan /deh/
Sedankan metode abjad merupakan bagian dari metode eja,
perbedaannya hanya terletak pada cara atau sistem pembacaan (pelafalan) abjad.
Contohnya: En.a – ni
En.i – ni dibaca nani
3. Metode suku kata dan
metode kata
Pada tahap ini diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba,
bi, bu, be, bu bo dan lain-lain. Suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi
kata-kata yang bermakna. Perangkaian kata tersebut bisa menjadi kalimat
sederhana.
Misalnya: Ka – ki ku
– da
Ba – ca bu
– ku
4. Metode global
Biasanya metode ini memperkenalkan gambar dan kalimat hingga
diuraikan menjadi satu kalimat menjadi kata, suku kata menjadi hutuf-huruf.
Misalnya: Ini mimi
I – n – i mi
– mi
I – n – i m
– i – m – i
5. Metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik)
SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan
untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula.
Menurut Momo (1979) mengungkapkan cara, metode dan tahap sebagai berikut:
1 a. Tahap
tanpa buku
Merekam
bahasa siswa, bahasa yang digunakan oleh siswa dalam percakapan mereka kemudian
direkam untuk digunakan sebagai bahan bacaan supaya siswa tidak mengalami
kesulitan menampilkan gambar sedari bercarita.
2 b. Tahap
dengan buku
Tahapan
ini dapat menggunakan cara membaca buku pelajaran, membaca majalah bergambar
dan membaca bacaan yang disusun oleh guru dan siswa.
D.
Faktor-faktor yang menyebabkan anak mengalami kesulitan membaca permulaan
·
Faktor internal: Minat baca, motovasi
dan kepemilikan kompetensi membaca.
·
Faktor eksternal: kurang mengenali huruf
dan membaca kata demi kata
·
Pemparafase yang salah
Dalam
hal ini siswa seringkali melakukan pemenggalan (berhenti membaca) pada tempat
yang tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda baca.
·
Pengulangan
Hal
ini disebabkan oleh faktor tidak mengenali kata, kurang menguasai huruf atau
rendah keterampilannya.
·
Pembalikan
Beberapa
anak melakukan kegiatan membaca dengan menggunakan orientasi dari kanan ke
kiri. Misalnya kata nasi menjadi isan, dan sebagainya.
E.
Cara mengatasi siswa yang sulit membaca permulaan
1.
Bimbingan terhadap anak yang kurang mengenali huruf
2.
Bimbingan terhadap anak yang membaca kata demi kata
3.
Bimbingan terhadap anak yang salah memparafrase
4.
Bimbingan terhadap anak yang sering mengulangi kata
5.
Bimbingan anak terhadap pembalikan kata
Membaca
Lanjut
Merupakan tingkatan proses
penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan.
Dalam membaca lanjut, keterampilan membaca dapat dilakukan apabila si pembaca
telah dapat membaca permulaan.
Tujuan membaca lanjut ialah sebagai
berikut:
a.
Mampu membaca dengan lancar dan dapat menceritakan kembali dengan kata-kata
sendiri.
b.
Mampu membaca bacaan dengan lancar dan memahami isinya.
c.
Dapat mencari kata-kata sukar dengan menggunakan kamus.
d.
Mampu memahami cerita, puisi dan drama serta dapat memberikan kesan
e.
Mampu membaca sekilas suatu teks bacaan dengan menemukan garis besar isinya.
Teknik
membaca lanjut
Pendekatan
pembelajaran yang digunakan dalam membaca lanjut ialah:
1.
Pendekatan komuniktif, yaitu membaca bacaan dan menyatakan pendapat atau
perasaannya.
2. Pendekatan integratif, yaitu membaca dialog
antara dua orang atau lebih secara perorangan, berpasangan atau kelompok.
3. Pendekatan keterampilan proses yaitu
membaca teks bacaan, menemukan gagasan utama dan menjawab pertanyaan yang
diajukan.
4. Pendekatan sistematis, yaitu membaca
novel anak-anak dan membicarakan isinya.
Jenis-jenis
membaca lanjut
ü Membaca
pemahaman (reading for understanding)
Ialah
salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya memahami isi
pesan yang terdapat dalam bacaan, membaca pemahaman lebih menekankan pada
penguasaan isi bacaan.
ü Membaca
memindai (sceaning)
Merupakan
kegiatan membaca yang sangat cepat untuk memperoleh informasi tertentu dari
bacaanya.
ü Membaca
layap (skimming)
Mebaca
layap atau membaca sekilas adalah membaca yang membuat mata kita bergerak cepat
melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mengetahui isi umum atau bagian
dalam suatu bacaan.
ü Membaca
intensif
Adalah
proses membaca yang dilakukan secara seksama, cermat dan teliti dalam
penanganan terperinci yang dilakukan pada saat membaca, karena kegiatan membaca
intensif ini lebih menekankan pada pemahaman isi bacaan.
ü Membaca
nyaring
Merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menyimak.
Dengan kata lain, seluruh siswa yang berada di dalam kelas akan memperhatikan
bahan bacaan.
ü Membaca
dalam hati
Merupakan
jenis kegiatan membaca dalam hati untuk memahami teks bacaan secara mendalam.
No comments:
Post a Comment